Landasan Teori 1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Deviden, Investment Opportunity Set, Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan Teori Keagenan agency theory dikemukakan oleh Jensen dan Meckling 1976.Teori keagenan menjelaskan mengenai hubungan antara pemegang saham dan manajer yang digambarkan dalam hubungan principal dan agent.Selain itu dibahas pula isu-isu yang berkaitan dengan hubungan principal dan agent, serta adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian dalam perusahaan.Agency theory menganalisis kepentingan dan perilaku dari manajer dengan maksud agar manajer bertindak dan membuat keputusan sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Jensen dan Meckling 1976 mendefenisikan hubungan keagenan yang terjadi pada satu atau lebih orang pemilik atau principals mengangkat orang lain agent untuk melakukan beberapa jasa atas kepentingannya dan memberikan kekuasaan dalam pengambilan keputusan. Pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian menimbulkan konflik antarkelompok dalam perusahaan disebut sebagai agency conflict.Dalam hal ini, menajer memiliki tujuan pribadi untuk meningkatkan kesejahteraannya yang seringkali bertentangan dengan Universitas Sumatera Utara 27 tujuan pemegang saham. Pada dasarnya para pemegang saham berharap agar manajemen akan bertindak atas kepentingan pemegang saham sehingga memberikan wewenang kepada manajer. Namun manajer cenderung mengutamakan kepentingan pribadinya daripada kepentingan pemegang saham. Untuk meminimalkan agency conflict, terdapat biaya yang perlu dikeluarkan oleh pemegang saham agar manajemen dapat bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham yang disebut sebagai agency cost. Agency cost terdiri dari 3 bentuk yang dikemukakan olehJensen dan Meckling 1976, yaitu : 1. monitoring cost, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memonitor dan mengendalikan perilaku manajemen, 2. bonding cost, merupakan biaya untuk mengikat pengeluaran manajemen, 3. residual loss, yaitu pengurangan kekayaan pemilik akibat adanya perbedaan antara keputusan manajemen dan keputusan yang seharusnya dibuat untuk memaksimalkan kekayaan pemilik.

2.1.2. Signalling Theory

Sinyal menurut Brigham dan Houston 2001: 36 merupakan “suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan”.Signalling theory dikembangkan dalam ilmu Universitas Sumatera Utara 28 ekonomi dan keuangan yang menggunakan informasi yang asimetris antara perusahaan dengan pihak luar karena manajemen lebih banyak mengetahui tentang prospek perusahaan dan peluang masa depan dibandingkan pihak luar investor. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.

1.1.3. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan atas saham perusahaan yang dimiliki oleh manajemen. Semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka manajemen akan lebih giat untuk meningkatkan kinerjanya karena manajemen mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi keinginan dari pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri. Dalam laporan keuangan keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer, karena hal ini merupakan informasi penting bagi pengguna laporan keuangan sehingga informasi tersebutakan diungkapkan dalam catatan ataslaporan keuangan. Konflik keagenan menyebabkan penurunan nilai perusahaan dan akan mempengaruhi kekayaan dari pemegang saham. Peningkatan nilai perusahaan dapat tercapai apabila ada kerja sama antara manajemen Universitas Sumatera Utara 29 perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder maupun stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal kerja yang dimiliki. Berdasarkanagency theory, hubungan antara pemegang saham dengan manajer digambarkan sebagai hubungan antara agent dengan principal.Manajer sebagai agent dan pemilik perusahaan sebagai principal.Agent diberikan mandat atau kepercayaan oleh principal untuk menjalankan bisnis perusahaan demi kepentingan principal.Dengan demikian, keputusan manajer adalah keputusan yang bertujuan untuk memaksimalkan sumber daya perusahaan. Perusahaan akan dirugikan jika manajer bertindak untuk kepentingannya sendiri dan bukan untuk kepentingan pemegang saham. Keadaan inilah yang memunculkan konflik keagenan antara manajer dengan pemilik perusahaan.Masing-masing pihak memiliki tujuan dan memiliki risiko yang berbeda berkaitan dengan perilakunya. Manajer apabila gagal menjalankan fungsinya akanberisiko tidak ditunjuk lagi sebagai manajer perusahaan, sementara pemegang saham akan berisiko kehilangan modalnya apabila salah memilih manajer. Hal ini merupakan konsekuensi dari pemisahan antara fungsi kepemilikan dengan pengelolaan Jensen dan Meckling, 1976.

