39
3.9 Pembuatan Fraksi n-Heksana dan Fraksi Etilasetat
Pembuatan fraksi-fraksi dilakukan secara ekstraksi cair-cair ECC menggunakan pelarut n-heksana dan etilasetat. Sebanyak 40 g ekstrak etanol
ditambahkan 40 ml etanol dan 100 ml air suling dihomogenkan lalu dimasukkan ke dalam corong pisah, kemudian diekstraksi dengan 50 mln-heksana, dikocok,
didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan yaitu fraksi n-heksana dan fraksi air. Fraksi n-heksana dikumpulkan dan fraksinasi dilakukan sampai lapisan n-heksana jernih.
Fraksi air kemudian diekstraksi dengan 50 ml etilasetat, dikocok, didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan yaitu fraksi etilasetat dan fraksi air. Fraksi etilasetat
dikumpulkan dan fraksinasi dilakukan sampai lapisan etilasetat jernih. Fraksi n- heksana dan etilasetat diuapkan dengan rotary evaporator sampai diperoleh
ekstrak kental Harbone, 1987. Bagan pembuatan fraksi dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman 62.
3.10 Pembuatan Larutan Uji Dengan Berbagai Konsentrasi
Ekstrak etanol daun ingul ditimbang 1 g kemudian dilarutkan dengan pelarut DMSO hingga 2 ml maka konsentrasi ekstrak adalah 500 mgml. Larutan
tersebut diencerkan kembali dengan pelarut DMSO sehingga didapat konsentrasi 400 mgml; 300 mgml; 200 mgml; 100 mgml; 75 mg ml; 50 mgml; 25 mg ml;
20 mgml; 15mgml; 10 mgml; 5 mgml; 0,5 mgml; 0,25 mgml; 0,1 mgml; 0,05 mgml.
3.11 Pembiakan Bakteri 3.11.1 Pembuatan stok kultur bakteri
Satu koloni bakteridiambildengan menggunakan jarum ose steril.
Universitas Sumatera Utara
40
Koloni bakteri tersebut kemudian ditanamkan pada media nutrient agar miring dengan cara menggores, setelah itu diinkubasi dalam inkubator pada suhu 36 ± 1
o
C selama 18 jam Ditjen, POM., 1995.
2.5.9 Peremajaan bakteri
Satu koloni bakteri diambil dengan menggunakan jarum ose steril, lalu ditanam pada media NA miring dengan cara menggores. Kemudian diinkubasi
dalam inkubator pada suhu 36-37
o
C selama 18-24 jam. Peremajaan ini dilakukan sebanyak 3 kali Depkes, RI, 1995.
2.5.10 Pembuatan larutan standar McFarland No. 0,5
Sebanyak 0,05 ml larutan BaCl
2
1 dicampur dengan 9,95 ml larutan H
2
SO
4
1 dan dikocok homogen. Larutan Standart McFarland No.0,5 ini setara dengan suspensi sel bakteri konsentrasi 10
8
CFUml Difcoand BBL Manual, 2009.
3.11.4 Penyiapan inokulum bakteri
Koloni bakteri Escherchia coli diambil dari stok kultur dengan jarum ose steril, lalu disuspensikan dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml larutan nutrient
broth NB, diinkubasi sampai didapat kekeruhan yang sama dengan larutan Standar Mc.Farland No.0,5, berarti konsentrasi bakteri adalah 10
8
CFUml. Kemudian dilakukan pengenceran suspensi bakteri dengan memipet 0,1 ml
inokulum bakteri dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi larutan nutrient broth NB sebanyak 9,9 ml dan divortex hingga homogen maka suspensi
bakteri konsentrasinya sama dengan 10
6
CFUml Difco and BBL Manual, 2009.
3.12 Uji Aktivitas Antibakteri
Sebanyak0,1mlinokulum dimasukkan ke dalam cawan petri steril,
Universitas Sumatera Utara
41
setelah itu dituang media nutrient agar sebanyak 15 ml dengan suhu 40
o
-50
o
C. Cawan petri digoyang di atas permukaan meja agar media dan suspensi bakteri
tercampur rata dan dibiarkan memadat. Dilakukan pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar menggunakan cakram kertas. Diletakkan cakram kertas
yang telah ditetes 0,1 ml dengan beberapa konsentrasi larutan uji ekstrak etanol di atas media padat yang telah diinokulasi bakteri dan dibiarkan 15 menit, kemudian
diinkubasi dalam inkubator pada suhu 36 ± 1
o
C selama 18jam, setelah itu diukur diameter daerah hambatan zona jernih pertumbuhan di sekitar cakram dengan
menggunakan jangka sorong. Uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana dan fraksi etilasetat dilakukan dengan cara yang sama pada ekstrak etanol Ditjen POM.,
1995
Universitas Sumatera Utara
42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tanaman
Hasil identifikasi tanaman yang dilakukan di Pusat Penelitian Biologi- LIPI Bogor, menunjukkan bahwa tanaman yang diteliti adalah tanaman yang
diteliti adalah Toona sinensis Juss. M.Roem, suku Meliaceae.
4.2 Hasil Pemeriksaan Karakterisasi
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia daun ingul yaitu hijau kecoklatan, berbau khas dan rasa agak kelat. Hasil pemeriksaan mikroskopik
serbuk simplisia memperlihatkan adanya jaringan palisade, jaringan spons, stomata tipe anomositik, berkas pembuluh penebalan tangga dan minyak
atsiri.Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia daun ingul dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia daun ingul
No Parameter
Kadar 1
Kadar air 7,86
2 Kadar sari larut air
24,52 3
Kadar sari larut etanol 24,62
4 Kadar abu total
4,65 5
Kadar abu tidak larut asam 0,59
Penetapan kadar air pada simplisia dilakukan untuk mengetahui jumlah air yang terkandung dalam simplisia yang digunakan. Kadar air simplisia ditetapkan
untuk menjaga kualitas simplisia karena kadar air berkaitan dengan kemungkinan pertumbuhan jamurkapang. Hasil penetapan kadar air diperoleh lebih kecil dari
10 yaitu 7,86. Kadar air yang melebihi 10 dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroba, keberadaan jamur atau serangga, serta mendorong
Universitas Sumatera Utara