80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil Uji Serempak Uji F menunjukkan bahwa Periklanan dan Harga secara
serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Pasta gigi Pepsodent di Kec. Padangsidimpuan Batunadua Kota
Padangsidimpuan. 2.
Hasil Uji Parsial Uji t menunjukkan bahwa secara parsial Periklanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Pasta gigi
Pepsodent di Kec. Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpuan. 3.
Hasil Uji Parsial Uji t menunjukkan bahwa secara parsial Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Pasta gigi
Pepsodent di Kec. Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpuan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, diberikan saran-saran sebagai berikut: 1.
Bagi Perusahaan Diharapkan agar menjaga kebijakan harga yang lebih kompetitif dengan
menambah variasi produk dan harga yang lebih beragam sesehingga konsumen memiliki lebih banyak pilihan dalam keputusan pembelian pasta
gigi Pepsodent. Hal ini karena harga memiliki sensitivitas tertentu bagi konsumen. Beberapa responden menilai bahwa harga pasta gigi Pepsodent
Universitas Sumatera Utara
81
lebih mahal dibanding harga pasta gigi merek lain sehingga terkadang responden beralih ke pasta gigi merek lain yang menawarkan harga yang
lebih murah. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam melakukan penelitian sejenis serta diharapkan menambah variabel lain yang tidak
diikutsertakan pada penelitian ini sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih luas.
Universitas Sumatera Utara
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Periklanan 2.1.1 Pengertian Iklan
Menurut Kotler dan Amstrong 2012 : 454 iklan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara nonpersonal oleh suatu
sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Menurut Bearden dan Ingram 2007: 393 iklan adalah elemen komunikasi pemasaran yang persuasif,
nonpersonal, dibayar oleh sponsor dan disebarkan melalui saluran komunikasi massa untuk mempromosikan pemakaian barang, atau jasa. Kemudian menurut
Gitosudarmo 2008 : 228 adalah : Periklanan adalah merupakan alat utama bagi perusahaan untuk mempengaruhi konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan
oleh pengusaha lewat surat kabar, radio, majalah, televisi ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang di pinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis.”
Dari beberapa pendapatan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan suatu bentuk komunikasi massa; radio, surat kabar, majalan, dan
sebagainya. Sehingga advertising mempunyai sifat non personal dan merupakan suatu alat untuk mempromosikan produk atau jasa tanpa mengadakan kontak
langsung serta si pemasang iklan harus membayar dengan tarif tertentu yang berlaku.
Kegiatan periklanan berarti kegiatan menyebarluaskan berita informasi kepada pasar masyarakatkonsumen. Masyarakat perlu diberitahu siapa
sponsor yang bertindak melalui media iklan tersebut. Dalam hal ini pihak
Universitas Sumatera Utara
15
sponsor membayar kepada media yang membawakan berita itu. Kegiatan periklanan ini adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antara
penjual dan pembeli, sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dalam cara yang efisien dan efektif, dalam hal ini komunikasi dapat menunjukkan cara-cara
untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan.
2.1.2 Tujuan Periklanan
Tjiptono dalam Raviany 2011: 41 berpendapat bahwa iklan memiliki tiga tujuan utama, yaitu menginformasikan produk yang ditawarkan dan menciptakan
permintaan awal, membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan, serta mengingatkan konsumen mengenai keberadaan
suatu produk serta berupaya melekatkan nama atau merek produk tertentu di benak konsumen.
Selain itu Rossiter dan Percy dalam Raviany 2011: 41 mengklasifikasikan tujuan iklan sebagai efek komunikasi, antara lain:
1. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan category need. 2. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada
konsumen brand awareness. 3. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk brand attitude.
4. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk brand purchase intention
5. Menanamkan citra produk dan perusahaan positioning
Kotler dan Keller 2007: 244 mengatakan bahwa tujuan-tujuan iklan harus mengalir dari keputusan-keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran
Universitas Sumatera Utara
16
sasaran yang dituju, pemosisian pasar, dan program pemasaran. Tujuan sasaran iklan merupakan suatu tugas komunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya harus
diperoleh pada audiens tertentu dalam kurun waktu tertentu. Tujuan iklan dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan, membujuk,
mengingatkan atau memperkuat.
1. Iklan Informatif Dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan untuk produk
baru atau ciri baru produk yang sudah ada. 2. Iklan Persuasif
Dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa.
3. Iklan Pengingat Dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali.
4. Iklan Penguatan Dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah
melakukan pilihan yang tepat.
2.1.3 Sifat-sifat Iklan
Menurut Kotler dalam Raviany 2011: 41, suatu iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Public Presentation, maksudnya iklan memungkinan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan. Sifat umum iklan
memberikan legitimasi pada produk tersebut dan juga menyiratkan suatu tawaran yang standarisasi.
Universitas Sumatera Utara
17
2. Pervasiveness, artinya pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi dan memungkinkan pembeli dapat
membandingkan pesan dari berbagai pesaing. 3. Amplified Expresiveness, maksudnya iklan mampu mendramatisasi
perusahaan dan produknya melalui gambar, warna dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak.
4. Impersonality, artinya iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang
monolog satu arah.
2.1.4 Jenis-jenis Iklan Menurut Tjiptono 2005: 227 iklan dapat diklasifikasikan berdasarkan
berbagai aspek, di antaranya dari aspek isi pesan, tujuan, dan pemilik iklan. 1. Dari aspek isi pesan
a. Product advertising, yaitu iklan yang berisi informasi produk barang dan jasa suatu perusahaan. Ada dua jenis iklan yang termasuk kategori ini, yaitu:
1. Direct-action advertising, yaitu iklan produk yang didesain sedemikian rupa untuk mendorong tanggapan segera dari khalayak atau pemirsa
2. Indirect-action advertising, yaitu iklan produk yang didesain untuk menumbuhkan permintaan dalam jangka panjang.
b. Institutional advertising, yaitu iklan yang didesain untuk memberi informasi tentang usaha bisnis pemilik iklan dan membangun goodwill serta image
positif bagi organisasi. Institutional advertising terbagi atas:
Universitas Sumatera Utara
18
1. Patronage advertising, yakni iklan yang menginformasikan usaha bisnis pemilik iklan.
2. Iklan layanan masyarakat public service advertising, yakni iklan yang menunjukan bahwa pemilik iklan adalah warga yang baik, karena
memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. 2. Dari aspek tujuan
a. Pioneering advertising informative advertising, yaitu iklan yang berupaya menciptakan permintaan awal primary demand.
b. Competitive advertising persuasive advertising, yaitu iklan yang berupaya mengembangkan pilihan pada merek tertentu.
c. Reminder advertising, yaitu iklan yang berupaya melekatkan nama atau merek produk tertentu di benak khalayak.
3. Dari aspek pemilik iklan Ada dua jenis iklan berdasarkan aspek pemilik iklan, yaitu :
a. Vertical cooperative advertising, yaitu iklan bersama para anggota saluran distribusi, misalnya di antara para produsen, pedagang grosir, agen, dan
pengecer. b. Horizontal cooperative advertising, yaitu iklan bersama dari beberapa
perusahaan sejenis. Sedangkan menurut Swastha dan Handoko 2008:370 periklanan dapat
dibedakan ke dalam dua golongan. Jenis periklanan tersebut adalah :
Universitas Sumatera Utara
19
1. Pull Demand Advertising Pull demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada pembeli
akhir agar permintaan produk bersangkutan meningkat. Biasanya produsen menyarankan kepada para konsumen untuk membeli produknya ke penjual
terdekat. Pull demand advertising juga disebut consumer advertising. 2. Push Demand Advertising
Push demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada para penyalur. Maksudnya agar para penyalur bersedia meningkatkan permintaan
produk bersangkutan dengan menjualkan sebanyak-banyaknya ke pembelipengecer. Barang yang diiklankan biasanya berupa barang industri.
Push demand advertising juga disebut trade advertising. Menurut Lee dan Carla 2007, periklanan sering kali diklasifikasikan
dalam beberapa tipe besar, yaitu sebagai berikut : 1. Periklanan Produk
Porsi utama pengeluaran periklanan dibelanjakan untuk produk, berupa presentasi dan promosi produk-produk baru, produk-produk yang ada, dan
produk-produk hasil revisi. 2. Periklanan Eceran
Berlawanan dengan iklan produk, periklanan eceran bersifat lokal dan berfokus pada toko, tempat dimana beragam produk dapat dibeli atau
dimana satu jasa dapat ditawarkan. Periklanan eceran memberikan tekanan pada harga, ketersediaan, lokasi dan jam-jam operasi.
Universitas Sumatera Utara
20
3. Periklanan Korporasi Fokus periklanan ini adalah membangun indentitas korporasi atau untuk
mendapatkan dukungan publik terhadap sudut pandang organisasi. Kebanyakan periklanan korporasi dirancang untuk menciptakan citra
menguntungkan bagi sebuah perusahaan dan produk-produknya. 4. Periklanan Bisnis ke Bisnis
Periklanan ini ditujukan kepada para pelaku industri, pedagang perantara pedagang partaipengecer, serta para profesional.
5. Periklanan Politik Periklanan ini dirancang untuk tujuan politik, seringkali digunakan para
politisi untuk membujuk orang agar memilih mereka atau pemerintah dalam rangka memperbaiki reputasi negara dan lain-lain.
6. Periklanan Direktori Bentuk terbaik periklanan direktori yang dikenal adalah Yellow Pages,
meskipun sekarang terdapat berbagai jenis direktori yang menjalankan fungsi serupa seperti yang banyak dilihat pada media internet. Pada
umumnya orang melihat periklanan direktori untuk menemukan cara membeli sebuah produk atau jasa.
7. Periklanan Respon Langsung Periklanan respon langsung melibatkan komunikasi dua arah di antara
pengiklan dan konsumen. Periklanan ini menggunakan berbagai media seperti pos, televisi, koran, majalah dan konsumen dapat menanggapinya
melalui pos, telepon, faks dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
21
8. Periklanan Pelayanan Masyarakat Periklanan pelayanan masyarakat dirancang untuk kepentingan masyarakat
dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat. Iklan-iklan ini diciptakan bebas biaya oleh para profesional periklanan, dengan ruang dan waktu iklan
merupakan hibah oleh media. 9. Periklanan Advokasi
Periklanan advokasi berkaitan dengan penyebaran gagasan-gagasan dan klarifikasi isu sosial yang kontroversial dan menjadi kepentingan
masyarakat. Perusahaan yang menerapkan strategi periklanan pada masalah sosial seperti konservasi alam semakin bertambah banyak.
2.1.5 Periklanan yang Efektif
Untuk melakukan promosi, perusahaan harus merancang atau mendesain pesan-pesan menjadi efektif. Idealnya, pesan harus mendapat perhatian
Attention, mempertahankan minat Interest, membangkitkan hasrat Desire, dan meraih tindakan Action kerangka kerja dikenal sebagai model AIDA.
Banyak dari yang kita temukan bahwa hanya sedikit pesan yang membawa konsumen dari kesadaran sampai pembelian, tetapi kerangka kerja AIDA
menyarankan kualitas pesan baik yang diinginkan Kotler dan Armstrong, 2008:125. Model AIDA digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
22
Sumber: Kotler dan Armstrong, 2008:125
Gambar 2.1 Model AIDA
.
Model AIDA merupakan proses pengambilan keputusan pembelian yaitu suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli, prosesnya yang
diawali dengan tahap menaruh perhatian Attention terhadap barang atau jasa, kemudian jika berkesan dia melangkah ke tahap ketertarikan Interest untuk
mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut, jika intensitas ketertarikannya kuat maka berlanjut ke tahap memiliki hasrat atau
keinginan Desire karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya. Jika hasrat dan keinginannya begitu kuat baik karena
dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil keputusan membeli Action to buy barang atau
jasa yang di tawarkan. Jadi, tujuan dilakukan promosi adalah untuk menghasilkan respons pembelian.
