Hasil Analisa Persen Inhibisi Radang Kaki Tikus

30

4.2 Hasil Analisa Persen Inhibisi Radang Kaki Tikus

Efek antiinflamasi dapat dilihat dari besarnya persen inhibisi radang rata- rata tiap waktu pengamatan.Hasil perhitungan inhibisi radang rata-rata kaki tikus dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Persen inhibisi radang rata-rata kaki tikus. Waktu menit ke- EERTG 5mg EERTG 25mg EERTG 125mg EERTG 625mg Na diklofenak 2,25 mg 30 6,84 15,30 43,21 40,20 53,54 60 13,18 18,71 45,92 52,42 51,47 90 14,51 20,30 47,29 57,52 49,46 120 13,04 20,61 44,42 57,61 50,66 150 6,90 18,62 44,20 56,57 50,36 180 11,06 23,33 48,86 61,24 55,46 210 10,42 25,54 51,76 64,63 59,03 240 11,46 27,49 52,78 68,34 59,98 270 12,53 36,00 63,13 72,34 59,02 300 10,69 35,05 73,32 75,87 66,95 330 12,13 36,76 80,41 78,24 65,78 360 12,36 37,03 81,45 81,56 67,51 Berdasarkan hasil perhitungan persen inhibisi radang rata-rata kaki tikus menunjukkan pada menit ke-60 kelompok percobaan yang diberi suspensi EERTG dosis 625 mgkg bb mengalamiinhibisi radang dengan persentase tertinggidari semua perlakuan 52,42, diikuti kelompok yang diberi suspensi natrium diklofenak dosis 2,25 mgkg bb 51,47,kelompok yang diberi suspensi EERTG dosis 125 mgkg bb 45,92,kelompok yang diberi suspensi EERTG Universitas Sumatera Utara 31 dosis 25 mgkg bb 18,71 dan kelompok yang diberi suspensi EERTG dosis 5 mgkg bb 13,18. Persen inhibisi radang rata-rata kaki tikus mulai menit ke-90 sampai menit ke-360 lebih tinggi pada kelompok percobaan yang diberi suspensi EERTG dosis 625 mgkg bb. Pada menit ke-360 kelompok percobaan yangdiberi suspensi EERTG dosis 625 mgkg bb mengalamiinhibisi radang 81,56, diikuti kelompok yang diberi suspensi EERTG dosis 125 mgkg bb 81,45, kelompok yang diberi suspensi natrium diklofenak dosis 2,25 mgkg bb 67,51, kelompok yang diberi suspensi EERTG dosis 25 mgkg bb 37,03 dan kelompok yang diberi suspensi EERTG dosis 5 mgkg bb 12,36. Untuk melihat hasil persen inhibisiradang rata-rata kaki tikus dengan lebih jelas maka dibuat kedalam bentuk grafik. Grafik hasil pengukuran persen inhibisi radang rata-rata dapat dilihat pada Gambar 4.2 Universitas Sumatera Utara 32 Gambar 4.2 Persen inhibisi radang rata-rata kaki tikus tiap waktu pengamatan Uji beda rata-rata Duncan digunakan untuk melihat kelompok perlakuan mana yang memiliki efek yang sama atau berbeda dan efek terkecil hingga efek terbesar antara yang satu dengan yang lainnya sehingga diperoleh susunan kelompok yang berbeda dilakukan dengan uji Duncan, uji beda rata-rata0,05 menunjukkan bahwa antar kelompok perlakuan tidak berbeda nyata dan sebaliknya bila uji beda rata-rata 0,05 menunjukkan berbeda nyata terhadap semua. Dalam penelitian ini dilakukan ujiDuncankelompok bahan uji EERTG 5; 25; 125 dan 625 mgkg bb terhadap kelompok kontrol positif natrium 10 20 30 40 50 60 70 80 90 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 EERTG 5mg EERTG 25mg EERTG 125mg EERTG 625mg Na diklofenak Inhi bi si r ada ng ka ki t ikus Waktu pengamatan menit ke- Universitas Sumatera Utara 33 dikofenak2,25 mgkg bb dan terhadap kelompok kontrol negatif natrium karboksi metil selulosa 0,5. Uji Duncanmenit ke-30 menunjukkan suspensi EERTG 5; 25; 125 dan 625 mgkg bbtidak berbeda nyata dengan natrium dikofenak 2,25 mgkg bbdan dengan natrium karboksi metil selulosa 0,5. Uji Duncan menit ke-60 menunjukkan suspensi EERTG 5; 25; 125 dan625 mgkg bb tidak berbeda nyata dengan natrium dikofenak 2,25 mgkg bbdan EERTG 125 dan 625 mgkg bb berbeda nyata dengan natrium karboksi metil selulosa 0,5. Uji Duncan menit ke-90 hingga ke-150 menunjukkan suspensi EERTG 25; 125 dan 625 mgkg bb tidak berbeda nyata dengan natrium dikofenak 2,25 mgkg bbdan EERTG 125 dan 625 mgkg bb berbeda nyata dengan natrium karboksi metil selulosa 0,5. Uji Duncan menit ke-180 hingga ke-240 menunjukkan suspensi EERTG 125 dan 625 mgkg bb tidak berbeda nyata dengan natrium dikofenak 2,25 mgkg bbdan berbeda nyata dengan natrium karboksi metil selulosa 0,5. Uji Duncan menit ke-270 hingga ke-360 menunjukkan suspensi EERTG 25; 125 dan 625 mgkg bb tidak berbeda nyata dengan natrium dikofenak 2,25 mgkg bbdan berbeda nyata dengan natrium karboksi metil selulosa 0,5. Hasil pengukuran yang dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang temu giring mampu menghambat pembentukan radang yang diakibatkan olehlarutan λ-karagenan. Hal ini disebabkan ekstrak etanol rimpang temu giring mengandung flavonoida, steroid, minyak atsiri dan kurkuminoid, yang diketahui mampu menghambat radang. Universitas Sumatera Utara 34 Rimpang temu giring mengandung senyawa yang berkhasiat obat yaitu kurkuminoid, terdiri atas kurkumin, desmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin. Senyawa kurkumin yang terkandung pada rimpang temu giring sekitar 0,98 – 3,21 Windono, 2007. Target utama dari steroid yang terkandung dalam ekstrak etanol rimpang temu giring sebagai antiinflamasi adalah menghambat aktivitas enzim fosfolipase A2.Mekanisme penghambatan radang steroid dalam temu giring diduga sama dengan obat antiinflamasi golongan steroida.Obat inibekerja menghambat sintesis prostaglandin dengan cara menghambat enzim fosfolipase, sehingga fosfolipid yang berada pada membran sel tidak dapat diubah menjadi asam arakidonat. Akibatnya prostaglandin tidak akan terbentuk dan efek inflamasi tidak terbentuk Tjay dan Rahardja, 2007 . Belum ada penelitian sebelumnya yang menjelaskan mekanisme flavonoid, minyak atsiri dan kurkuminoid dalam ekstrak etanolrimpang temu giring sebagai antiinflamasi. Namun karenaflavonoid, minyak atsiri dan kurkuminoid merupakan golongan nonsteroida, maka kemungkinan mekanisme penghambatan radang temu giring diduga sama dengan obat antiinflamasi golongan nonsteroida. Menurut Roberts dan Morrow 2012,obat antiinflamasi golongan nonsteroida menghambat sintesis prostaglandin dengan cara menghambat menghambat siklooksigenase. Universitas Sumatera Utara 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN