Komunikasi Antar Pribadi Kajian Pustaka

2.2.3 Komunikasi Antar Pribadi

Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari komunikasi. Dalam sebuah keluarga, komunikasi juga dapat terjadi diantara anggota keluarga, seperti antara ayah dan ibu, ibu dan anak, atau ayah dan anak. Komunikasi seperti ini juga dapat disebut sebagai komunikasi antar pribadi. Secara umum, komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara berhadapan muka face to face bisa juga melalui sebuah medium, seperti telepon. Ciri khas komunikasi antarpribadi ini adalah sifatnya yang dua arah atau timbal balik Effendy, 2001 : 50. Sehingga dalam hal ini, komunikasi yang dilakukan antara orang tua dan mahasiswa yang tinggal terpisah juga merupakan komunikasi antar pribadi. Adapun beberapa pengertian komunikasi antar pribadi yang diungkapkan oleh beberapa ahli seperti Joseph A. Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book 1984 : 4 yaitu “komunikasi antarpribadi merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antar dua orang, atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika”. Effendy, 1993 : 59. Lain halnya Vandeber 1986 yang menjelaskan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan suatu proses interaksi dan pembagian makna yang terkandung dalam gagasan atau perasaan. Liliweri, 1997 :12. Effendy juga 1986 mengemukakan bahwa “pada hakikatnya komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan komunikan“. Liliweri,1997 : 12. Berdasarkan beberapa definisi mengenai komunikasi antar pribadi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar pribadi adalah suatu proses pengiriman pesan dari seseorang kepada orang lain, baik secara verbal maupun non-verbal yang ditanggapi orang lain dan merupakan interaksi antara pribadi- pribadi yang terlibat secara utuh dan langsung satu sama lain dalam menyampaikan maupun menerima pesan secara nyata. Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain, tentu saja seseorang memiliki macam tujuan dan harapan. Salah satu diantaranya adalah untuk Universitas Sumatera Utara menyampaikan informasi kepada orang lain, agar orang tersebut mengetahui sesuatu. Adapun tujuan lain dari komunikasi antar pribadi tersebut adalah : 1. Berbagi pengalaman Selain menyampaikan informasi, komunikasi antarpribadi juga memiliki tujuan untuk saling membagi pengalaman pribadi kepada orang lain mengenai hal-hal yang menyenangkan maupun hal-hal yang menyedihkanmenyusahkan. Hal ini sangat berguna bagi orang lain, agar seseorang dapat belajar dari kesalahan yang di buat oleh orang lain. 2. Menumbuhkan simpati Simpati merupakan suatu sikap positif yang ditunjukkan oleh seseorang yang muncul dari lubuk hati yang paling dalam untuk ikut merasakan bagaimana beban, derita, musibah, kesedihan dan kepiluan yang sedang dirasakan oleh orang lain. Komunikasi dapat juga digunakan untuk menambah rasa simpati seseorang kepada orang lain. 3. Melakukan kerja sama Tujuan komunikasi antarpribadi yang lainnya adalah untuk melakukan kerja sama antara seseorang dengan orang lain agar tercapai suatu tujuan tertentu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. 4. Menceritakan kekecewaan atau kekesalan Komunikasi antarpribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa kecewa atau kesalahan kepada orang lain. Pengungkapan segala bentuk kekecewaan atau kekesalan secara tepat akan dapat mengurangi beban pikiran yang ada pada diri seseorang. 5. Menumbuh motivasi Melalui komunikasi antarpribadi, seseorang dapat memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu yang baik dan positif. Motivasi adalah dorongan kuat dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Pada dasarnya, seseorang cenderung untuk melakukan sesuatu karena dimotivasi orang lain dengan berbagai cara. Komunikasi yang terjadi diantara individu juga tidak selamanya berjalan dengan baik dan efektif. Hal ini, karena jika dalam suatu hubungan terdapat suatu Universitas Sumatera Utara masalah atau konflik, maka komunikasi yang terjadi juga mungkin tidak akan efektif. Sehingga dalam buku Komunikasi Antarpribadi, Alo Liliweri mengutip pendapat Joseph A.Devito mengenai ciri komunikasi antarpribadi yang efektif, yaitu: a. Keterbukaan openness Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator yang efektif harus terbuka kepada komunikannya. Hal ini bukan berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tetapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebalikanya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut dan wajar. Aspek kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan komunikan yang menjemukan. Bila ingin komunikan bereaksi terhadap apa yang komunikator ucapkan, komunikator dapat memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain. Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran dimana komunikator mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang diungkapkannya adalah miliknya dan ia bertanggung jawab atasnya. b. Empati empathy Empati adalah kemampuan individu untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dan dari sudut pandang individu tersebut. Berbeda dengan simpati yang artinya adalah merasakan bagi orang lain. Orang yang berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang sehingga dapat mengkomunikasikan empati, baik secara verbal maupun non-verbal. c. Dukungan supportiveness Dukungan yang positif sangat dibutuhkan dalam sebuah hubungan dan komunikasi antar pribadi. Hubungan interpersonal yang efektif adalah Universitas Sumatera Utara hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Seseorang dapat memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif dan spontan. d. Rasa Positif positiveness Rasa positif sangat diperlukan oleh seseorang untuk mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, sehingga dapat menciptakan situasi komunikasi yang efektif. e. Kesetaraan equality Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila berada pada suasana yang setara. Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak yang berkomunikasi saling menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan ini meminta seseorang untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain. Selain memiliki ciri-ciri mengenai komunikasi yang efektif, komunikasi antar pribadi juga memiliki unsur-unsur. Johnson Supratiknya, 1995: 31 menyatakan bahwa komunikasi interpersonal memiliki tujuh unsur dasar, sebagai berikut: a. Maksud-maksud, gagasan-gagasan dan perasaan-perasaan yang ada dalam diri pengirim serta bentuk tingkah laku yang dipilihnya. Semua itu menjadi awal bagi perbuatan komunikatifnya, yakni mengirimkan suatu pesan yang mengandung unsur tertentu. b. Proses kodifikasi pesan oleh pengirim. Pengirim mengubah gagasan, perasaan, dan maksud-maksudnya ke dalam bentuk pesan yang dapat dikirimkan. c. Proses pengiriman pesan kepada penerima. d. Adanya saluran channel atau media, melalui mana pesan dikirimkan. e. Proses dekodifikasi pesan oleh penerima. Penerima menginterpretasikan atau menafsirkan makna pesan. f. Tanggapan batin oleh penerima terhadap hasil interpretasinya tentang makna pesan yang ditangkap. g. Kemungkinan adanya hambatan noise tertentu. Universitas Sumatera Utara Johnson mengungkapkan tahap pengungkapan perasaan dalam komunikasi interpersonal. Menurutnya,setiap kali individu berkomunikasi dengan individu lain maka sebenarnya paling sedikit terjadi lima proses, sebagai berikut Supratiknya, 1995:.51-52: 1. Mengamati sensing Pada proses ini individu mengamati tingkah laku lawan komunikasinya. Individu mengumpulkan informasi tentang lawan komunikasinya dengan alat indera yang dimilikinya.Informasi tersebut semata-mata bersifat deskriptif dan semua itu direkam dalam pikiran dan hati individu. 2. Menafsirkan interpreting Proses ini menjelaskan bahwa individu menafsirkan semua informasi yang ia terima dari lawan komunikasinya. Kemudian individu tersebut menentukan makna dari kata-kata dan perbuatannya. 3. Mengalami perasaan feeling Pada proses ini, seseorang akan mengalami perasaan tertentu sebagai reaksi spontan dari penafsirannya terhadap informasi yang telah diterima dari lawan komunikasinya. 4. Menanggapi intending Proses ini mengatakan bahwa Individu akan terdorong untuk menanggapi perasaannya. Di dalam dirinya terbentuk intensi yang akan mendorong dan mengarahkan untuk berbuat sejalan dengan perasaannya. Intensi inilah yang membimbing tindakan-tindakan yang akan dilakukan sebagai bentuk pengungkapan perasaan. 5. Mengungkapkan expressing Pada tahap ini seseorang akan mengungkapkan perasaan yang ia alami kepada lawan komunikasinya. Setelah itu, Johnson juga menunjukkan beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia, yakn Supratiknya, 2003: 9-10 : 1. Komunikasi antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial seseorang. Perkembangan ini terjadi sejak masa bayi sampai masa dewasa mengikuti pola semakin meluasnya ketergantungan kita pada orang lain. Universitas Sumatera Utara Diawali dengan ketergantungan atau komunikasi yang intensif dengan ibu pada masa bayi, lingkaran ketergantungan atau komunikasi itu menjadi semakin luas dengan bertambahnya usia kita. Bersamaan proses itu, perkembangan intelektual dan sosial kita sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi kita dengan orang lain. 2. Identitas atau jati diri seseorang juga akan terbentuk lewat komunikasi dengan orang lain. Selama berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun tidak sadar seseorang dapat mengamati, memperhatikan dan mencatat dalam hati semua tanggapan yang diberikan oleh orang lain terhadap diri seseorang. Seseorang menjadi tahu bagaimana pandangan orang lain itu tentang dirinya, Berkat pertolongan komunikasi dengan orang lain seseorang dapat menemukan dirinya, yaitu mengetahui siapa diri sebenarnya. 3. Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain dan realitas yang sama. Tentu saja pembandingan sosial semacam itu hanya dapat kita lakukan lewat komunikasi dengan orang lain. 4. Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain, terlebih orang-orang yang merupakan tokoh-tokoh signifikan significant figures dalam hidup kita. Bila hubungan kita dengan orang lain diliputi berbagai masalah, maka tentu kita akan menderita, merasa sedih, cemas, frustrasi. Bila kemudian kita menarik diri dan menghindar dari orang lain, maka rasa sepi dan terasing yang mungkin kita alami pun tentu akan menimbulkan penderitaan, bukan hanya penderitaan emosional atau batin, bahkan mungkin juga penderitaan fisik. Komunikasi antar pribadi sama halnya dengan ilmu-ilmu lain yang memiliki sifatnya tersendiri sehingga miliki suatu ciri khas pada ilmu tersebut. Beberapa sifat yang dapat menunjukan komunikasi antara dua orang,dan mengarah pada komunikasi antar pribadi yaitu didalamnya melibatkan perilaku Universitas Sumatera Utara verbal maupun nonverbal, sehingga dapat menunjukan seberapa jauh hubungan antara pihak yang terlibat di dalamanya. Adapun beberapa sifat yang dimiliki oleh komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut Liliweri, 1991:29: a Komunikasi antar pribadi melibatkan perilaku yang spontan, perilaku ini terjadi karena kekuasaan emosi yang bebas dari campur tangan kognisi. b Komunikasi antar pribadi harus menghasilkan umpan balik agar mempunyai interaksi dan koherensi, artinya suatu komuikasi antar pribadi harus ditandai dengan adanya umpan balik serta adanya interaksi yang melibatkan suatu perubahan di dalam sikap, perasaan, perilaku dan pendapat tertentu. c Komunikasi antar pribadi biasanya bersifat intrintik dan ekstrinsik. Intrinstik merupakan suatu standar perilaku yang dikembang oleh seseorang sebagai panduan melaksanakan komunikasi, sedangkan ekstrinsik yaitu aturan lain yang ditimbulkan karena pengaruh kondisi sehingga komunikasi antar manusia harus diperbaiki atau malah harus berakhir. d Komunikasai antar pribadi menunjukan adanya suatu tindakan. Sifat yang dimaksud adalah suatu hubungan sebab akibat yang dilandasi adanya tindakan bersama sehinnga menghasilkan proses komunikasi yang baik. e Komunikasai antar pribadi menunjukan adanya suatu tindakan. Maksudnya adalah suatu hubungan sebab akibat yang dilandasi adanya tindakan bersama sehinnga menghasilkan proses komunikasi yang baik.