Pembelian adalah hasil dari proses pengambilan keputusan konsumen yang panjang. Perusahaan harus mengetahui di tahap mana konsumen berada dan
ke tahap mana mereka harus digerakkan. Mengacu pada pendapat Kotler dan Armstrong 2008:124, konsumen mungkin berada di dalam satu dari enam tahap
kesiapan pembeli buyer-readiness stage. Tahap-tahap yang biasa dilalui
Universitas Sumatera Utara
23
konsumen untuk melakukan pembelian, meliputi kesadaran, pengetahuan, rasa suka, preferensi, keyakinan, dan pembelian. Dalam buku Marketing Management,
terdapat model hierarki respons hierarchy-of-effects model yang terdiri dari awareness, knowledge, liking, preference, conviction, dan purchase.
Pada model ini, konsumen dianggap memiliki keterlibatan yang tinggi dengan kategori produk dan diferensiasi tinggi dirasakan di dalamnya.
Keterlibatan dan diferensiasi terdiri dari tiga urutan, yakni learn-feel-do, jika konsumen mengalami keterlibatan tinggi maka sepenuhnya menyadari tingkat
keberadaan suatu produk, perhatian dan kesadaran hanya perlu dipertahankan dan upaya perlu diterapkan untuk tugas-tugas komunikasi lainnya. Jika konsumen
memiliki tingkat kesadaran yang cukup, mereka akan dengan cepat mendorong ke pembelian dengan sedikit bantuan dari unsur-unsur lain.
Pengenalan dan citra merek dapat dirasakan oleh beberapa pemicu yang cukup untuk merangsang respons. Persyaratan dalam situasi seperti ini akan
memperbaiki dan memperkuat tingkat kesadaran sehingga membangkitkan ketertarikan dan merangsang keterlibatan selama mengingat kembali atau
pengenalan. Terdapat tiga respons konsumen sebagai penerima komunikan, berupa cognitive tahap kesadaran yaitu membentuk kesadaran informasi tertentu,
affective tahap pengaruh yaitu memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu reaksi pembelian, behavioral atau conative tahap tindakan pembelian yaitu
membentuk pola khalayak menjadi perilaku selanjutnya pembelian ulang. Kotler dan Keller, 2012:502. Pada Gambar 2.2 berikut dapat dilihat penerapan
iklan dengan konsep AIDA:
Universitas Sumatera Utara
24
Sumber : Kotler dan Keller. 2012: 502
Gambar 2.2 Konsep AIDA
2.2 Harga 2.2.1 Pengertian Harga
Kotler dan Amstrong 2012:314 mengatakan bahwa harga merupakan jumlah uang yang dibebankan untuk produk atau jasa, atau lebih jelasnya adalah
jumlah dari semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan sebuah manfaat dengan memiliki atau menggunakankan sebuah produk atau jasa.
Swastha 2010:147 mengemukakan harga adalah jumlah uang ditambah beberapa barang kalau mungkin yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Harga merupakan sejumlah uang yang ditagih atas suatu produk atau jasa,
atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa Kotler dan Amstrong,
2008: 345.
Universitas Sumatera Utara
25
Harga yang ditetapkan oleh perusahaan tepat dan sesuai dengan daya beli konsumen maka pemilihan suatu produk tertentu akan dijatuhkan pada produk
tersebut Griffin dan Ebert, 2007 : 281. Oleh karena itu, penetapan harga harus didasarkan dengan nilai, manfaat dan kualitas produk Harga adalah sejumlah uang
yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau
menggunakan suatu produk atau jasa Kotler dan Amstrong, 2008 : 345.
