4.5.2. Strategi Pembiayaan Usaha
Struktur AHP dalam pembiayaan usaha terdiri dari lima 5 level yaitu, level pertama 1 merupakan fokus penyediaan kredit
untuk modal usaha, level kedua 2 adalah faktor yang mempengaruhi, level ketiga 3 adalah aktor yang berperan, level ke
empat 4 adalah tujuan yang ingin dicapai dan level terakhir adalah alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk mengolah limbah cair.
Selengkapnya struktur AHP dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22. Struktur AHP pembiayaan usaha Berdasarkan survei pakar yang diolah menggunakan teknik
AHP didapatkan prioritas berikut :
Kredit untuk Tambahan Modal
Ketersediaan Kredit
Prosedur Tingkat Bunga
Pemda Kopti
Lembaga Keuangan MIkro
Pengusaha Tahu
Mendapatkan Tambahan Modal
Meningkatkan Skala Usaha
Meningkatkan Investasi
Meningkatkan Pendapatan
Kredit Berbunga Rendah dan Tanpa Agunan
Pinjaman dari Koperasi
Pinjaman Individu Rentenir
Fokus
Faktor
Aktor
Tujuan
Alternatif
Tabel 23. Prioritas faktor, aktor, tujuan dan strategi pembiayaan usaha
Prioritas Faktor Prioritas Aktor
Prioritas Tujuan Prioritas Strategi
Inconsistency =0,07 Inconsistency =0,07
Inconsistency =0,09 Inconsistency =0,07
Ketersediaan kredit
0,614 KOPTI
0,414 Mendapatkan
modal tambahan 0,473
Pinjaman dari koperasi
0,672 Tingkat bunga
0,268 Lembaga
Keuangan Mikro LKM
0,383 Meningkatkan
pendapatan 0,375
Kredit berbunga
rendah 0,265
Prosedur kredit
0,117 Pemda
0,127 Meningkatkan
skala usaha 0,085
Pinjaman dari individu
0,063 Pengusaha tahu
0,76 Meningkatkn
Investasi 0,066
Berdaasarkan hasil AHP faktor yang berpengaruh dalam pembiayaan usaha adalah ketersediaan kredit bagi UMKM 0,614,
tingkat bunga 0,268 dan prosedur kredit 0,117. Aktor yang paling berperan dalam pembiayaan usaha adalah
KOPTI 0,414 dan LKM 0,383. Tujuan utama yang akan dicapai adalah mendapatkan modal tambahan 0,473, sehingga dapat
meningkatkan pendapatan 0,375. Prioritas strategi yang dapat digunakan dalam pembiayaan usaha adalah pinjaman dari koperasi
0,672. Koperasi merupakan mitra yang baik untuk usaha kecil, yaitu sesuai dengan tujuan koperasi mensejahterakan anggotanya,
karena prosedur peminjamannya lebih sederhana dibandingkan di LKM dan perbankan. Maka dari itu, penyaluran kredit usaha melalui
koperasi akan lebih lebih efektif dan efisien untuk mendukung usaha kecil.
Koperasi khususnya yang bergerak dalam usaha simpan pinjam, baik Koperasi Simpan Pinjam KSP maupun Unit Simpan
Pinjam USP merupakan lembaga pembiayaan IKM yang tersebar hampir diseluruh pelosok tanah air dan mampu bertahan pada saat
krisis moneter tahun 199798. KOPTI yang mempunyai kegiatan simpan pinjam merupakan lembaga yang dapat mendukung
penyediaan pembiayaan
untuk IK
tahu dalam
kegiatan pengembangan usahanya melalui pemberian kredit modal kerja atau
investasi.
Gambar 23. Model pembiayaan usaha
4.5.3. Strategi Pengolahan Limbah