2.2.4 Teori Self Disclosure

Dokumen yang terkait

KOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan)

2 84 9

MEDIA KOMUNIKASI DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL PERAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF TENTANG PERAN TELEPON SELULAR SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH PADA DUA ORANG YANG BERPACARAN).

0 4 9

PENDAHULUAN PERAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF TENTANG PERAN TELEPON SELULAR SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH PADA DUA ORANG YANG BERPACARAN).

0 3 21

POLA KOMUNIKASI PADA HUBUNGAN JARAK JAUH ANAK TERHADAP ORANGTUA DALAM MENJAGA HUBUNGAN Pola Komunikasi Pada Hubungan Jarak Jauh Anak Terhadap Orangtua Dalam Menjaga Hubungan (Studi Kualitatif Pada Mahasiswa Program Internasional Universitas Muhammadiyah

8 46 15

Komunikasi Yang Efektif Antara Remaja Dengan Orangtua Yang Bertugas Jarak Jauh(Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Yang Efektif Antara Remaja Dengan Orangtua Yang Bertugas Jarak Jauh Di Kota Medan)

0 0 38

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Komunikasi Yang Efektif Antara Remaja Dengan Orangtua Yang Bertugas Jarak Jauh(Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Yang Efektif Antara Remaja Dengan Orangtua Yang Bertugas Jarak Jauh Di Kota Medan)

0 0 5

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF ANTARA REMAJA DENGAN ORANGTUA YANG BERTUGAS JARAK JAUH (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi yang Efektif Antara Remaja dengan Orangtua yang Bertugas Jarak Jauh di Kota Medan)

0 1 14

Komunikasi Keluarga Dalam Hubungan Jarak Jauh (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan)

0 1 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perspektif Paradigma Kajian - Komunikasi Keluarga Dalam Hubungan Jarak Jauh (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan)

0 0 28

KOMUNIKASI KELUARGA DALAM HUBUNGAN JARAK JAUH (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Komunikasi Keluarga Terhadap Mahasiswa yang Tinggal Terpisah dengan Orangtua dalam Hubungan Harmonisasi di Kota Medan) SKRIPSI

0 0 15