2. Nikotin
Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirolidin yang terdapat dalam Nikotiana  Tobacum,  Nicotiana  Rustica,  dan  spesies  lainnya  atau
sintesisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan. nikotin  merupakan  obat  perangsang  yang  memiliki  efek  berlawanan
yaitu  memberikan  rangsangan  sekaligus  menenangkan.  Nikotin menyebabkan  ketagihan  karena  dapat  memicu  dopamine  yaitu  unsur
kimia di dalam otak yang berhubungan dengan perasaan senang. 3.
Karbon Monoksida Merupakan gas beracun yang tidak berwarna dan terdapat pada rokok
dengan  kandungan  2-6.  Karbon  Monoksida  pada  paru-paru mempunyai  daya  pengikat  afinitas  dengan  hemoglobin  Hb  sekitar
200  kali  lebih  kuat  dibandingkan  dengan  daya  ikat  oksigen  O2 dengan Hb.
16
2.2.4.  Perilaku Ketergantungan Merokok
Merokok adalah suatu “kebiasaan” atau “ketagihan”. Dewasa ini merokok
disebut  sebagai  Tobacco  Depedency  atau  ketergantungan  pada  tembakau.Saat pertama  kali  mengkonsumsi  rokok,  gejala-gejala  yang    mungkin  terjadi  adalah
batuk-batuk,  lidah  terasa  getir,  dan  perut  mual.  Namun  demikian,  sebagian  dari para pemula tersebut  mengabaikan perasaan tersebut,  biasanya berlanjut menjadi
kebiasaan, dan akhirnya menjadi ketergantugan. Ketergantungan  ini  dipersepsikan  sebagai  kenikmatan  yang  memberikan
kepuasan  psikologis.  Gejala  ini  dapat  dijelaskan  dari  konsep  tobacco depedencyketergantungan rokok. Artinya, perilaku merokok merupakan perilaku
yang menyenangkan dan bergeser menjadi aktivitas yang bersifat obsesif. Hal ini disebabkan  sifat  nikotin  adalah  adiktif,  jika  dihentikan  secara  tiba-tiba  akan
menimbulkan cemas.
7
Secara  biologis,  nikotin  diterima  reseptor  asetilkolin-nikotinik  yang kemudian  membagi  jalur  imbalan  dan  jalur  adrenergik.  Pada  jalur  imbalan,
perokok akan merasakan nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok
Universitas Sumatera Utara
akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Di jalur adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan
sorotonin.  Meningkatnya  sorotonin  menimbulkan  rangsangan  rasa  senang sekaligus  keinginan  mencari  rokok  lagi.  Secara  manusiawi,  orang  cenderung
untuk  mempertahankan  apa  yang  selama  ini  dirasakan  sebagai  kenikmatan sehingga dapat dpahami jika para perokok sulit untuk berhenti merokok.
2
2.2.5.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok
Menurut  Komalasari  dan  Helmi  perilaku  merokok  selain  disebabkan  dari faktor  dalam  diri  internal  juga  disebabkan  faktor  dari  lingkungan
eksternal. a
Faktor Diri internal Orang  mencoba  merokok  karena  alasan  ingin  tahu  atau  ingin
melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Merokok juga memberi image  bahwa  merokok  dapat  menunjukan  kejantanan  kebanggaan
diri  dan  menunjukkan  kedewasaan.  Individu  juga  merokok  dengan alasan sebagai alat penghilang stres.
b Faktor Lingkungan eksternal
faktor-faktor  yang  berpengaruh  terhadap  perilaku  merokok  adalah keluarga atau orang tua, saudara kandung, maupun teman sebaya yang
merokok dan iklan rokok.
7
Laventhal  dan  Clearly  menyatakan  motif  seseorang  merokok  dibagi menjadi dua motif:
1. Faktor Psikologis
a. Kebiasaan
Perilaku  merokok  menjadi  sebuah  perilaku  yang  harus  tetap dilakukan tanpa adanya motif yang bersifat negatif ataupun positif.
Seseorang  merokok  hanya  untuk  menemukan  perilakunya  tanpa tujuan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
b. Reaksi emosi yang positif
Merokok  digunakan  untuk  menghasilkan  emosi  yang  positif misalnya  rasa  senang,  relaksasi,  dan  kenikmatan  rasa.  Merokok
juga  dapat  menunjukan  kejantanan  kebanggaan  diri  dan menunjukan kedewasaan.
c. Reaksi untuk penurunan emosi
Merokok  ditujukan  untuk  mengurangi  rasa  tegang,  kecemasan biasa,  maupun  kecemasan  yang  timbul  karena  adanya  interaksi
dengan orang lain. d.
Alasan sosial Merokok  ditujukan  untuk  mengikuti  kebiasaan  kelompok
umumnya  pada  remaja  dan  anak-anak,  identifikasi  dengan perokok lain, dan untuk menentukan image diri seseorang.
e. Kecanduan atau ketagihan
Seseorang  merokok  karena  mengaku  telah  mengalami  kecanduan. Kecanduan terjadi karena adanya nikotin yang terkandung di dalam
rokok. 2.
Faktor Biologis Faktor  ini  menekankan  pada  kandungan  nikotin  yang  ada  di  dalam
rokok  yang  dapat  mempengaruhi  ketergantungan  seseorang  pada rokok secara biologis.
17
2.2.6.  Dampak dan Bahaya Merokok