Metode pengujian aktivitas antibakteri

24 Adapun metode pengukuran pertumbuhan mikroorganisme tidak langsung dapat dilakukan sebagai berikut a. Pengukuran Kekeruhanturbidimetry Bakteri yang bermultipikasi pada media cair akan menyebabkan media menjadi keruh. Alat yang digunakan untuk pengukuran adalah spektrofotometer atau kolorimeter dengan cara membandingkan densitas optic optical density, OD antara media tanpa pertumbuhan bakteri dan media dengan pertumbuhan bakteri. b. Pengukuran aktivitas metabolik Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa jumlah produk metabolic tertentu, misalnya asam atau CO 2 , menunjukkan jumlah mikroorganisme yang terdapat didalam media. Misalnya pengukuran produksi asam untuk menunjukkan jumlah vitamin yang dihasilkan mikroorganisme. c. Pengukuran Berat Sel Kering BSK Metode ini umumnya digunakan untuk mengukur pertumbuhan fungi berfilamen. Miselium fungi dipisahkan dari media dan dihitung fungsi berat kotor. Miselium selanjutnya dicuci dan dikeringkan dengan alat pengering desikator dan ditimbang beberapa kali hingga mencapai berat konstan yang dihitung sebagai berat sel kering BSK Pratiwi, 2008.

2.5.8 Metode pengujian aktivitas antibakteri

Penentuan kepekaan bakteri batogen terhadap agen antibakteri tertentu dapat dilakukan dengan salah satu dari beberapa metode pokok yaitu: 1. Metode dilusi Metode ini digunakan untuk mengukur kadar hambat minimum KHM dan kadar bunuh minimum KBM. Cara yang dilakukan uyaitu membuat seri pengenceran agen antimikroba pada media yang telah ditambahkan dnegan Universitas Sumatera Utara 25 mikroba uji. Larutan uji agen antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uki ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen antimikroba dan inkubasi selama 18-24 jam. Media yang terlihat jernih setelah diinkubasi ditetapkan sebagai KBM Pratiwi, 2008. 2. Metode difusi agar Metode yang paling sering digunakan dalam uji aktivitas antibakteri yaiatu metode difusi agar. Obat dengan jumlah tertentu ditempatkan pada permukaan media padat sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji pada permukaannya dan kemudian diinkubasi selama 18-24 jam. Diameter zona hambatan di sekitar pencadang kemudian diukur dan digunakan untuk mengukur ketentuan hambatan obat terhadap mikroorganisme yang diuji Jawetz, et al, 2001 3. Uji bioautografi Uji bioautografi merupakan metode spesifik untuk mendeteksi bercak pada kromatogram hasil KLT kromatografi lapis tipis yang memiliki aktivitas antibakteri, antifungi dan antivirus, sehingga mendekatkan metode separasi dengan uji biologis Pratiwi, 2008. Keuntungan metode ini adalah sifatnya yang efisien untuk mendeteksi adanya senyawa antimikroba karena letak bercak dapat ditentukan walaupun berada dalam campuran yang kompleks sehingga memungkinkan untuk mengisolasi senyawa aktif tersebut. Kerugiannya adalah metode ini tidak dapat digunakan untuk menentukan KHM dan KBM Pratiwi, 2008. Ada dua macam metode bioatugrafi, yaitu : a. Bioautografi langsung Universitas Sumatera Utara 26 Menyemprot plat KLT dengan suspense mikroorganisme ataupun dengan menyentuhkan plat KLT pada permukaan media agar yang telah ditanami mikroorganisme , setelah diinkubasi pada waktu tertentu, letak senyawa aktif tampak sebagai area jernih dengan latar belakang keruh b. Bioautgrafi overlay Menuangkan media agar yang telah dicampur dengan mikroorganisme diatas permukaan plat KLT, media ditunggu hingga padat, diinkubasi. Area hambatan dilihat dengan penyemprotan menggunakan tetrazolium klorida. Senyawa yang aktif sebagai antimikroba akan tampak sebagai area jernih dengan latar belakang ungu Pratiwi, 2008.

2.6 Diare

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ceplukan (Physalis minima L.) Terhadap Bakteri Shigella dysenteriae, Escherichia coli Dan Salmonella typhimurium

21 148 72

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoida dari Ekstrak Etanol Kulit Batang Ingul (Toona Sinensis (Juss.) M.Roem)

1 80 111

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etilasetat Daun Ketepeng (Senna alata (L.)Roxb.)

1 11 77

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etilasetat Daun Ketepeng (Senna alata (L.)Roxb.)

0 0 14

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etilasetat Daun Ketepeng (Senna alata (L.)Roxb.)

0 0 2

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana dan serta Etilasetat Daun Ingul (Toona sinensis (Juss.) M.Roem) Terhadap Esherichia coli, Salmonella typhi dan Bacillus subtilis

0 0 4

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana dan serta Etilasetat Daun Ingul (Toona sinensis (Juss.) M.Roem) Terhadap Esherichia coli, Salmonella typhi dan Bacillus subtilis

1 1 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Tanaman 2.2.1 Morfologi tanaman - Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana dan serta Etilasetat Daun Ingul (Toona sinensis (Juss.) M.Roem) Terhadap Esherichia coli, Salmonella typhi dan Bacillus subtil

0 0 23

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana dan serta Etilasetat Daun Ingul (Toona sinensis (Juss.) M.Roem) Terhadap Esherichia coli, Salmonella typhi dan Bacillus subtilis

0 0 16

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL, FRAKSI n-HEKSANA DAN ETILASETAT DAUN MINDI

0 0 15