Fase pertumbuhan mikroorganisme Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme

21 Contoh bakteri dengan bentuk kokus yaitu Staphylococcus aureus, Sarcina luten, Diplococcus pneumoniae, Streptococcus lactis Volk dan Wheeler, 1989. 3. Bentuk spiral Bakteri bentuk spiral dapat dibedakan atas: a. Spiral yaitu menyerupai spiral atau lilitan. b. Vibrio yaitu bentuk batang yang melengkung berupa koma. c. Spirochaeta yaitu menyerupai bentuk spiral, bedanya dengan spiral dalam kemampuannya melenturkan dan melengkukkan tubuhnya sambil bergerak. Adapun contoh bakteri-bakteri dengan bentuk spiral yaitu Vibrio cholerae, Spirochaeta palida Volk dan Wheeler, 1989.

2.5.6 Fase pertumbuhan mikroorganisme

Ada empat macam fase pertumbuhan mikroorganisme, yaitu: a. Fase lag Fase lag merupakan fase adaptasi, yaitu fase penyesuaian mikrorganisme padda suatu lingkungan yang baru. Cirri fase lag adalah tidak adanya peningkatan jumlah sel, yang ada hanyalah peningkatan ukuran sel. Lama fase lag tergantung pada kondisi dan jumlah awal mikroorganisme diambil dari kultur yang sama sekali berlainan. b. Fase Log Eksponensial Fase lag merupakan fase dimana mikroorganisme tumbuh dan membelah pada kecepatan maksimum. Sel baru terbentuk dengan laju konstan dan massa yang bertambah secara eksponensial. Hal yang dapat menghambat laju pertumbuhan adalah bila satu atau lebih nutrisi dalam kultur habis, sehingga hasil metabolisme yang bersifat racun akan tertimbun dan menghambat pertumbuhan.Grafik pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada Gambar 2.3. Universitas Sumatera Utara 22 Gambar 2.3 Grafik Pertumbuhan Bakteri Sumber: http:classes.midlandstech.edu c. Fase Stationer Pertumbuhan mikroorganisme berhenti dan terjadi keseimbangan antara jumlah sel yang membelah dengan jumlah sel yang mati. Pada fase ini terjadi akumulasi produk buangan yang toksik. Pergantian sel terjadi dalam fase stationer ini. Terdapat kehilangan sel yang lambat karena kematian diimbangi oleh pembentukkan sel-sel baru melalui pertumbuhan dan pembelahan dengan nutrisi yang dilepaskan oleh sel-sel yang mati karena lisis. d. Fase Kematian Jumlah sel yang mati meningkat. Faktor penyebabnya adalah ketersediaan nutrisi dan akumulasi produk buangan yang toksik. Pratiwi, 2008.