2.2.2 Tujuan Penentuan Harga
Menurut Kotler dan Keller 2009:76, ada lima tujuan utama dalam menetapkan harga :
1. Kemampuan bertahan Perusahaan mengejar kemampuan bertahan sebagai tujuan utama mereka jika
mereka mengalami kelebihan kapasitas, persaingan ketat, atau keinginan konsumen yang berubah. Selama harga menutup biaya variabel dan biaya
tetap maka perusahaan tetap berada dalam bisnis. 2. Laba saat ini maksimum
Banyak perusahan berusaha menetapkan harga yang akan memaksimalkan laba saat ini. Perusahaan memperkirakan permintaan dan biaya yang
berasosiasi dengan harga alternatif dan memilih harga yang menghasilkan laba saat ini, arus kas, atau tinkat pengembalian atas investasi maksimum.
3. Pangsa Pasar Maksimum Perusahaan percaya bahwa semakin tinggi volume penjualan, biaya unit akan
semakin rendah dan laba jangka panjang semakin tinggi. Perusahaan
Universitas Sumatera Utara
26
menetapkan harga terendah mengasumsikan pasar sensitif terhadap harga. Strategi penetapan harga penetrasi pasar dapat diterapkan dalam kondisi :
a. Pasar sangat sensitif terhadap harga dan harga yang rendah merangsang pertumbuhan pasar.
b. Biaya produksi dan distribusi menurun seiring terakumulasinya pengalaman produksi.
c. Harga rendah mendorong persaingan aktual dan potensial. 4. Market Skiming Pricing
Perusahaan mengungkapkan teknologi baru yang menetapkan harga tinggi untuk memaksimalkan memerah pasar dimana pada mulanya harga
ditetapkan tinggi dan secara perlahan turun seiring waktu. Skiming pricing digunakan dalam kondisi sebagai berikut :
a. Terdapat cukup banyak pembeli yang permintaan saat ini yang tinggi. b. Biaya satuan memproduksi volume kecil tidak begitu tinggi hingga
menghilangkan keuntungan dari mengenakan harga maksimum yang mampu diserap pasar.
c. Harga awal tinggi menarik lebih banyak pesaing kepasar. d. Harga tinggi mengkomunikasikan citra produk yang unggul
5. Kepemimpinan kualitas produk. Banyak merek berusaha menjadi “kemewahan terjangkau” produk atau jasa
yang ditentukan karakternya oleh tingkat kualitas anggapan, selera dan status yang tinggi dengan harga yang cukup tinggi agar tidak berada diluar
jangkauan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
27
Dalam pemasaran, kebijakan penetapan harga memegang peranan penting dalam memasarkan suatu barang atau jasa. Menurut Rismiati dan Suratno 2006 :
215, pada dasarnya tujuan utama kebijakan penetapan harga , yaitu : 1. Bertahan hidup.
2. Memaksimalisasi laba jangka pendek. 3. Unggul dalam bagian pasar.
4. Unggul dalam kualitas produk. Tingkat harga yang ditetapkan perusahaan juga berperan bagi konsumen
dalam menentukan keputusan pembeliannya, karena dalam keputusan pembeliannya, konsumen mengharapkan Hadi, 2007 : 156:
1. Kualitas dan performa sesuatu produk atau jasa 2. Harga dan biaya yang tidak terlalu mahal dalam artian sepadan dengan
kualitas produk. 3. Keuntungan sosial sebagai hasil dari pembelian tersebut. Jadi dapat
disimpulkan bahwa, harga atas suatu barang atau jasa tidak saja sejumlah nilai yang tertera di daftar harga atau labelnya, tetapi merupakan kombinasi
yang tepat antara kualitas dan pelayanan lain yang diberikan pihak penjual kepada pembeli barang tersebut.