1.1.4. Kebijakan Deviden

Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen Universitas Sumatera Utara 30 atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datangSartono, 2001. Kebijakan deviden merupakan salah satu return yang diperoleh pemegang saham dalam kegiatan menanam modal di perusahaan selain capital again. Kebijakan deviden mengenai keputusan apa yang akan diambil oleh perusahaan terhadap laba yang diperoleh perusahaan apakah akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai deviden atau akan ditahan dalam bentuk laba yang akan berguna untuk investasi yang akan datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba perusahaannya sebagai deviden, maka akan mengurangi laba ditahan dan selanjutnya akan mengurangi total sumber dana intern dan internal financing. Sebaliknya apabila laba yang diperoleh perusahaan digunakan sebagai laba ditahan, maka kemampuan pembentukan dana intern perusahaan akan semakin besar Ningsih dan Lin,2012. Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran deviden, maka dapat di artikan oleh investor sebagai sinyal harapan manajemen tentang membaiknya kinerja perusahaan dimasa yang akan datang sehingga kebijakan deviden berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut beberapa referensi, seperti Brigham dan Houston 2001 dan Keown etal. 2000 ada tiga pandangan teori yang biasa digunakan sebagai landasan dalammenentukan kebijakan dividen. Ketiga teori tersebut adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 31 1. Dividend Irrelevance Theory Pendukung utama teori ini adalah Merton Miller dan Franco Modigliani1961 . Mereka berpendapat bahwa nilai sebuah perusahaan akan tergantunghanya pada kemampuan perusahaan memperoleh laba dari aset perusahaan, bukanpada bagaimana laba tersebut akan dibagi menjadi dividen dan saldo laba ditahan. 2. A Bird in the Hand Theory Teori ini dicetuskan oleh Myron Gordon dan John Lintner 1963 yang berpendapat bahwa pembagian dividen berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. Teori ini mengacu pada konsep time value of money dimana dividen saat ini seharusnya memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding capital gain dimasa depan. 3. Tax Preference Theory Teori ini menyebutkan bahwa sebenarnya pembagian dividen merugikan investor. Hal ini dikarenakan adanya pajak yang harus dibayar ketika dividen dibagikan. Lain halnya dengan capital gain yang tidak perlu membayar pajaksampai saham terjual. Sesuai dengan konsep time value of money makapembayaran pajak pada masa yang akan datang lebih menguntungkandibandingkan dengan pembayaran pajak pada saat ini dengan jumlah yang sama. Universitas Sumatera Utara 32

1.1.5. Invesment Opportunity Set

Menurut Martono dan Harjito 2005: 137 investasi merupakan “penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset aktiva dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang”. Sedangkan istilah Investment Opportunity Set IOS atau set peluang investasi pertama kali diperkenalkan oleh Myers 1977 yang berkaitan dalam mencapai tujuan perusahaan. Menurut Myers 1977 investment opportunity set memberikan petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama tergantung pada pengeluaran perusahaandi masa yang akan datang. Investment opportunity set IOS merupakan suatu kombinasi antara aktiva yang dimiliki asset in place dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif. Investment opportunity set IOS sebagai pilihan investasi masa depan yang tidak hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek perusahaan saja tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih tinggi untuk memperoleh keuntungan. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Peluang investasi memberi sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham yang sebagai indikator nilai perusahaan. Universitas Sumatera Utara 33 Perusahaan dengan Investment Opportunity Set IOStinggi cendrung dinilai positif oleh investor karena memilikipeluang pertumbuhan yang tinggi. Dengan Investment Opportunity Set IOSyang tinggi maka nilai perusahaan akan meningkat karena lebih banyak investor yang tertarik berinvestasi dengan harapan memperoleh return yang lebih besar di masa yang akan datang. Apabila perusahaan salah di dalam pemilihan investasi, maka kelangsungan hidup perusahaan akan terganggu dan hal ini tentunya akan mempengaruhi penilaian investor terhadap nilai perusahaan. Untuk itu, sebaiknya manajer keuangan hendaknya menjaga pertumbuhan investasi agar dapat mencapai tujuan perusahaan melalui kesejahteraan pemegang saham sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. IOS tidak dapat diobservasi secara langsung laten sehingga dalam perhitungannya menggunakan proksi.Beberapa proksi yang digunakan dalam menghitung IOS Kallapur dan Trombley, 2001, yaitu: a. Proksi berdasarkan harga Perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva riilnya asset in place. b. Proksi berdasarkan investasi Proksi berdasarkan investasi yaitu suatu level kegiatan yang tinggi berkaitan secara posotif pada nilai IOS suatu perusahaan. Kegiatan Universitas Sumatera Utara 34 investasi ini diharapkan dapat memberikan peluang investasi yang semakin besar pada perusahaan yang bersangkutan di masa mendatang. c. Proksi berdasarkan varian Proksi berdasarkan varian yaitu suatu opsi akan lebih bernilai menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva.

