Fasilitas OPAC Online Public Access Catalog OPAC

Fasilitas ini dilakukan bertujuan pengguna dapat merujuk ke beberapa perpustakaan atau lembagai informasi lainnya berkaitan dengan bahan perpustakaan yang diinginkan tidak ditemukan di perpustakaan tersebut. Pihak perpustakaan dapat membuat link keberbagai perpustakaan lainnya dengan begitu kepuasan pengguna dapat terealisasi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa OPAC mempunyai berbagai macam fasilitasi, diantaranya yaitu: penelusuran sederhana, penelusuran spesifik, informasi penggunaan, administrasi perpustakaan, dan link ke perpustakaan lain.

5. Kendala dalam Pemanfaatan OPAC

Menurut Bambang Hermanto, bahwa pemakaian OPAC mempunyai masalah dalam pemanfaatan OPAC yaitu: a. Belum semua bahan perpustakaan masuk ke data komputer sehingga pengguna mengalami kesulitan dalam melakukan penelusuran. b. Tergantung aliran listrik, bila listrik mati maka kegiatan penelusuran bahan perpustakaan akan terganggu. 46 Menurut Taufik Ridwan, kendala dalam memanfaatkan OPAC disebabkan karena dua faktor, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disebabkan dari dalam pengguna, yaitu: pengguna tidak mau membuka diri terhadap perkembangan katalog, kurangnya usaha pengguna untuk mempelajari OPAC dan tidak mengertinya pengguna 46 Bambamng Hermanto, “Manfaat Katalog Online Bagi Pengguna Perpustakaan”, artikel dikses pada tanggal 20 juli 2015 dari http:pustaka.uns.ac.id?menu=newsoption=detailnid=245 tentang kegunaan OPAC secara mendalam. Sedangkan bagi pustakawan, tidak mau memahami lebih mendalam tentang OPAC sehingga dapat menjawab kebutuhan pengguna dalam melakukan penelusuran dengan OPAC serta kurangnya kerjasama pustakawan dengan profesi lainnya. Sedangkan kendala eksternal berasal dari fasilitas OPAC itu sendiri dan kebijaksanaan dari lembaga tempat pustakawan bekerja. Selain itu yang menjadi kekurangan dari OPAC adalah kurangnya ketersediaan komputer terminal OPAC untuk menelusur informasi yang dimiliki perpustakaan. 47 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pemakaian OPAC mempunyai masalah dalam pemanfaatan OPAC, baik dari faktor internal maupun eksternal dari perpustakaan itu sendiri.

D. Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis INDOMARC SIP MARC

1. Sistem Informasi Perpustakaan Setelah teknologi komputer digital lahir, perpustakaan pun menerapkan library automation system atau sistem otomatisasi perpustakaan. 48 Sistem otomatisasi perpustakaan library automation system adalah seperangkat aplikasi komputer untuk kegiatan di perpustakaan yang terutama bercirikan penggunaan pangkalan data ukuran besar, dengan kandungan cantuman tekstual yang dominan, dan dengan fasilitas utama dalam hal menyimpang, menemukan, dan menyajikan informasi. 49 47 Taufik Ridwan,”Kajian Pemanfaatan OPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon,”Tesis S2 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2011, h.28. 48 Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri, 2008, h. 265. 49 Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h. 222. Secara lebih spesifik pula, sistem otomatisasi perpustakaan mengandung sedikitnya empat sub-sistem utama, yaitu katalog online, sub-sistem sirkulasi untuk mengelola transaksi peminjaman, sub-sistem serial untuk mengelola koleksi yang berseri jurnal, majalah, suratkabar, dan sebagainya. 50 Istilah sistem otomatisasi perpustakaan ini popular di tahun 1980an dan mulai surut setelah teknologi PC, jaringan lokal, dan pangkalan data relasional mulai merubah lanskap komputerisasi. Sebagai gantinya muncul integrated library system atau sistem perpustakaan terintegrasi. Sistem ini memperlihatkan kemampuan mengintegrasikan data yang lebih meluas, dan dengan demikian memungkinkan manajemen informasi yang lebih komprehensif. 51 Akibat perluasan dan integrasi antara sistem yang digunakan di perpustakaan dengan sistem-sistem lainnya, baik di lingkungan lembaga induk perpustakaan itu, maupun di lingkungan yang lebih luas, maka akhirnya istilah integrated library system juga diperluas menjadi library information system atau sistem informasi perpustakaan. 52 Sistem informasi perpustakaan menurut Gordon B.Darvis yang dikutip oleh Rosita Cahyaningtyas dan Siska Iriyani adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan data 50 Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h. 222. 51 Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h. 265. 52 Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h. 226.