2.2.3 Indikator Penentuan Harga
Penetapan harga memainkan peranan penting di dalam persaingan usaha retailling. Dengan demikian kebijakan penetapan harga sangat penting dan harus
dipikirkan dengan hati-hati agar tujuan perusahaan dapat tercapai, namun demikian pada beberapa kasus tertentu misalnya convenience store harga
Universitas Sumatera Utara
28
bukanlah sesuatu yang penting bagi konsumen Davidson, 2007:44. Menurut Stanton 2008, indikator yang mencirikan harga yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu : a. Keterjangkauan harga
b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk c. Daya saing harga
d. Kesesuaian harga dengan manfaat Menurut Kotler dan Amstrong 2012:52, didalam variabel harga ada
beberapa unsur kegiatan utama harga yang meliputi daftar harga, diskon, potongan harga, dan periode pembayaran. Menurut Kotler dan Armstrong
2008:278, ada empat indikator yang mencirikan harga yaitu: Keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, kesesuaian
harga dengan manfaat.
2.2.4 Metode Penetapan Harga
Perusahaan memilih metode penetapan harga yang mencakup satu atau lebih dari tiga pertimbangan ini. Menurut Kotler dan Keller 2009: 83, ada enam
metode penetapan harga, berikut penjelasannya : 1. Penetapan Harga Markup
Metode penetapan harga paling mendasar adalah menambah markup standar ke biaya produk. Sampai saat ini penetapan harga markup masih populer
karena penjual dapat menentukan biaya jauh lebih mudah daripada memperkirakan permintaan, kemudian harga cenderung sama dan persaingan
harga terminimalisasi ketika perusahaan dalam industri mengunakan metode
Universitas Sumatera Utara
29
ini, dan terakhir banyak orang merasa bahwa penetapan harga biaya plus lebih adil bagi pembeli dan penjual.
2. Penetapan harga tingkat pembelian sasaran Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian
atas investasi sasarannya. 3. Penetapan harga nilai anggapan
Nilai anggapan terdiri dari beberapa elemen seperti citra pembeli akan kinerja produk, kemampuan penghantaran dari saluran, kualitas jaminan, dukungan
pelanggan, dan atribut yang kurang dominan seperti reputasi pemasok, ketepercayaan dan harga diri.
4. Penetapan harga nilai Metode yang menciptakan harga murah kepada konsumen untuk menarik
perhatian konsumen dengan tidak mengabaikan kualitas produk perusahaan. 5. Penetapan harga going-rate
Perusahaan mendasarkan sebagian besar harganya pada harga pesaing, mengenakan harga yang sama, lebih mahal atau lebih murah dibandingkan
harga pesaing utama. 6. Penetapan harga jenis lelang
Penetapan harga jenis lelang dilakukan untuk membuang persediaan lebih atau barang bekas.
Universitas Sumatera Utara
30
2.3 Keputusan Pembelian 2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen dikarenakan adanya dorongan-dorongan atau motif-motif yang dirasakan sehingga
menimbulkan minat atau dorongan untuk memenuhi kebutuhan. Setiadi 2010: 332 menyatakan bahwa inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses
pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih prilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Keputusan
pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan Kotler dan Keller, 2009:240. Definisi lain
keputusan pembelian adalah dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antarmerek dalam kumpulan pilihan Kotler dan Keller, 2009:188.
Menurut Schiffman dan Kanuk 2007:124 menyatakan bahwa setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian , pembelian,
penggunaan beragam produk dan merk pada setiap periode tertentu. Konsumen melakukan keputusan setiap hari atau setiap periode tanpa menyadari bahwa
mereka telah mengambil keputusan. Menurut Setiadi 2010:332 keputusan pembelian adalah proses
pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.
2.3.2 Tahap-tahap Keputusan Pembelian
Menurut Kotler Keller 2012:146, pada umumnya manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala jenis informasi yang tersedia dan
Universitas Sumatera Utara
31
mempertimbangkan segala sesuatu yang bisa muncul dari tindakannya sebelum melakukan sebuah perilaku tertentu. Para konsumen akan melewati lima tahapan
dalam melakukan pembelian yaitu:
Sumber: Kotler Keller 2012:146
Gambar 2.3 Tahap-tahap Keputusan Pembelian
1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan.
Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan ini akan berubah menjadi dorongan. Berdasarkan dorongan yang
ada pada diri konsumen maka konsumen akan mencari obyek yang diketahui untuk dapat memuaskan dorongan tersebut.
2. Pencarian Informasi Seorang konsumen yang minatnya telah tergugah hanya akan ada dua
kemungkinan yaitu, mencari informasi secara aktif atau mencari informasi kemudian hanya mengendapkannya dalam ingatan.
3. Evaluasi Alternatif Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua
konsumen atau oleh salah satu konsumen dalam semua situasi pembelian, itu berarti setiap konsumen pasti memiliki beberapa alternatif sebelum akhirnya
menjatuhkan pilihan. Beberapa konsep dasar dari proses evaluasi konsumen : Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan; Kedua, konsumen
mencari manfaat tertentu dari solusi produk; Ketiga, konsumen memandang
PENCARIAN INFORMASI
PENGENALAN KEBUTUHAN
EVALUASI ALTERNATIF
KEPUTUSAN PEMBELIAN
PERILAKU PASCA
PEMBELIAN
Universitas Sumatera Utara
32
masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan itu. 4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat
membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun ada dua faktor yang dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian,
pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu :
intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Kedua, faktor
situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian. Faktor-faktor tersebut diantaranya seperti faktor pendapatan,
keluarga, harga, dan keuntungan dari produk tersebut. 5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli produk maka konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Jika produk dan perusahaan memperlakukan konsumen
sesuai dengan harapan maka konsumen puas, jika melebihi harapan konsumen akan sangat puas, jika produk dan perusahaan memperlakukan
konsumen kurang dari harapan maka konsumen akan tidak puas. Kepuasan konsumen akan membawa implikasi pada perilaku pembeliaan repurchase
Universitas Sumatera Utara
33
atau bahkan merekomendasikan recommended produk tersebut kepada orang lain untuk membelinya.
2.3.3 Pihak-pihak yang Berperan Dalam Keputusan Pembelian
Menurut Tjiptono 2007:20 ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang dalam keputusan pembelian. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh
satu orang, namun seringkali pula peranan tersebut dilakukan oleh beberapa orang. Kelima peran tersebut meliputi :
1. Pemrakarsa initiator, yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk
membeli suatu barang atau jasa tertentu. 2. Pemberi pengaruh influencer, yaitu orang yang pandangan, nasihat atau
pendapat-pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian. 3. Pengambil keputusan decider, yaitu orang yang menentukan keputusan
pembelian, misalnya apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau di mana membelinya.
4. Pembeli buyer, yaitu orang yang melakukan pembelian aktual. 5. Pemakai user, yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau
jasa yang dibeli.
2.3.4 Keputusan Pembelian Sebagai Perilaku Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk 2007:124 menyatakan bahwa setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian , pembelian,
penggunaan beragam produk dan merk pada setiap periode tertentu. Konsumen melakukan keputusan setiap hari atau setiap periode tanpa menyadari bahwa
mereka telah mengambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
34
Menurut Setiadi 2010:332 keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua
atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi
atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan Kotler dan Keller, 2009:240. Definisi lain keputusan pembelian adalah dalam tahap evaluasi,
konsumen membentuk preferensi antarmerek dalam kumpulan pilihan Kotler dan Keller, 2009:188.
Kotler dan Keller 2009:166 mengatakan perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, organisasi memilih, menggunakan, dan
bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
2.4 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini antara lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Arifin 2012 dengan judul penelitian
“Pengaruh Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pasta gigi Pepsodent di Kota Makassar”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara
simultan dan parsial periklanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent di Kota Makassar.
Penelitian yang dilakukan oleh Arifin 2012 dengan judul “ Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan Keputusan Membeli Pasta gigi Pepsodent”.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan media iklan televisi, radio, majalah, surat kabar, dan papan reklame berpengaruh positif dan signifikan
Universitas Sumatera Utara
35
terhadap keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent sedangkan secara parsial, hanya media iklan televisi, majalah, dan papan reklame berpengaruh signifikan
sedangkan media iklan radio dan media iklan surat kabar tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent.