1.1.6. Likuiditas

Likuiditas adalah rasio yang memperhatikan hubungan kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya terhadap kewajiban lancarnya menurut Weston dan Brigham 2010, demikian juga menurut Malkiel dan Xu 2004 yang menyatakan bahwa likuiditas memainkan peranan penting terhadap harga suatu aset. Apabilia jumlah aktiva lancar terlalu kecil maka akan menimbulkan likuid, sedangkan apabila jumlah aktiva lancar terlalu besar menyebabkan timbulnya dana yang menganggur iddle cash semua ini berpengaruh kepada jalannya operasi perusahaan. Selain masalah tersebut perusahaan juga dihadapkan pada masalah penentuan sumber dana. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak hutang dibanding modal maka tingkat solvabilitas akan menurun karena beban bunga yang harus ditanggung juga meninkat. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas. Universitas Sumatera Utara 35

1.1.7. Solvabilitas

Menurut Munawir2012, solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersedut di likuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Berdasarkan Pecking Order Theory menurut Stewart C. Myers 1984, semakin besar rasio solvabilitas menunjukan bahwa semakin besar biaya yang harus ditanggung perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang dimilikinya. Hal ini dapat menurunkan profitabilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Jadi semakin tinggi solvabilitas perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan semakin rendah. Menurut Brigham dan Houstan 2006:101, seberapa jauh perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang financial leverage akan memiliki tiga implikasi penting, yaitu: 1. Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan 2. Kreditor akan melihat pada ekuitas atau dana yang diperoleh sendiri sebagai suatu batasan keamanan sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan pemegang saham maka semakin kecil resiko yang dihadapi kreditor Universitas Sumatera Utara 36 3. Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar, atau diungkit leveraged Pihak yang paling berkepentingan terhadap rasio solvabilitas perusahaan adalah kreditur dan pemegang saham.Semakin besar jumlah pendanaan yang berasal dari kreditur, semakin tinggi resiko perusahaan tidak dapat membayar seluruh kewajiban dan bunganya. Bagi pemegang saham, semakin tinggi rasio solvabilitas, semakin rendah tingkat pengembalian yang akan diterima pemegang saham karena perusahaan harus melakukan pembayaran bunga sebelum laba dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen Solvabilitas perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan beberapa indikator rasio seperti debt ratio debt to total asset ratio, debt to equity ratio, time interest earned ratio, dan fixed charge coverage ratio. Namun penelitian ini hanya berfokus pada debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio DER merupakan rasio yang membandingkan utang perusahaan dengan total ekuitas. DER merupakan financial leverage yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena secara teoritis menunjukkan resiko Universitas Sumatera Utara 37 Suatu perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian harga saham. DER yang tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan karena tingkat utang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan. Sebaliknya, tingkat DER yang rendah menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena menyebabkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi.Sehingga investor cenderung memilih saham dengan DER yang rendah. Hasil perhitungan rasio solvabilitas harus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya atau rata-rata industri sejenis untuk mengetahui bagaimana perusahaan memanajemen pendanaannya. Menurut Darsono dan Ashari 2005 : 54 “untuk menilai rasio ini faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah stabilitas laba perusahaan.” Pada perusahaan yang memiliki catatan laba yang stabil, peningkatan dalam hutang lebih bisa ditoleransi daripada perusahaan yang memiliki catatan laba yang tidak stabil

1.1.8. Profitabilitas

Nilai perusahaan dapat ditentukan dengan profitabilitas.Profitabilitasmenurut Sartono 2001:122adalah “kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.”Perusahaan yang dapat meperoleh laba yang besar, maka dapat dikatakan berhasil, atau Universitas Sumatera Utara 38 memiliki kinerja finansial yang bagus.Sebaliknya apabila laba yang diperoleh perusahaan relatif kecil, maka dapat dikatakan perusahaan kurang berhasil atau kinerja yang kurang baik . Profitabilitas menunjukkan tingkat pengembalian terhadap sebuah investasi. Semakin tinggi laba perusahaan, kemampuan untuk mengembalikan dana dalam bentuk dividen akan semakin tinggi untuk memakmurkan investor atau pemilik saham. Apabila profitabilitas dinilai tinggi oleh investor, hal ini akan menyebabkan peningkatan harga saham karena tingkat pengembalian investasi tinggi. Pemaksimuman kesejahteraan pemilik perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, karena akan memberikan sinyal positif bagi investor atau calon investor. Menurut Martono dan Harjito 2001: 59, rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan investasi.Kedua rasio secara bersama-sama menunjukkan efektifitas. Rasio profitabilitas dalam hubungannya antara penjualan dan laba dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Gross Profit Margin Rasio ini merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan bersih atau rasio antara laba kotor dengan penjulan bersih. Rasio ini bertujuan untuk mengukur efisiensi pengendalian Universitas Sumatera Utara 39 harga pokok biaya produksi mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. 2. Operating Profit Margin Rasio ini merupakan perbandingan antara laba operasi dengan penjualan, rasio ini menggambarkan apa yang biasanya disebut ”pure profit” yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. 3. Net Profit Margin Rasio ini untuk mengukur perbandingan antara laba bersih setelah pajak earning after taxesEAT dengan penjualan. Rasio profitabilitas dalam hubungannya antara laba dengan investasi adalah sebagai berikut : 1. Return On Investment Rasio ini merupakan rasio perbandingan antara laba setelah pajak dengan aktiva total.Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. 2. Return On Equity Return on equity sering disebut dengan rentabilitas modal sendiri yang merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham. Universitas Sumatera Utara 40 3. Rentabilitas Ekonomis Rasio ini disebut juga earning power yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba usaha dengan aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dapat diperoleh dengan membandingkan antara laba usaha dengan total aktiva.

1.1.9. Nilai Perusahaan

Tujuan utama perusahaan menurut Salvatore 2005:9adalah “untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan value of the firm”. Bagi perusahaan yang telah menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Penilaian para investor atas saham di sebuah perusahaan, salah satunya dipengaruhi oleh return yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi.Kenaikan harga saham dipicu oleh semakin tingginya penilaian investor atas saham tersebut. Disisi lain, kenaikan harga saham secara otomatis akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham tersebut. Dengan demikian, apabila terjadi kenaikan harga pasar saham maka nilai perusahaan pun akan meningkat Universitas Sumatera Utara 41

1.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

2 22 163

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR MODAL, LIKUIDITAS DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

3 7 15

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

1 9 36

PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTMENT OPPORTUNITIES SET, Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunities Set, Cash Holdings, Kebijakan Hutang, Kebijakan Deviden, Kepemilikan Manajerial, Dan Firm Size Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manuf

0 2 21

PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTMENT OPPORTUNITIES SET, Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunities Set, Cash Holdings, Kebijakan Hutang, Kebijakan Deviden, Kepemilikan Manajerial, Dan Firm Size Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manuf

1 4 15

PENDAHULUAN Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunities Set, Cash Holdings, Kebijakan Hutang, Kebijakan Deviden, Kepemilikan Manajerial, Dan Firm Size Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2012-20

0 3 12

PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTMENT OPPORTUNITY SET DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 0 94

PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEND (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2015) - repository per

0 0 16

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Free Cash Flow, dan Investment Opportunity Set terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI - Unika Repository

0 0 14