Populasi dan Sampel Teknik Pengambilan Sampel

tingkat stres yang dialaminya. Sedangkan sebaliknya, semakin rendah skor yang dimiliki subjek, maka semakin rendah pula tingkat stres yang dialami subjek.

C. POPULASI DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

1. Populasi dan Sampel

Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian Azwar, 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah para ibu yang memiliki anak yang didiagnosa oleh profesional memiliki sindrom autisme di Medan. Sampel adalah sebagian dari populasi dan harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki populasi Azwar, 2010. Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian, yakni sampel. Adapun sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang sesuai dengan ciri dari populasi: a. Ibu dari anak autis dengan rentang usia kanak-kanak awal 2-5 tahun dan kanak-kanak akhir 6-12 tahun. b. Diagnosa autisme ditegakkan oleh profesional. c. Ibu masih mengasuh anaknya yang autis d. Berdomisili di Medan

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur Universitas Sumatera Utara tertentu, dalam jumlah yang sesuai, dan dengan memperhatikan sifat-sifat serta penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar mewakili populasi Hadi, 2000. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non-probabilitas purposive sampling. Berdasarkan teknik ini, sampel diambil dengan adanya pertimbangan dan berdasarkan kesesuaian dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya Sugiyono, 2008. Teknik pengambilan sampel ini sesuai dengan penelitian mengingat jumlah populasi yang tidak memiliki jumlah data yang jelas dalam arti tidak ada sumber data yang pasti mengenai jumlah populasi penelitian. Besarnya sampel yang dipilih adalah berdasarkan pertimbangan ketepatan dan efisiensi biaya, tenaga, waktu dan kemampuan peneliti. Data dari Yayasan Autisma Indonesia pada tahun 2003, terdapat lima lembaga autis yang ada di kota Medan. Setelah melakukan pendekatan dengan lembaga, maka peneliti berhasil mengumpulkan 40 orang anak autis beserta dengan ibunya yang bersedia menjadi subjek penelitian. Penegakan diagnosa autisme dari subjek penelitian telah dipastikan sebelumnya oleh lembaga yang mendukung penelitian, yaitu Ibu Juniaty dari YAKARI Medan dan Ibu Endang Kesuma dari SLB Tali Kasih Medan. Beliau memastikan bahwa subjek yang terlibat dalam penelitian ini telah menerima diagnosa autis yang ditegakkan oleh profesional yaitu psikolog maupun psikiater yang terkait dengan lembaga. Universitas Sumatera Utara

D. JENIS PENELITIAN