Perangkat keras untuk Mengoperasikannya Kendala dalam Proses Alih Media Naskah Kuno

55 I 3 : “Dari pihak perpustakaan jumlah staf yang melakukan kegiatan alih media ini ada 5 orang dan dari tim FIB Unand 2 orang. Kami dari tim FIB Unand telah bekerja sama dengan pihak perpustakaan dalam melakukan kegiatan semenjak tahun 2008. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya kenapa mereka mengajak tim FIB Unand untuk bekerja sama adalah untuk melakukan pendekatan secara kebudayaan untuk mendapatkan koleksi naskah tersebut. Dalam hal konservasi naskah kuno Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat memiliki 5 orang staf tetapi dalam hal digitalisasi pihak perpustakaan tidak mempunyai staf khusus untuk menanganinya. Menurut Kabid Deposit Pengamatan dan Pelestarian Bahan Pustaka telah ada salah seorang staf dari perpustakaan yang melakukan pelatihan khusus ke Jepang mengenai digitalisasi bahan pustaka. Oleh karena itu, dalam melakukan alih media perpustakaan bekerja sama dengan tim FIB Unand untuk mengalihmediakan naskah kuno, sedangkan pustakawan hanya melakukan konservasi terhadap naskah kuno yang mengalami kerusakan sebelum dilakukan digitalisasi.

4.1.2.2 Perangkat keras untuk Mengoperasikannya

Perangkat keras digunakan agar naskah kuno digital dapat dibuka dan dibaca oleh pengguna. Menurut Simarmata 2006, 146-147 mengemukakan bahwa DVD memiliki kapasitas tinggi yang mampu menyimpan 4.7 GB sampai 17 GB dan harus mempunyai driver DVD-ROM untuk membaca dan menyimpan basisdata, perangkat lunak kompleks dan gambar hidup. Perangkat keras untuk 56 mengoperasikan naskah kuno digital dapat dilihat dari wawancara dengan informan berikut: I 1 : “Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai sarana dan prasarana jadi pihak perpustakaan belum menyediakan alat atau perangkat keras untuk membuka naskah kuno digital tersebut. Untuk saat ini jika ada pengguna yang ingin menggunakannya harus membawa laptop yang memiliki driver CD-ROM atau DVD untuk membuk anya.” I 2 : “Perangkat keras yang digunakan belum disediakan oleh pihak perpustakaan. Jika pengguna ingin membuka naskah kuno digital maka pengguna harus membawa laptop yang memiliki driver CD- ROM atau DVD.” Dari hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa perangkat keras untuk mengoperasikan naskah kuno digital pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat belum disediakan. Selama ini pengguna membawa laptop masing-masing yang memiliki driver CD-ROM atau DVD untuk mengoperasikannya. Seperti yang dijabarkan oleh para ahli di atas bahwa untuk mengoperasikan naskah kuno digital harus memiliki driver CD-ROM atau DVD. Jika pengguna tidak memiliki driver tersebut maka naskah kuno digital tersebut tidak dapat dioperasikan. Tidak memadainya sarana dan prasarana dalam kegiatan alih media naskah kuno dalam bentuk digital mengakibatkan pemanfaatan naskah kuno digital belum dapat dikatakan efektif tetapi proses ahli medianya sudah dapat dikatakan efektif. 57

4.1.2.3 Kendala dalam Proses Alih Media Naskah Kuno

Dalam melakukan alih media naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat mengalami berbagai kendala. Hal ini dapat dilihat dari jawaban wawancara informan berikut: I 1 : “Kendala pertama yang dihadapi yaitu dana karena pihak perpustakaan tidak memiliki anggaran yang memadai untuk melakukan kegiatan alih media naskah kuno. Anggaran untuk alih media itu terbatas dan setelah itu ditiadakan pada tahun 2015 untuk hunting naskah kuno. Selain itu kendala lain yang dihadapi adalah waktu. Untuk melakukan pendekatan dibutuhkan waktu yang sangat lama. Kendala lainnya yaitu sarana dan prasarana serta sumber daya manusianya terbatas.” I 2 : “Kendala yang dihadapi sangat banyak sekali apalagi kendala di lapangan. Kendala lainnya adalah dana dan sumber daya manusia kurang. Jika pihak perpustakaan memiliki sumber daya manusia yang dapat menerjemahkan naskah kuno digital maka pemanfataan koleksi tersebut juga pasti lebih banyak. Selain itu pihak perpustakaan juga belum membuatkan bibliografi naskah tersebut.” I 3 : “Kendala umum yang sering ditemukan pada lapangan yaitu tidak ada naskahnya. Jika naskah tidak ada maka kegiatan ini tidak bisa dilakukan. Hambatan yang sering ditemukan yaitu masyarakat yang memiliki naskah tidak semuanya ingin memberikan naskah tersebut untuk dilakukan digitalisasi. Selanjutnya hambatan yang juga 58 ditemukan yaitu mengenai teknis dalam digitalisasi. Hambatan lainnya yaitu dana yang cukup besar. Biaya yang dimaksud bukan mengenai peralatan dalam alih media tetapi mengenai perjalanan dalam mencari naskah dan waktunya sampai dilakukan pendigitalan.” Dari hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa dalam melakukan kegiatan alih media naskah kuno pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat mengalami beberapa kendala. Berikut ini kendala- kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan alih media naskah kuno bentuk digital: 1. Dana dan Anggaran Dana untuk melakukan proses alih media naskah kuno bersifat fleksibel dan berfluktuasi tergantung situasi dan kondisi. Dana yang dianggarakan terbatas untuk kegiatan digitalisasi naskah kuno. Dana digunakan untuk observasi mulai dari biaya selama perjalanan menuju lokasi tempat naskah kuno yang akan ditinjau sampai pada proses alih media sampai selesai. Sebagai instansi pemerintah anggaran dana untuk melakukan kegiatan alih media ini terdapat dari APBD Anggaran Perencanaan Belanja Daerah yang diberikan oleh pemerintah. Anggaran terbatas maka untuk proses alih media juga minim. Hal tersebut mengakibatkan aktivitas yang ada terkadang tidak bisa dilaksanakan dengan maksimal 59 dan kenyataannya kendala dana merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan digitalisasi naskah kuno. 2. Waktu Daerah untuk mencari koleksi naskah kuno yang disimpan masyarakat sangat jauh. Selain tempatnya jauh, belum tentu ahli waris ingin mengeluarkan dan menyerahkan koleksi yang dimilikinya kepada orang lain. Oleh sebab itu, pihak ketiga yang bekerja sama dengan pihak perpustakaan melakukan pendekatan secara sosial dan budaya agar ahli waris setuju menyerahkan koleksinya. Pendekatan sosial yang dilakukan membutuhkan waktu yang lama agar ahli waris setuju untuk menyerahkan koleksinya kepada perpustakaan untuk disimpan dan dialihmediakan. 3. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat belum memadai. Contohnya perangkat keras seperti driver CD-ROM atau DVD untuk mengoperasikan naskah kuno tidak disediakan oleh pihak perpustakaan. Oleh karena itu, pengguna kesulitan untuk mengoperasikan naskah kuno digital. 4. Sumber Daya Manusia Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat memiliki 5 orang staf, tetapi dalam hal digitalisasi badan perpustakaan tidak mempunyai staf khusus untuk menanganinya. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat bekerja sama dengan pihak FIB 60 Unand untuk melakukan alih media naskah kuno dalam bentuk digital. Sumber daya manusia dalam kegiatan alih media belum dapat dikatakan mampu karena tim FIB Unand yang mengerjakannya sedangkan pihak perpustakaan melakukan konservasi apabila naskah mengalami kerusakan. 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN