26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitiaan ini digunakan ekstrak etanol rimpang temu giring yang sama dengan ekstrakyang digunakan Harefa 2015. Pada penelitian yang berjudul
“Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol rimpang temu giring Curcuma heyneana Val Zijp dengan metode DPPH”. Oleh karena itu, skrining fitokimia
simplisia,pemeriksaan karakteristik simplisiadan pembuatan ekstrak tidak dilakukan lagi.Hasil skrining fitokimia yang diperoleh ekstrak etanol mengandung
senyawa golongan glikosida, flavonoid, tanin dan steroidtriterpenoid. Hasil pemeriksaan karakteristik ekstrak diperoleh kadar air 3,97, kadar abu total
0,42 dan kadar abu tidak larut asam 0,10. Data yang diperoleh dari percobaan dianalisis dengan analisis variansi
menggunakan program SPSS 17. Analisis dilakukan terhadap hasil perubahan volume udem kaki tikus dimulai dari menit ke-30 hingga menit ke-360 setelah
penyuntikanlarutan λ-karagenan secara intraplantar pada kaki tikus. Rangsangan
dari larutan λ-karagenan menyebabkan pelepasan mediator inflamasi yang
menimbulkan reaksi radang berupa panas, nyeri, merah, bengkak dan gangguan fungsi. Dalam penelitian ini berfokus terhadap adanya reaksi radang berupa
bengkak.
4.1 Hasil Analisa Persen Radang Kaki Tikus
Hasil perubahan volume udem kaki tikus yang diperoleh lalu dihitung persen radang pada kaki tikus. Selanjutnya dibuat grafik perubahan persen radang
rata-rata kaki tikus.Hasil perhitungan persen radang rata-rata kaki tikus dapat dilihat pada Tabel 4.1
Universitas Sumatera Utara
27
Tabel 4.1 Persen radang rata-rata kaki tikus.
Kelompok percobaan
Persen radang kaki tikus ± SE pada menit ke- 30
60 90
120 150
180 210
240 270
300 330
360 Natrium
CMC 0,5
57,58 ± 7,7
66,85 ± 10,0
75,09 ± 12,9
82,74 ± 13,1
87,77 ± 14,3
91,87 ± 14,0
93,29 ± 14,8
90,70 ± 15,5
87,95 ± 16,6
82,17 ± 14,9
79,37 ± 14,7
78,37 ± 14,4
EERTG 5mg
53,64 ± 4,6
58,04 ± 6,1
64,19 ± 7,1
71,95 ± 9,2
79,65 ± 11,3
81,71 ± 10,0
83,57 ± 10,8
80,31 ± 10,27
76,93 ± 10,0
73,39 ± 9,0
69,74 ± 10,0
68,65 ± 7,8
EERTG 25 mg
48,77 ± 7,4
54,34 ± 7,5
51,81 ± 7,8
65,69 ± 7,3
71,83 ± 7,0
70,44 ± 7,4
69,46 ± 8,0
65,77 ± 6,8
56,29 ± 5,8
53,37 ± 6,4
50,19 ± 7,1
49,35 ± 7,0
EERTG 125 mg
32,60 ± 11,7
36,15 ± 10,0
39,58 ± 8,0
45,99 ± 9,9
48,98 ± 11,4
46,98 ± 11,0
45,00 ± 10,4
42,83 ± 9,9
32,43 ± 8,1
21,92 ± 6,0
15,55 ± 6,8
14,54 ± 6,1
EERTG 625 mg
34,43 ± 13,2
31,81 ± 12,0
31,90 ± 10,3
35,07 ± 11,7
38,12 ± 13,1
35,61 ± 12,7
33,00 ± 12,4
28,72 ± 10,2
24,33 ± 8,1
19,83 ± 8,0
17,27 ± 8,2
14,45 ± 7,0
Natrium diklofenak
2,25 mg 26,75
± 10,1 32,44
± 7,2 37,95
± 6,4 40,82
± 5,9 43,57
± 6,0 40,92
± 5,7 38,22
± 6,4 36,30
± 6,5 36,04
± 7,0 27,16
± 2,1 27,16
± 2,1 25,46
± 2,1
: Bahan uji berbeda dengan kontrol negatif P 0,05 : Bahan uji sama dengan kontrol positif P 0,05
Universitas Sumatera Utara
28 Berdasarkan hasil perhitungan persen radang rata-rata kaki tikus
menunjukkan kelompok percobaan yang diberi suspensi natrium karboksi metil selulosa 0,5,suspensi EERTG dosis 5; 25; 125 dan 625 mgkg bbdan suspensi
natrium diklofenak dosis 2,25 mgkg bbpada menit ke-30 hingga menit ke-150 mengalami peningkatan persen radang.Pada menit ke-150 yang memiliki persen
radang terbesar yaitu kelompok percobaan yang diberi suspensi natrium karboksi metil selulosa 0,5 87,77 danyang memiliki persen radang terkecil yaitu
kelompok percobaan yang diberi suspensiEERTG dosis 625 mgkg bb 38,12. Pada menit ke-180 hingga menit ke-210 kelompok percobaan yang diberi
suspensi karboksi metil selulosa0,5 dan suspensi EERTG dosis 5 mgkg bb masih mengalami peningkatan persen radang sedangkan kelompok percobaan
yang diberi suspensi EERTG dosis 25; 125 dan 625 mgkg bb dan suspensi natrium diklofenak dosis 2,25 mgkg bb sudah mengalami penurunan persen
radang. Pada menit ke-240 hingga menit ke-360 semua kelompok percobaan
mengalami penurunan persen radang. Untuk melihat hasil persen radang rata-rata kaki tikus dengan lebih jelas maka dibuat kedalam bentuk grafik. Grafik hasil
pengukuran persen radang rata-rata dapat dilihat pada Gambar 4.1
Universitas Sumatera Utara
29 Gambar 4.1 Persen radang rata-rata kaki tikus tiap waktu pengamatan.
Pelepasan mediator inflamasi berperan untuk mendilatasi pembuluh darah menyebabkan kemerahan dan mengumpulkan sel darah putih ke lokasi yang tepat
sehingga menyebabkan bengkak. Oleh sebab itu perlu diberikan senyawa kimia untuk mengurangi respon inflamasi tersebut. Dalam penelitian ini diberi senyawa
golongan glikosida, flavonoid, tanin dan steroidtriterpenoid kandungan dari EERTG.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
330 360
Na CMC 0,5 EERTG 5mg
EERTG 25mg EERTG 125mg
EERTG 625mg Na diklofenak
R ada
ng ka
ki t
ikus
Waktu pengamatan menit ke-
Universitas Sumatera Utara
30
4.2 Hasil Analisa Persen Inhibisi Radang Kaki Tikus