- Putusan Mahkamah Agung No. 2145 KPid2006 yang menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi sebelumnya dimana
terdakwa dijerat dengan Pasal 263 ayat 2 KUHP jo. Pasal 55 ayat 1 ke - 1 KUHP.
b. Menurut UU ITE Nomor 11 Tahun 2008
- Pasal 47, Pasal 48, Pasal 49, Pasal 50 dan Pasal 51.
B. Saran
1. Mengingat maraknya modus-modus operandi dan berbagai kejahatan lain
yang mungkin dapat ditimbulkan dari adanya usaha penerbitan kartu kredit, maka oleh karena itu dipandang perlu bagi pemerintah pejabat
yang berwenang di bidang tersebut untuk dapat menciptakan suatu sistem perlindungan yang kuat bagi para pengguna kartu kredit dan
meminimalisir berbagai bentuk kemungkinan yang dapat menimbulkan celah bagi para pelaku untuk melakukan kejahatan terhadap
penyalahgunaan kartu kredit orang lain, sehingga masyarakat yang dalam hal ini bertindak sebagai pemegang kartu kredit card holder dapat
dengan aman dan nyaman dalam melakukan transaksi dan menikmati berbagai fasilitas dan layanan kartu kredit.
2. Bagi para aparatur penegak hukum kiranya agar lebih giat menggali
penemuan-penemuan hukum baik yang ada didalam maupun diluar Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP sebagai referensi dalam
Universitas Sumatera Utara
penerapan ketentuan dan penjatuhan putusan hukuman pidana, agar para pelaku terhadap kejahatan penyalahgunaan kartu kredit dapat dijerat dan
dijatuhi hukuman sesuai dan setimpal dengan perbuatan yang dilakukannya.
Universitas Sumatera Utara
27
BAB II
TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN KARTU KREDIT
A. Pengertian, Sejarah dan Perkembangan Kartu Kredit
1. Pengertian Kartu Kredit
Secara umum, pengertian kartu kredit adalah suatu kartu yang umumnya dibuat dari bahan plastik, dengan dibubuhkan identitas dari pemegang dan
penerbitnya, yang memberikan hak terhadap siapa kartu kredit diisukan untuk menandatangani tanda pelunasan pembayaran harga dari jasa atau barang yang
dibeli di tempat-tempat tertentu, seperti toko, hotel, restoran, penjualan tiket pengangkutan dan lain-lain. Selanjutnya membebankan kewajiban kepada pihak
penerbit kartu kredit untuk melunasi harga barang atau jasa tersebut ketika ditagih oleh pihak penjual barang atau jasa. Kemudian kepada pihak penerbitnya
diberikan hak untuk menagih kembali pelunasan harga tersebut dari pihak pemegang kartu kredit plus biaya-biaya lainnya, seperti bunga, biaya tahunan,
uang pangkal, denda dan sebagainya.
41
Kartu kredit yang lebih dikenal dengan credit card umumnya dibuat dari sebuah kartu plastik yang ukurannya sama dengan Kartu Tanda Penduduk KTP,
atau Kartu Anjungan Tunai Mandiri ATM. Kartu ini diterbitkan oleh suatu badan usaha umumnya bank untuk dipergunakan oleh pemegangnya card
41
Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan, Penerbit PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hal. 174
Universitas Sumatera Utara
holder sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai kepada toko-toko, usaha- usaha lainnya yang ditunjuk bisa dengan kerja sama oleh penerbit kartu kredit.
Penerbitan kartu kredit merupakan pemberian fasilitas kredit oleh suatu bank penerbit kepada pemegang kartu tanpa melalui prosedur yang berbelit, dan
tidak berdasarkan akta autentik, namun cukup dengan akta dibawah tangan, serta tidak mutlak harus ada jaminan dari pemegang kartu.
Namun demikian, penerbit kartu kredit tidak akan sembarangan memberikan kartu kredit ini kepada seseorang, melainkan hanya diberikan kepada
seseorang yang memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya adalah bonafide pemegang kartu kredit sangat diperlukan agar pemakaian kartu tidak melampaui
jumlah jaminan deposit yang ada pada bank penerbit.
