Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Ketergantungan Merokok
Perilaku Ketergantungan n
Skor GNSBQ Ringan 12
3 3
Minimum : 10 Maksimum : 44
X±SD : 29,75±8,746 Sedang 12-22
19 19
Berat 23-33 31
31 Sangat Berat 33
47 47
Total 100
100 Dari tabel di atas, dapat diamati bahwa jumlah responden dengan perilaku
ketergantungan merokok yang terbanyak dengan ketergantungan sangat berat adalah 47 orang 47.Perilaku ketergantungan merokok yang paling sedikit yaitu
3 orang 3. Skor perilaku ketergantungan merokok pada responden yang terendah adalah 10 dan yang tertinggi adalah 44. Rata-rata mayoritas responden
mengalami perilaku ketergantungan merokok yang berat.
5.1.5 Profil perilaku ketergantungan merokok berdasarkan usia dan pendidikan
Responden terbanyakmengalami perilaku ketergantungan merokok yang sangat berat yaitu 47 orang 47.Profil perilaku ketergantungan merokok dinilai
berdasarkan usia dan pendidikan. Profil ketergantungan merokok dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Ketergantungan Merokok Berdasarkan Usia dan Pendidikan
Perilaku Ketergantungan Ringan
Sedang Berat
SangatBer at
Total Usia
- 17-25 tahun
- 26-35 tahun
- 36-45 tahun
- 46-55 tahun
- 56-65 tahun
2 1
4 5
5 4
1 4
9 9
4 5
1 16
15 12
3 11
30 30
20
9 Pendidikan
- Tidak Sekolah
- Dasar
- Menengah
- Perguruan
Tinggi 2
1 1
17 1
3 28
1 11
34 1
2 14
81 3
Total 3
19 31
47 100
Berdasarkan usia yang terbanyak mengalami perilaku ketergantungan merokok yang sangat berat yaitu kelompok usia 26-35 tahun yaitu 16 orang dan
36-45 tahun sebanyak 15 orang. Sedangkan perilaku ketergantungan merokok yang paling sedikit pada usia 56-65 tahun yaitu 9 orang, Mayoritas responden
dengan perilaku ketergantungan merokok terbanyak pada usia 26-35 tahun dan 36-45 tahun dengan jumlah masing-masing 30 orang.
Berdasarkan tingkat pendidikan perilaku ketergantungan merokok yang terbanyak adalah dengan ketergantungan merokok sangat berat yaitu 34 orang dan
ketergantungan merokok berat yaitu 28 orang. Mayoritas perilaku ketergantungan merokok terbanyak pada tingkat pendidikan menengah sebanyak 81 orang.
5.1.6. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Perilaku Ketergantungan Merokok
Dari seluruh responden berjumlah 100 orang yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, didapatkan hasil dengan total skor dalam bentuk numerik.
Hasil skor terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan kolmogrov-smirnov. Hasil signifikasi diperoleh tingkat kecemasan 0,005 dan perilaku 6 merokok
Universitas Sumatera Utara
0,001. Kedua hasil p dimana p = 0,05. Data yang diperoleh tidak terdistribusi normal. Karena datadiperoleh tidak terdistribusi normal, data dianalisis dengan
bivariat dengan menggunakan uji korelasi spearman.
Tabel 5.5 Hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan Perilaku Ketergantungan Merokok
Variabel X±SD
r p-value
Tingkat kecemasan 13,79±7,831
0,536 0,001
Perilaku ketergantungan merokok 29,75±8,746
Berdasarkan hasil, nilai signifikasi adalah 0,001 dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan perilaku
ketergantungan merokok. Terdapat pula korelasi positif antara DepressionAnxiety Stress Scale dan Glover Nilsson Behaviour Quistionnaire. Semakin meningkat
kecemasan semakin meningkat pula perilaku ketergantungan merokok. Korelasi didapatkan 0,536 menandakan ada hubungan yang lemah antara tingkat
kecemasan dengan perilaku ketergantungan merokok.
5.2. Pembahasan 5.2.1Karakteristik Responden Penelitian