Prastiwi 2012 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Citra Merek dan Harga Pasta Gigi Close Up Terhadap Keputusan Pembelian
Mahasiswa Universitas Negeri Padang”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Secara simultan dan parsial, Citra Merek dan Harga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian ulang pasta gigi Close Up pada Mahasiswa Universitas Negeri Padang. Penelitian yang dilakukan oleh
Aryuningsih 2013 dengan judul penelitian “Analisis Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Studi pada Konsumen Pepsodent di
Semarang”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Secara simultan dan parsial, Produk, Harga, Promosi dan Distribusi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent di Semarang. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Edbert, dkk. 2014.
Melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Image, Harga, Iklan, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Pasta Gigi Pepsodent di
Kota Manado”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Secara simultan Image, harga, dan iklan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, namun
secara parsial, hanya kualitas produk yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent di Kota Manado.
Universitas Sumatera Utara
36
Pada Tabel 2.1 berikut dapat dilihat ringkasan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama PenelitiTahun
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Arifin 2012
Pengaruh Periklanan Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Pasta Gigi Pepsodent
Di Kota Makassar Dependen:
Keputusan Pembelian
Independen: 1. Attetntion
2. Interest 3. Desire
4. Action Analisis
Regresi Linear
Berganda Secara simultan dan
parsial, Attention, Interest, Desire, dan
Action berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi
Pepsodent di Kota Makassar
Taufik 2013
Pengaruh Media Iklan Terhadap
Pengambilan Keputusan Membeli
Pasta Gigi Pepsodent Dependen:
Keputusan Pembelian
Independen: 1. Iklan
Televisi 2. Iklan Radio
3. Iklan Majalah
4. Iklan Surat Kabar
5. Iklan papan reklame
Analisis Regresi
Linear Berganda
Secara simultan media iklan
televisi, radio, majalah, surat kabar,
dan papan reklame berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian
pasta gigi Pepsodent sedangkan secara
parsial, media iklan televisi, majalah, dan
papan reklame berpengaruh signifikan
sedangkan media iklan radio dan media iklan
surat kabar tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian pasta gigi
Pepsodent.
Prastiwi 2012
Pengaruh Citra Merek dan Harga Pasta Gigi
Close Up Terhadap Keputusan Pembelian
Mahasiswa Universitas Negeri
Padang Dependen:
Keputusan Pembelian
Independen: 1. Citra Merek
2. Harga Analisis
Regresi Linear
Berganda Secara simultan dan
parsial, Citra Merek dan Harga berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian ulang pasta gigi Close Up pada
Mahasiswa Universitas Negeri Padang.
Universitas Sumatera Utara
37
Lanjutan Tabel 2.1
Nama PenelitiTahun
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Aryuningsih 2013
Analisis Bauran Pemasaran Terhadap
Keputusan Pembelian Pasta Gigi Studi pada
Konsumen Pepsodent di Semarang
Dependen: Keputusan
Pembelian Independen:
1. Produk 2. Harga
3. Promosi 4. Distribusi
Analisis Regresi
Linear Berganda
Secara simultan dan parsial, Produk, Harga,
Promosi dan Distribusi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian
Pasta Gigi Pepsodent di Semarang.
Edbert, dkk. 2014
Pengaruh Image, Harga, Iklan, dan
Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Pada Pasta Gigi
Pepsodent di Kota Manado
Image, Harga, Iklan, Kualitas
Produk, dan Keputusan
Pembelian Analisis
regresi linear
berganda Secara simultan Image,
harga, dan iklan berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian, namun
secara parsial, hanya kualitas produk yang
berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian
2.5 Kerangka Konseptual 2.5.1 Hubungan Periklanan Dengan Keputusan Pembelian Konsumen