Pengukuran yang tidak memiliki reliabilitas tinggi akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi di antara individu
lebih ditentukan oleh faktor eror daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya. Pengukuran yang tidak reliabel tentu tidak akan konsisten pula dari waktu ke
waktu Azwar, 1999. Ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil pengukuran alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini
ditunjukkan oleh taraf keajegan konsistensi skor yang diperoleh oleh para subjek yang diukur dengan alat yang sama, atau diukur dengan alat yang setara pada
kondisi yang berbeda Suryabrata, 2000. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi
internal dimana seperangkat alat tes diberikan kepada sekelompok subjek hanya sekali saja. Pengukuran reliabilitas alat ukur menggunakan Koefisien Alpha
Cronbach, yang artinya menggunakan administrasi tunggal dari suatu bentuk tunggal, didasarkan pada konsistensi respon terhadap semua butir soal dalam tes.
3. Uji Daya Beda Aitem
Daya diskriminasi aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem dapat membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang
tidak memiliki atribut pengukuran. Pengujian daya beda aitem dilakukan dengan cara menghitung korelasi koefisien antara distribusi skor aitem dengan distribusi
skor skala itu sendiri. Koefisien korelasi aitem-total dihitung dengan formula product-moment Pearson
lalu dilakukan koreksi terhadap efek spurious overlap. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala,
berarti semakin tinggi daya beda aitemnya. Sebaliknya, semakin rendah koefisien
Universitas Sumatera Utara
korelasinya mendekati nol, berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya rendah. Apabila koefisien korelasi didapati
bernilai negatif, maka dapat dipastikan terdapat cacat serius pada aitem yang bersangkutan Azwar, 2012.
Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total r
ix
yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem
berdasarkan koefisien korelasi aitem menggunakan batasan di atas atau sama dengan 0,3. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi r
ix
minimal 0,3, daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki koefisien korelasi r
ix
di bawah 0,3 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda rendah. Pengujian ini dilakukan dengan SPSS Statistics version 17.0 for Windows.
4. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Uji coba alat ukur dilakukan pada ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus sebanyak 87 orang. Analisa data dilakukan dengan menggunakan SPSS
Statistics version 17.0 for Windows .
Berdasarkan hasil uji coba pada 49 aitem skala Stres Ibu yang terdiri dari 3 tiga aspek, diperoleh 27 aitem yang memiliki nilai di atas atau sama dengan 0,3
dan terdapat 22 aitem yang gugur karena memiliki nilai dibawah 0,3. Aitem yang gugur ialah aitem 3, 38, 26, 46, 5, 16, 36, 39, 2, 9, 13, 22, 23, 30, 12, 19, 21, 34,
18, 32, 47, 48. Distribusi aitem yang diterima dapat dilihat pada tabel 3.5. Sebelum skala
digunakan untuk penelitian, aitem disusun kembali. Untuk menyeimbangkan setiap aspek, maka aitem yang gugur tidak diikutsertakan dalam skala penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Nilai koefisien reliabilitas Skala Stres Ibu 0,845 menunjukkan bahwa alat ukur reliabel.
Tabel 3.3 Blueprint Skala Stres Ibu Setelah Uji Coba No.
Aspek Indikator
Jenis Aitem Jlh
Favorable Unfavorable
1. Kognisi -