Dari 32 responden hampir seluruhnya 96,9 menjawab mengetahui cara memanfaatkan OPAC di perpustakaan, dan sebagian
kecil 3,1 tidak mengetahuinya. Dari 32 responden hampir seluruhnya 96,9 menjawab
mengetahui cara menelusur di OPAC melalui pencarian sederhana, dan sebagian kecil 3,1 tidak mengetahuinya.
Dari 32 responden hampir setengahnya 43,8 menjawab mengetahui cara menelusur di OPAC melalui pencarian kombinasi, dan
sebagian besar 56,2 tidak mengetahuinya. Dari 32 responden hampir setengahnya 37,5 menjawab
mengetahui cara menelusur di OPAC melalui pencarian tajuk, dan sebagian besar 62,5 tidak mengetahuinya.
Dari 32 responden hampir setengahnya 43,8 menjawab mengetahui arti simbol KC, KK, R, F, A, RA, AF, dan KCA, dan
sebagian besar 56,2 tidak mengetahuinya. Dari 32 responden hampir setengahnya 37,5 menjawab
mengetahui cara melihat informasi status koleksi sedang dipinjam, tersedia, sedang ditahan, rusak, dalam cadangan, dipesan, hilang, dalam
perbaikan, dan jumlah keseluruhan koleksi. sebagian besar 76,5 responden tidak mengetahui cara melihat informasi status koleksi tersebut.
Dari 32 responden sebagian besar 62,5 menjawab mengetahui cara melihat lokasi keberadaan koleksi melalui OPAC, dan hampir
setengahnya 37,5 tidak mengetahuinya.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar pemustaka sudah mengetahui OPAC SIP MARC, namun pemustaka
belum familiar dalam memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada pada OPAC SIP MARC.
3. Perilaku Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC
Tabel 4.9 Memanfaatkan OPAC Untuk Mencari Koleksi
Memanfaatkan OPAC untuk mencari koleksi Frekwensi
Selalu 12
23,5 Sering
15 29,4
Kadang-kadang 19
37,3 Tidak pernah
5 9,8
Jumlah 51
100
Berdasarkan tabel 4.9 responden yang menjawab memanfaatkan OPAC untuk mencari koleksi yaitu sebagian kecil 23,5 selalu
memanfaatkan OPAC, hampir setengahnya 29,4 sering memanfaatkan OPAC, hampir setangahnya 37,3 kadang-kadang memanfaatkan
OPAC, dan sebagian kecil 9,8 tidak pernah memanfaatkan OPAC. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa umumnya
para responden kadang-kadang dalam memanfaatkan OPAC untuk mencari koleksi.
Tabel 4.10 Cara yang Biasa Dilakukan dalam Menemukan Koleksi
Cara menemukan koleksi Frekwensi
Langsung mencari ke rak koleksi 17
33,3 Memanfaatkan OPAC kemudian
mencari ke rak koleksi 30
58,8 Bertanya kepada pustakawanpetugas
4 7,9
Lainnya
Jumlah 51
100
Berdasarkan tabel 4.10 terungkap cara yang biasa dilakukan pemustaka dalam menemukan koleksi, hampir setengahnya 33,3
responden yang menjawab langsung mencari ke rak koleksi, setengahnya 58,8 yang menjawab memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak
koleksi, sebagian kecil 7,9 yang menjawab bertanya kepada pustakawanpetugas, dan tidak ada satupun 0 yang menjawab lainnya.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa umumnya para responden dalam menemukan koleksi adalah memanfaatkan OPAC,
kemudian disusul dengan langsung ke rak koleksi dan bertanya kepada pustakawanpetugas.
Tabel 4.11 Perbandingan Menemukan Koleksi Melalui OPAC dengan Langsung
ke Rak Menemukan koleksi melalui
OPAC lebih mudah Frekwensi
Sangat setuju 7
13,7
Setuju 42
82,3 Tidak Setuju
1 2
Sangat tidak setuju 1
2
Jumlah 51
100
Berdasarkan tabel 4.11 terungkap bahwa menemukan koleksi melalui OPAC lebih mudah dibanding dengan langsung ke rak. Sebagian
kecil 13,7 responden menjawab sangat setuju, hampir seluruhnya 82,3 setuju, sebagian kecil 2 tidak setuju, dan sebagian kecil 2
sangat tidak setuju. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian
besar pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta setuju bahwa menemukan koleksi melalui OPAC lebih mudah dibanding dengan
langsung ke rak.
Tabel 4.12 Cara Paling Efektif dan Efisien dalam Menemukan Koleksi
Cara paling efektif dan efisien dalam menemukan koleksi
Frekwensi
Memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi
34 66,7
Langsung mencari ke rak koleksi 13
25,5 Bertanya kepada petugas perpustakaan
4 7,8
Bertanya kepada teman Lainnya
Jumlah 51
100