Perilaku Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC

Setuju 42 82,3 Tidak Setuju 1 2 Sangat tidak setuju 1 2 Jumlah 51 100 Berdasarkan tabel 4.11 terungkap bahwa menemukan koleksi melalui OPAC lebih mudah dibanding dengan langsung ke rak. Sebagian kecil 13,7 responden menjawab sangat setuju, hampir seluruhnya 82,3 setuju, sebagian kecil 2 tidak setuju, dan sebagian kecil 2 sangat tidak setuju. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta setuju bahwa menemukan koleksi melalui OPAC lebih mudah dibanding dengan langsung ke rak. Tabel 4.12 Cara Paling Efektif dan Efisien dalam Menemukan Koleksi Cara paling efektif dan efisien dalam menemukan koleksi Frekwensi Memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi 34 66,7 Langsung mencari ke rak koleksi 13 25,5 Bertanya kepada petugas perpustakaan 4 7,8 Bertanya kepada teman Lainnya Jumlah 51 100 Berdasarkan tabel 4.12 cara paling efektif dan efisien dalam menemukan koleksi yaitu sebagian besar 66,7 responden menjawab memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi, sebagian kecil 25,5 menjawab langsung mencari ke rak koleksi, sebagian kecil 7,8 menjawab bertanya kepada petugas perpustakaan, tidak ada satupun 0 menjawab bertanya kepada teman, dan tidak ada satupun 0 menjawab lainnya. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta berpendapat cara paling efektif dan efisien dalam menemukan koleksi adalah memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi. Tabel 4.13 Koleksi yang Dicari di OPAC Koleksi yang dicari Frekwensi Buku 51 100 Authority tag Bahan kartografi Berkas computer Manuskrip Rekaman suara Rekaman video dan film Serial Jumlah 51 100 Berdasarkan tabel 4.13 terungkap bahwa koleksi yang dicari di OPAC adalah seluruhnya 100 responden menjawab buku. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa OPAC Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta seluruhnya dimanfaatkan untuk mencari buku. Tabel 4.14 Kata Kunci yang Digunakan dalam Mencari Koleksi di OPAC B e r Berdasarkan tabel 4.14 kata kunci yang digunakan pemustaka dalam mencari koleksi di OPAC yang menjawab melalui judul adalah setengahnya 53,7 melalui judul, sebagian kecil 4,2 melalui nomor panggil dan penerbit, sebagian kecil 16,8 melalui pengarang, sebagian kecil 9,5 melalui sembarang, dan sebagian kecil 11,6 melalui subyek. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta lebih banyak mencari melalui judul dibanding dengan melalui nomor panggil, penerbit, pengarang, sembarang, dan subyek. Tabel 4.15 Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Sederhana Pemanfaatan pencarian sederhana Frekwensi Selalu 12 23,5 Kata kunci yang digunakan Frekwensi Judul 51 53,7 Nomor panggil 4 4,2 Penerbit 4 4,2 Pengarang 16 16,8 Sembarang 9 9,5 Subyek 11 11,6 Jumlah 95 100 Sering 16 31,4 Kadang-kadang 20 39,2 Tidak pernah 3 5,9 Jumlah 51 100 Berdasarkan tabel 4.15 tentang pemanfaatan OPAC melalui pencarian sederhana, sebagian kecil 23,5 responden menjawab selalu memanfaatkan, hampir setengahnya 31,4 menjawab sering memanfaatkan, hampir setengahnya 39,2 menjawab kadang-kadang memanfaatkan, dan sebagian kecil 5,9 menjawab tidak pernah memanfaatkan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hampir setengahnya pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta kadang-kadang memanfaatkan OPAC melalui pencarian sederhana. Tabel 4.16 Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Kombinasi Pemanfaatan pencarian kombinasi Frekwensi Selalu 1 2 Sering 2 3,9 Kadang-kadang 11 21,6 Tidak pernah 37 72,5 Jumlah 51 100 Berdasarkan tabel 4.16 tentang pemanfaatan pencarian kombinasi, sebagian kecil 2 selalu memanfaatkan, sebagian kecil 3,9 sering memanfaatkan, sebagian kecil 21,6 kadang-kadang memanfaatkan, dan sebagian besar 72,5 tidak pernah memanfaatkan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta tidak pernah memanfaatkan OPAC melalui pencarian kombinasi. Tabel 4.17 Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Tajuk B d Berdasarkan tabel 4.17 tentang pemanfaatan pencarian tajuk, tidak ada satupun 0 responden yang menjawab selalu memanfaatkannya, sebagian kecil 5,9 sering memanfaatkan, sebagian kecil 19,6 kadang-kadang memanfaatkan, dan sebagian besar 74,5 tidak pernah memanfaatkan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta tidak pernah memanfaatkan OPAC melalui pencarian tajuk. Tabel 4.18 Penemuan Koleksi di OPAC Penemuan koleksi di OPAC Frekwensi Selalu 3 5,9 Sering 13 25,5 Kadang-kadang 30 58,8 Tidak pernah 5 9,8 Jumlah 51 100 Pemanfaatan pencarian tajuk Frekwensi Selalu Sering 3 5,9 Kadang-kadang 10 19,6 Tidak pernah 38 74,5 Jumlah 51 100 Berdasarkan tabel 4.18 tentang penemuan koleksi di OPAC, sebagian kecil 5,9 responden menjawab selalu menemukan koleksi di OPAC, sebagian kecil 25,5 menjawab sering, sebagian besar 58,8 menjawab kadang-kadang, dan sebagian kecil 9,8 menjawab tidak pernah. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa para responden kadang-kadang menemukan koleksi yang ada di OPAC. Tabel 4.19 Perilaku Pemustaka Ketika Gagal Menemukan Koleksi di OPAC Perilaku pemustaka ketika gagal menemukan koleksi di OPAC Frekwensi Mencoba lagi di OPAC dengan menggunakan pilihan lain 10 19,6 Langsung mencari ke rak koleksi 19 37,3 Bertanya kepada petugas perpustakaan 18 35,3 Pindah ke perpustakaan lain Tidak mencobanya lagi 4 7,8 Lainnya Jumlah 51 100 Berdasarkan tabel 4.19 tentang perilaku pemustaka ketika gagal menemukan koleksi di OPAC, sebagian kecil 19,6 responden menjawab mencoba lagi di OPAC dengan menggunakan pilihan lain, hampir setengahnya 37,3 menjawab langsung mencari ke rak koleksi, hampir setengahnya 35,3 menjawab bertanya kepada petugas perpustakaan, tidak ada satupun 0 menjawab pindah ke perpustakaan lain, sebagian kecil 7,8 menjawab tidak mencobanya lagi, dan tidak ada satupun 0 yang menjawab lainnya. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa langsung mencari ke rak koleksi adalah perilaku pemustaka yang paling banyak dilakukan ketika gagal menemukan koleksi di OPAC. Tabel 4.20 Perilaku Pemustaka Ketika Tempat OPAC Penuh Perilaku pemustaka ketika tempat OPAC penuh Frekwensi Menunggu antrian didekat komputer OPAC 14 27,5 Langsung mencari ke rak koleksi 20 39,2 Bertanya kepada petugas perpustakaan 17 33,3 Lainnya Jumlah 51 100 Berdasarkan tabel 4.20 tentang perilaku pemustaka ketika tempat OPAC penuh, hampir setengahnya 27,5 responden menjawab menunggu antrian didekat komputer OPAC, hampir setengahnya 39,2 menjawab langsung mencari ke rak koleksi, hampir setengahnya 33,3 menjawab bertanya kepada petugas perpustakaan, dan tidak ada satupun 0 yang menjawab lainnya. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa langsung mencari ke rak koleksi juga merupakan perilaku pemustaka yang paling banyak dilakukan ketika tempat OPAC penuh. Tabel 4.21 Kendala Memanfaatkan OPAC Kendala memanfaatkan OPAC Frekwensi Tidak bisa memanfaatkan fasilitas penelusuran misalnya pencarian sederhana, kombinasi, dan tajuk 7 8,3 Terlalu banyak hasil pencarian sehingga membutuhkan banyak waktu 4 4,8 Hasil pencarian yang tidak relevan dengan permintaan Query 8 9,5 Sulit menentukan kata kunci yang benar-benar sesuai 10 11,9 Jumlah komputer OPAC yang tidak memadai 43 51,2 Lainnya: Informasi status koleksi di OPAC tidak sama dengan yang ada di rak. 12 14,3 Jumlah 84 100 Berdasarkan tabel 4.21 tentang kendala memanfaatkan OPAC, sebagian kecil 8,3 responden menjawab karena tidak bisa memanfaatkan fasilitas penelusuran misalnya pencarian sederhana, kombinasi, dan tajuk, sebagian kecil 4,8 menjawab karena terlalu banyak hasil pencarian sehingga membutuhkan banyak waktu, sebagian kecil 9,5 menjawab karena hasil pencarian yang tidak relevan dengan permintaan Query, sebagian kecil 11,9 menjawab karena sulit menentukan kata kunci yang benar-benar sesuai, setengahnya 51,2 menjawab karena jumlah komputer OPAC yang tidak memadai, dan sebagian kecil 14,3 menjawab lainnya yaitu informasi di OPAC tidak sama dengan yang ada di rak. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hampir setengahnya kendala pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam memanfaatkan OPAC yaitu karena jumlah komputer OPAC yang tidak memadai.

C. Pembahasan

1. Identitas Responden

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan, sebagian besar pemustaka yang terdapat di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta berjenis kelamin perempuan sebanyak 29 56,9. Data selanjutnya adalah mengenai kategori pemustaka. Di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta terdapat dua kategori pemustaka, yaitu pemustaka yang sudah menjadi anggota dan belum menjadi anggota non anggota. Dalam keanggotaan di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, pemustaka yang berkunjung tidak secara otomatis menjadi anggota. Oleh karena itu hampir setengahnya pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta sebanyak 22 responden 45,1 tidak menjadi anggota perpustakaan non anggota. Untuk menjadi anggota perpustakaan berdasarkan buku petunjuk penggunaan koleksi perpustakaan yang diterbitkan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2014, pemustaka hanya melampirkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk KTP Kartu Keluarga KK Kartu Pelajar. Untuk itu pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang berkunjung sebagian besar sudah menjadi anggota yaitu sebanyak 29 responden 54,9. Menurut Undang-Undang No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, ras, agama, dan status sosial ekonomi. Pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta terdapat berbagai macam jenis pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian, pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta sebagian besar yang berkunjung adalah mahasiswa sebanyak 29 responden 54,9 dan sebagian kecil sebanyak 12 responden 23,5 terdiri dari pegawai. 2. Pengetahuan Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC Untuk mengetahui apakah OPAC SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah DKI Jakarta sudah dimanfaatkan oleh pemustaka, maka penulis meneliti berbagai macam pengetahuan tentang OPAC yang di miliki oleh pemustaka. Pengetahuan pertama mengenai apa itu OPAC atau katalog online. Menurut Lucy A.Tedd, OPAC adalah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum, dan dapat digunakan pemakai untuk menelusur pangkalan data katalog, untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan karya tertentu, untuk mendapatkan infomasi tentang lokasinya, dan jika sistem katalog dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pemakai dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari sedang tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam. Berdasarkan pengertian OPAC tersebut, dari 51 responden sebagian besar 62,7 responden di Perpustakaan Umum daerah Provinsi DKI Jakarta sudah mengetahui apa itu OPAC katalog online dan hampir setengahnya 37,3 responden tidak mengetahuinya. Karena mengetahui apa itu OPACkatalog online merupakan pengetahuan dasar, maka pengetahuan selanjutnya yang akan dibahas hanya kepada responden yang mengetahui apa itu OPACkatalog online sebanyak 32 responden 62,7. Pengetahuan selanjutnya mengenai manfaat OPAC yang dapat membantu dan memudahkan pemustaka dalam menemukan koleksi. Menurut J.H Bowman dalam bukunya Essential Cataloguing, alasan utama perpustakaan dalam menyediakan katalog adalah untuk memungkinkan dan membantu memudahkan pemustaka dalam melakukan pencarian yang mereka inginkan di perpustakaan. Dari teori tersebut, hampir seluruhnya 96,9 dari 32 responden mengetahui OPAC atau katalog online dapat membantu dan memudahkan pemustaka dalam pencarian koleksi. Berdasarkan hal tersebut, maka pemustaka di