2.5.7 Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme

Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran mikroorganisme secara langsng dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : a. Pengukuran menggunakan bilik hitung counting chamber Pengukuran ini, untuk bakteri digunakan bilik hitung petroff Hausser, sedangkan untuk mikroorganisme eukariot digunakan hemositometer. Keuntungan menggunakan metode ini adalah mudah, murah, cepat, serta Universitas Sumatera Utara 23 bisadiperoleh informasi tentang ukuran dan morfologi mikroorganisme. Kerugianya adalah populasi mikroorganisme yang digunakan harus banyak. b. Pengukuran menggunakan electronic counter Pengukuran ini, suspense mikroorganisme dialirkan melalui lubang kecil orifice dengan bantuan aliran listrik. Elektroda yang ditempatkan pada dua sisi orifice mengukur tahanan listrik ditandai dengan naiknya tahanan pada saat bakteri melalui orifice. Sel dapat terhitung. Keuntungan metode ini adalah hasil bias diperoleh lebih cepat dan lebih akurat, serta dapat menghitung sel dengan ukuran besar. Kerugiannya adalah metode ini tidak bias digunakan untuk menghitung bakteri karena adanya gangguan debris, filament dan sebagainya, serta tidak dapat membedakan antara sel hidup dan sel mati. c. Pengukaran dengan plating technique Metode ini merupakan metode perhitungan jumlah sel tampak dan didasarkan pada asumsi bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah dan memproduksi satu koloni tunggal. Keuntungan metode ini adalah sederhana, mudah dan sensitif dan dapat digunakan untuk menghitung mikroorganisme pada sampel makanan, air, ataupun tanah. Kerugiannya adalah harus digunakan media yang sesuai dan perhitungannya kurang akurat. d. Pengukuran dengan menggunakan teknik filtrasi membran membrane filtration technique Metode ini sampel dialirkan pada suatu system filter membrane dengan bantuan vacuum. Bakteri yang terperangkap selanjutnya ditumbuhkan pada media yang sesuai dan jumlah koloni dihitung. Keuntungan metode ini adalah dapat menghitung sel hidup dan sistem penghitungnya langsung, sedangkan kerugiannya adalah tidak ekonomis. Universitas Sumatera Utara 24 Adapun metode pengukuran pertumbuhan mikroorganisme tidak langsung dapat dilakukan sebagai berikut a. Pengukuran Kekeruhanturbidimetry Bakteri yang bermultipikasi pada media cair akan menyebabkan media menjadi keruh. Alat yang digunakan untuk pengukuran adalah spektrofotometer atau kolorimeter dengan cara membandingkan densitas optic optical density, OD antara media tanpa pertumbuhan bakteri dan media dengan pertumbuhan bakteri. b. Pengukuran aktivitas metabolik Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa jumlah produk metabolic tertentu, misalnya asam atau CO 2 , menunjukkan jumlah mikroorganisme yang terdapat didalam media. Misalnya pengukuran produksi asam untuk menunjukkan jumlah vitamin yang dihasilkan mikroorganisme. c. Pengukuran Berat Sel Kering BSK Metode ini umumnya digunakan untuk mengukur pertumbuhan fungi berfilamen. Miselium fungi dipisahkan dari media dan dihitung fungsi berat kotor. Miselium selanjutnya dicuci dan dikeringkan dengan alat pengering desikator dan ditimbang beberapa kali hingga mencapai berat konstan yang dihitung sebagai berat sel kering BSK Pratiwi, 2008.

2.5.8 Metode pengujian aktivitas antibakteri

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ceplukan (Physalis minima L.) Terhadap Bakteri Shigella dysenteriae, Escherichia coli Dan Salmonella typhimurium

21 148 72

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoida dari Ekstrak Etanol Kulit Batang Ingul (Toona Sinensis (Juss.) M.Roem)

1 80 111

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etilasetat Daun Ketepeng (Senna alata (L.)Roxb.)

1 11 77

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etilasetat Daun Ketepeng (Senna alata (L.)Roxb.)

0 0 14

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etilasetat Daun Ketepeng (Senna alata (L.)Roxb.)

0 0 2

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana dan serta Etilasetat Daun Ingul (Toona sinensis (Juss.) M.Roem) Terhadap Esherichia coli, Salmonella typhi dan Bacillus subtilis

0 0 4

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana dan serta Etilasetat Daun Ingul (Toona sinensis (Juss.) M.Roem) Terhadap Esherichia coli, Salmonella typhi dan Bacillus subtilis

1 1 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Tanaman 2.2.1 Morfologi tanaman - Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana dan serta Etilasetat Daun Ingul (Toona sinensis (Juss.) M.Roem) Terhadap Esherichia coli, Salmonella typhi dan Bacillus subtil

0 0 23

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana dan serta Etilasetat Daun Ingul (Toona sinensis (Juss.) M.Roem) Terhadap Esherichia coli, Salmonella typhi dan Bacillus subtilis

0 0 16

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL, FRAKSI n-HEKSANA DAN ETILASETAT DAUN MINDI

0 0 15