Matriks Hessian LANDASAN TEORI

2.3 Matriks Hessian

Matriks Hessian adalah matriks yang setiap elemennya dibentuk dari turunan pasial kedua dari suatu fungsi. Misalkan fungsi dengan variabel yang memiliki turunan parsial kedua dan turunannya kontinu. Matriks Hessian dari ditulis H adalah: H 1 2 2 2 2 3 4 5 6 4 7 5 4 5 6 4 7 5 ⋯ 4 5 6 4 7 9 4 5 6 4 5 7 4 5 6 4 5 5 ⋯ 4 5 6 4 5 9 ⋯ 4 5 6 4 9 7 ⋯ 4 5 6 4 9 5 ⋱ ⋯ ⋯ 4 5 6 4 9 5 = = = = 2.2 Definisi 2.2: Jika terdapat suatu matriks berukuran ? , maka principal minor ke di mana adalah suatu sub matriks dengan ukuran ? yang diperoleh dengan menghapus baris dan kolom yang bersesuaian dari matriks tersebut. Contoh 2.2: Andaikan A adalah suatu matriks berukuran 3 ? 3 sebagai berikut: A B 2 6 3 1 5 2 3 4 1 C maka, principal minor ke-1 adalah [2], [5] dan [1]. Principal minor ke-2 adalah matriks 2 ? 2 sebagai berikut: D2 6 1 5E D2 3 3 1E D5 2 4 1E Principal minor ke-3 adalah matriks A itu sendiri. Determinan dari suatu principal minor disebut dengan determinan principal. Universitas Sumatera Utara Leading principal minor ke dari suatu matriks ? diperoleh dengan menghapus baris terakhir dan kolom yang bersesuaian. Dari matriks A di atas, maka leading principal minor ke-1 adalah 2 hapus dua baris dan dua kolom terakhir. Leading principal minor ke-2 adalah: D2 6 1 5E Dengan demikian, leading principal minor ke-3 adalah matriks A itu sendiri. Determinan dari suatu leading principal minor adalah determinan leading principal. Banyaknya determinan leading principal dari suatu matriks ? adalah . Untuk menentukan apakah suatu matriks adalah definit positif, semidefinit positif, definit negatif, semidefinit negatif, atau indefinit dapat dilakukan suatu pengujian sederhana di mana hanya berlaku jika matriksnya simetris. Uji Matriks Definit Positif 1. Semua elemen diagonal positif. 2. Semua determinan leading principal positif. Uji Matriks Semidefinit Positif 1. Semua elemen diagonal non negatif. 2. Semua determinan leading principal non negatif. Suatu matriks dapat dikatakan definit negatif semidefinit negatif, yaitu dengan melakukan uji negatif dari matriks untuk definit positif semidefinit positif. Jika matriks tersebut memiliki sekurang-kurangnya dua elemen diagonal yang berlawanan tanda, maka matriks tersebut menjadi indefinit. Contoh 2.3: Untuk mendapatkan titik ekstrim dari suatu fungsi dipakai sebuah contoh sebagai berikut: , 4 1 Universitas Sumatera Utara Maka solusi untuk menyelesaikannya tentukan titik ekstrim yang memenuhi syarat sehingga turunan pertama untuk setiap variabel adalah 46 4 7 3 4 2.3 46 4 5 2 4 2 2 2.4 0 atau 2 Kemudian substitusi masing-masing nilai dan ke persamaan 2.3. untuk 0, dan 46 4 7 0 diperoleh: 3 4 4 4 0 atau 4 untuk 2, dan 46 4 7 0 diperoleh: 3 4 3 4 0 3 4 IJ 4 3 I 2 3 √3 2 3 √3 atau 2 3 √3 Persamaan 2.3 dan 2.4 dipenuhi oleh titik-titik: 0,0 , 0,4 , L 2 3 √3, 2M , L 2 3 √3, 2M Untuk mengetahui titik maksimum dan minimum maka digunakan matriks Hessian untuk menyelidikinya sehingga turunan kedua dari adalah: N N 6 Universitas Sumatera Utara N N 2 , dan N N N N 2 4 Jadi matriks Hessiannya menjadi Q R 6 2 4 2 4 2 S sehingga diperoleh Q T6 U, karena matriks Q merupakan matriks Q maka Q Q R 6 2 4 2 4 2 S Tabel 2.1 Nilai Matriks Hessian Untuk Masing-Masing Titik Ekstrim , Matriks H Q Q Sifat H Sifat , , 0,0 D 0 4 4 0 E -16 Tak tentu Titik belok 1 0,4 D0 4 4 0E -16 Tak tentu Titik belok 1 L 2 3 √3, 2M V 4√3 4 3 √3 W 4√3 16 Definit positif Minimum 16 9 √3 1 L 2 3 √3, 2M V 4√3 4 3 √3 W 4√3 16 Definit negatif Maksimum 16 9 √3 1 Universitas Sumatera Utara L 2 3 √3, 2M L 2 3 √3, 2M 0,0 0,4 Grafik dalam ruang tiga dimensi diperlihatkan oleh Gambar 2.3. Gambar 2.3 Grafik , 4 1

2.4 Optimasi