C. STRES PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK AUTIS
Ibu ialah seorang wanita yang telah menjalankan perannya dalam melahirkan dan mengasuh seorang anak. Seorang ibu berperan dalam mengasuh
anaknya mulai dari lahir, hingga berkembang dan tumbuh dewasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ibu ialah sebutan bagi wanita yang telah
berkeluarga dan memiliki keturunan Depdiknas, 2008. Kartono 1985 mengungkapkan bahwa salah satu fungsi ibu yang utama
ialah sebagai pengasuh bagi anak-anaknya. Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa. Peranan ibu terhadap
anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini khususnya dalam hal beretika dan susila untuk bertingkah laku yang baik dan sesuai norma Bilih,
2011. Peranan ibu akan menjadi lebih besar ketika anaknya memiliki kebutuhan
khusus, seperti autisme yang mengharuskan ibu memiliki perhatian yang lebih pada anaknya. Ketika anak didiagnosa autis, maka beragam respon dari ibu dapat
muncul, hal ini juga terkait dengan tingkat keberfungsian anak. Pada umumnya respon negatiflah yang pertama kali muncul ketika ibu mengetahui bahwa
anaknya autis Wiliam Wright, 2004. Penelitian mengungkapkan ibu dari anak berkebutuhan khusus cenderung
mengalami stres dibandingkan dengan orangtua dari anak normal Beckman et al. dalam Lam Mackenzie, 2008. Terlebih lagi, penelitian Davis, dkk 2008 dan
Plumb 2011 mengemukakan bahwa ibu dari anak autis memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan ibu dari anak dengan gangguan lain.
Universitas Sumatera Utara
Stres ialah kondisi terjadinya kesenjangan atau ketidaksesuaian tuntutan yang dihasilkan oleh transaksi antara individu dan lingkungan dengan sumber
daya biologis, psikologis atau sistem sosial yang dimiliki individu tersebut yang akan mempengaruhi kognisi, emosi dan perilaku sosialnya Sarafino, 2011.
Salah satu sumber stres yang dikemukakan oleh Sarafino ialah bersumber dari keluarga. Penyakit yang dialami anggota keluarga menjadikan anggota
keluarga lainnya harus mampu memahami dan beradaptasi dengan perilaku yang berubah dikarenakan adanya anggota keluarga yang sakit Sarafino, 2011. Dalam
sebuah keluarga yang memiliki anak autis, setiap anggota keluarga harus melakukan penyesuaian terkait karakteristik anak autis, khususnya ibu yang
berperan penting dalam merawat anak. Kondisi ibu yang terbatas dalam mengasuh, terkadang menjadikan ibu stres Hutten, 2009.
Pisula 2011 menyatakan terdapat tiga penyebab utama stres ibu dari anak autis, yaitu 1 Karakteristik perilaku anak, seperti interaksi sosial yang minim,
perilaku repetitif, ketidakmampuan menunjukkan emosi; 2 kurangnya dukungan dari profesional yang tepat, hal seperti ini mengakibatkan hubungan orangtua
dengan profesional tidak efektif yang berdampak pada akses atas dukungan medis maupun edukasi pada anak tidak berjalan dengan baik; 3 Sikap dari lingkungan
sosial atas kondisi anak, sikap cenderung negatif dari lingkungan terhadap anak autis merupakan salah satu penyebab stres dari ibu anak autis. Lingkungan sosial
yang tidak mendukung, seperti orang disekitar tidak memahami keterbatasan anaknya, bahkan mencibiri atau memandang dengan tatapan yang aneh,
merupakan contoh hal-hal yang dapat membuat ibu stres.
Universitas Sumatera Utara
Banyaknya gejala dari anak autis juga menjadikan ibu stres dalam mengasuh anak. Berbagai kesulitan yang dialami ibu dalam mengasuh anak autis
diantaranya, dalam hal mengajar dan berkomunikasi dengan anak sangatlah sulit karena anak bermasalah dalam bahasa dan mengekspresikan emosinya, harus
selalu waspada dengan perilaku anak yang suka menyerang, perawatan yang ekstra karena anak autis tidak mampu merawat dirinya sendiri, memenuhi semua
kebutuhan anak autis, kebutuhan sekolah dan kesehatan anak, bahkan stigma masyarakat tentang anak autis Phetrasuwan Miles, 2009.
Hasil penelitian sebelumnya terkait dengan anak autis juga mendukung pendapat bahwa karakteristik dari anak autis dapat mengarahkan ibu dalam
kondisi stres. Tomanik dalam Whitman Ekas, 2010 menemukan bahwa terdapat tingkat stres yang tinggi pada ibu dari anak autis disebabkan oleh
iritabilitas, tidak bergairah, hiperaktif, ketidakmandirian, penurunan komunikasi dan ketidak-tertarikan sosial yang dimiliki anaknya. Davis Carter 2008 juga
menyatakan bahwa penurunan kemampuan sosial dari anak autis merupakan prediktor stres bagi ibu dari anak autis. Lebih khusus lagi, kesusahan dalam
mengekspresikan verbal, ketidaksesuaian kognitif, menyakiti diri sendiri ketika kesal merupakan salah satu faktor terberat yang menyebabkan stres dari ibu
Suraiya Yulianti, 2011.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN