Tahap-Tahap Perilaku Merokok Kandungan Berbahaya dalam Rokok

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasan mereka, tetapi karena benar-benar sudah kebiasaan rutin. Pada tipe orang seperti ini merokok merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis. 14

2.2.2. Tahap-Tahap Perilaku Merokok

Laventhal dan Clearly cit Pitaloka mengungkapkan empat tahap dalam perilaku merokok, yaitu: 1. Tahap prepatory Seorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan, sehingga menimbulkan niat untuk merokok 2. Tahap Initation Tahap perintisan merokok, yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok 3. Tahap Becoming a Smoker Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok. 4. Tahap Maintaining Of Smoking Pada tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri self regulating. Merokok dilakukan untuk memperoleh efek yang menyenangkan. 15

2.2.3. Kandungan Berbahaya dalam Rokok

Kandungan yang terdapat pada rokok yaitu: 1. Tar Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik. Tar terbentuk selama pemanasan tembakau dan kadar tar yang terdapat pada asap rokok inilah yang menyebabkan adanya resiko kanker. Universitas Sumatera Utara 2. Nikotin Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirolidin yang terdapat dalam Nikotiana Tobacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan. nikotin merupakan obat perangsang yang memiliki efek berlawanan yaitu memberikan rangsangan sekaligus menenangkan. Nikotin menyebabkan ketagihan karena dapat memicu dopamine yaitu unsur kimia di dalam otak yang berhubungan dengan perasaan senang. 3. Karbon Monoksida Merupakan gas beracun yang tidak berwarna dan terdapat pada rokok dengan kandungan 2-6. Karbon Monoksida pada paru-paru mempunyai daya pengikat afinitas dengan hemoglobin Hb sekitar 200 kali lebih kuat dibandingkan dengan daya ikat oksigen O2 dengan Hb. 16

2.2.4. Perilaku Ketergantungan Merokok

Dokumen yang terkait

Perilaku Ibu dalam Penatalaksanaan Rehidrasi Oral pada Balita Diare yang Berada di Rumah di Kelurahan Siringo-Ringo Labuhanbatu

1 52 85

HUBUNGAN PERILAKU TEMAN DAN STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI KELURAHAN Hubungan Perilakuteman Dan Stres Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Di Kelurahan Dukuh, Sukoharjo.

0 7 15

HUBUNGAN PERILAKUTEMAN DAN STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI KELURAHAN Hubungan Perilakuteman Dan Stres Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Di Kelurahan Dukuh, Sukoharjo.

0 7 15

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI KELURAHAN JUWIRING Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Di Kelurahan Juwiring.

0 3 17

Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Perilaku Ketergantungan Merokok pada Pengendara Becak Bermotor di Kelurahan Siringo-ringo Rantauprapat

0 4 13

Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Perilaku Ketergantungan Merokok pada Pengendara Becak Bermotor di Kelurahan Siringo-ringo Rantauprapat

0 0 2

Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Perilaku Ketergantungan Merokok pada Pengendara Becak Bermotor di Kelurahan Siringo-ringo Rantauprapat

0 0 4

Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Perilaku Ketergantungan Merokok pada Pengendara Becak Bermotor di Kelurahan Siringo-ringo Rantauprapat

0 0 16

Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Perilaku Ketergantungan Merokok pada Pengendara Becak Bermotor di Kelurahan Siringo-ringo Rantauprapat

0 0 2

Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Perilaku Ketergantungan Merokok pada Pengendara Becak Bermotor di Kelurahan Siringo-ringo Rantauprapat

0 2 15