38
b. Larutan percobaan diuapkan di atas penangas air. Larutkan sisa dalam 5 ml
asam asetat anhidrat. Tambahkan 10 tetes asam sulfat pekat, akan terjadi warna biru atau hijau, menunjukkan adanya glikosida Depkes, RI, 1995.
3.7.6 Pemeriksaan steroidatriterpenoida
Sebanyak 1 g sampel dimaserasi dengan n-heksana selama 2 jam, lalu disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa ditambahkan 2 tetes
asam asetat anhidrida dan 1 tetes asam sulfat pekat. Timbul warna biru atau hijau menunjukkan adanya steroid dan timbul warna merah, pink atau ungu
menunjukkan adanya triterpenoid Farnsworth, 1966.
3.8 Pembuatan Ekstrak
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 80.
Cara kerja : Sebanyak 500 g serbuk simplisia dimaserasi dengan 75 bagian pelarut
3750ml etanol 80, dimasukkan ke dalam bejana bertutup dan dibiarkan pada suhu kamar selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, kemudian
setelah 5 hari hasil maserasi disaring dan diperas. Ampas ditambah dengan cairan penyari etanol 80 hingga diperoleh 100 bagian 5 L maserat kemudian
dibiarkan di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya selama 2 hari dan dienaptuangkan. Seluruh maserat digabungkan lalu diuapkan dengan alat rotary
evaporator pada temperatur kurang lebih 40
o
C dan diperoleh ekstrak etanol kental. Ditjen, POM., 1979. Bagan pembuatan ekstrak etanol secara maserasi
dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 61.
Universitas Sumatera Utara
39
3.9 Pembuatan Fraksi n-Heksana dan Fraksi Etilasetat
Pembuatan fraksi-fraksi dilakukan secara ekstraksi cair-cair ECC menggunakan pelarut n-heksana dan etilasetat. Sebanyak 40 g ekstrak etanol
ditambahkan 40 ml etanol dan 100 ml air suling dihomogenkan lalu dimasukkan ke dalam corong pisah, kemudian diekstraksi dengan 50 mln-heksana, dikocok,
didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan yaitu fraksi n-heksana dan fraksi air. Fraksi n-heksana dikumpulkan dan fraksinasi dilakukan sampai lapisan n-heksana jernih.
Fraksi air kemudian diekstraksi dengan 50 ml etilasetat, dikocok, didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan yaitu fraksi etilasetat dan fraksi air. Fraksi etilasetat
dikumpulkan dan fraksinasi dilakukan sampai lapisan etilasetat jernih. Fraksi n- heksana dan etilasetat diuapkan dengan rotary evaporator sampai diperoleh
ekstrak kental Harbone, 1987. Bagan pembuatan fraksi dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman 62.
3.10 Pembuatan Larutan Uji Dengan Berbagai Konsentrasi
Ekstrak etanol daun ingul ditimbang 1 g kemudian dilarutkan dengan pelarut DMSO hingga 2 ml maka konsentrasi ekstrak adalah 500 mgml. Larutan
tersebut diencerkan kembali dengan pelarut DMSO sehingga didapat konsentrasi 400 mgml; 300 mgml; 200 mgml; 100 mgml; 75 mg ml; 50 mgml; 25 mg ml;
20 mgml; 15mgml; 10 mgml; 5 mgml; 0,5 mgml; 0,25 mgml; 0,1 mgml; 0,05 mgml.
3.11 Pembiakan Bakteri 3.11.1 Pembuatan stok kultur bakteri