42
Dalam perkembangan penggunaan kartu plastik ini, sekilas dibahas oleh Dury et.al bahwa Edward Bellamy, seorang pengacara Amerika yang beralih
profesi menjadi wartawan, menulis sebuah buku pada tahun 1887 dan diterbitkan setahun kemudian dengan judul Looking Backward yang menjadi salah satu buku
terlaris pada masanya. Dalam buku tersebut Bellamy mengambil lokasi di Boston, Amerika Serikat untuk tahun 2000. Dalam percakapan disebutkan bahwa pada
tahun 2000, yaitu seratus tiga belas tahun setelah penulisan buku dimaksud, uang sebagai alat pembayaran saat itu akan tergeser oleh kartu kredit, dimana
pemegangnya dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan menggunakan kartu dimaksud. Prediksi dari Bellamy membuktikan kebenarannya dan dimulai pada
42
Zaeni Asyhadie, S.H.,M.Hum., Loc.Cit, hal. 125
Universitas Sumatera Utara
tahun 1950 atau sekitar 63 tahun kemudian terdapat suatu kejadian di kota New York, dimana seorang wiraswastawan terkenal mengundang mitra bisnisnya untuk
bersantap bersama dalam melakukan negosiasi bisnis. Setelah selesai dan akan melakukan pembayaran, wiraswastawan tersebut terkejut karena dompetnya
tertinggal. Dengan perasaan malu ia memberikan kartu identitas kepada restoran yang bersangkutan sebagai jaminan untuk dapat ditagih di kantornya keesokan
harinya. Kejadian tidak terduga dalam kasus di restoran yang kemudian dikenal dengan nama Frank Mc Namara, mengilhaminya untuk menciptakan mekanisme
pembayaran dengan menggunakan kartu. Metode pembayaran tersebut dinilai lebih praktis dibandingkan dengan menggunakan uang tunai. Kartu plastik
pertama yang dikeluarkan olehnya adalah Dinners Club.
43
Keberhasilannya diikuti oleh berbagai industri penerbit lainnya, terutama dalam dekade tahun 1970-an dengan berbagai merek yang sangat populer,
diantaranya Visacard yang dikeluarkan oleh Visa International dan Mastercard oleh Mastercard International.
Penggunaan kartu kredit di Indonesia mulai marak setelah deregulasi perbankan dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1251KMK.0131988 tanggal 20 Desember 1988, dimana bisnis kartu kredit digolongkan sebagai kelompok usaha jasa pembiayaan. Penerbit kartu kredit
internasional yang mengembangkan jaringan di Indonesia, Visacard International dan Mastercard International bekerjasama dengan bank-bank nasional dalam
43
Dury et.al, Credit Card, Butterworths, London, 1984, hlm. 5, sebagaimana dikutip dalam buku
Dr. Johannes Ibrahim, S.H.,M.H., Kartu Kredit - Dilematis Antara Kontrak dan Kejahatan, PT Refika Aditama, Bandung, 2004 hal.13
Universitas Sumatera Utara
merebut pangsa pasar. Perkembangan yang pesat diikuti pula oleh penerbit lainnya, yaitu Amexcard, BCA Card, Procard, dan beberapa kartu lainnya yang
diterbitkan oleh bank-bank.
2. Sejarah dan Perkembangan Kartu Kredit
Sejarah memang tidak mungkin kita lupakan. Maka apabila kita melihat sejenak kilas balik dalam sejarah, bentuk transaksi yang paling tua adalah bentuk
tukar menukar atau barter. Model transaksi barter ini sudah ada sejak zaman dahulu. Karena model transaksi inilah yang paling simpel untuk dilakukan. Tanpa
perlu suatu alat bayar apapun. Kemudian ketika manusia mengenal alat bayar dalam bentuk uang, maka mulailah berkembanng transaksi jual beli.
Akan tetapi, ternyata uang sebagai alat bayar pun tidak cukup aman bagi pemegangnya. Hal ini dikarenakan baik karena tidak praktis, ataupun karena
sering terjadi perampokan atau kehilangan tanpa tersedia upaya pengamanan yang berarti. Maka kemudian berkembanglah bentuk-bentuk alat bayar lain. Misalnya
penggunaan cek. Tetapi bentuk alat bayar cek tersebut juga ternyata tidak cukup comfortable bagi pemegang maupun penerimanya.
Karena itu, kemudian berkembanglah alat bayar lain yang berbentuk kartu plastik, yang secara populer disebut kartu kredit. Walaupun eksistensi kartu kredit
tidak dimaksudkan untuk menghapus secara total sistem pembayaran dengan menggunakan uang cash ataupun cek, tetapi terutama untuk kegiatan pembayaran
yang day to day dengan jumlah pembayaran tingkat menengah, maka keberadaan kartu kredit sesungguhnya dapat menggeser peranan uang cash ataupun cek.
Universitas Sumatera Utara
Untuk pembayaran yang bukan tingkat menengah, memang penggunaan kartu kredit masih belum populer. Karena, untuk transaksi kecil orang cenderung
menggunakan uang cash, sementara untuk transaksi yang besar pilihannya jatuh pada alat bayar cek ataupun surat-surat berharga lainnya.
44
Setelah Perang Dunia II, perdagangan antar pulau berkembang sangat pesat, terutama di negara-negara Eropa dan Amerika. Sejalan dengan
perkembangan perdagangan, dunia perbankan juga mengalami perkembangan karena bank merupakan sarana yang utama dalam menyediakan fasilitas modal.
Untuk dapat memperlancar arus perdagangan tersebut, maka dipergunakan pula bentuk lain selain uang tunai sebagai alat pembayaran yaitu cek, karena dirasa
lebih aman dan praktis. Sejalan dengan pesatnya perkembangan penggunaan cek sebagai alat
pembayaran, timbul pula bermacam-macam manipulasi cek termasuk banyaknya cek kosong. Karena kekhawatiran di kalangan pedagang-pedagang di Amerika
Serikat dan Eropa serta adanya keengganan untuk mempergunakan uang tunai dan cek, maka muncul gagasan dari kalangan pengusaha bank untuk menciptakan
suatu alat pembayaran yang dirasa lebih praktis yaitu kartu kredit. Pembayaran dengan menggunakan kartu kredit mulai dikenal pada awal
tahun 1920-an di Amerika Serikat dimana pada saat itu kartu kredit hanya dapat dipergunakan untuk berbelanja di toko yang menerbitkan kartu kredit tersebut.
45
44
Munir Fuady, Hukum tentang Pembiayaan Dalam Teori dan Praktek, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hal. 216.
45
http:www.pakarkartukredit.creditcard-revolution.comsejarah-kartu-kredit
Universitas Sumatera Utara
Di USA, kartu kredit pertama sekali dipergunakan dalam dekade 1920-an, yang diberikan oleh Department-department Store besar kepada para
pelanggannya. Tujuannya, untuk mengidentifikasi pelanggannya yang ingin berbelanja tetapi dengan pembayaran bulanan. Karena itu, kartu kredit seperti ini
berbentuk kartu pembayaran lunas charge card, yang dibayar bulanan setelah ditagih, dan tanpa kewajiban membayar bunga. Jadi para pihaknya hanya dua
pihak saja, yaitu pihak pertama toko sebagai penerbit, sedangkan pihak kedua adalah pelanggan sebagai pemegang kartu kredit.
46
Kemudian, di USA diawal dasawarsa 1950-an, Dinner’s Club mulai
memperkenalkan kartu kredit tiga pihak yang mempunyai hubungan hukum segitiga antara penerbit, pemegang kartu kredit dan penjual barangjasa, yang
dibeli dengan memakai kartu kredit tersebut. Setelah
Dinner’s Club, lembaga-lembaga lain yang menerbitkan kartu kredit adalah American Express Company dalam tahun 1958 dan Hilton Credit
Corporation dalam tahun 1959. Selanjutnya, di akhir dasawarsa 1950-an itu juga, Bank of America
menjadi pionir dengan memperkenalkan kartu kredit “antar bank”, yang kemudian berkembang menjadi apa yang sekarang dikenal dengan kartu kredit “VISA”.
Demikian juga yang dilakukan oleh Chase Manhattan Bank. Dan, dalam tahun 1951, The First National Bank Long Island telah juga mengeluarkan kartu
kreditnya. Demikian juga Barclays Bank di Inggris telah memperkenalkan kartu
46
Munir Fuady, Op.Cit, hal. 217
Universitas Sumatera Utara
kredit di tahun 1966. Dalam hal kartu kredit seperti VISA tersebut misalnya, bukan hanya dipergunakan oleh satu bank saja, tetapi dipergunakan secara
keroyokan oleh beberapa bank dengan sistem franchise. Fungsi bank-bank tersebut dapat berupa 1 penerbit kartu kredit, atau dapat juga berupa 2 bank
perantara bayar Collection Bank yakni yang bertugas untuk menerima slip penjualan dari penjual barang jasa, dan membayarnya kepada penjual tersebut,
dan meneruskan slip penjualan tersebut kepada bank penerbit untuk mendapat pembayaran kembali. Dan 3 dapat juga suatu bank bertindak sekaligus sebagai
bank penerbit dan bank perantara bayar.
47
Dari benua Amerika, kartu kredit berkembang pula sampai ke Inggris dan benua Eropa lain, yaitu yang dikeluarkan oleh Euro Cheque dan oleh Chargex. Di
Eropa pun pasaran-pasaran kartu kredit cukup menonjol disamping alat pembayaran lain seperti cek. Dari benua Eropa dan Amerika, kartu kredit terus
berkembang terus ke Asia terutama di Jepang yaitu dengan dikeluarkannya kartu kredit oleh Bank Sumitomo.
Di Indonesia tidak ketinggalan pula. Meskipun sudah sejak tahun 1964 Hotel Indonesia menerima pembayaran dengan kartu kredit, tetapi baru pada
tahun 1970-an transaksi dengan menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran mulai kelihatan menonjol. Kartu kredit yang pertama kali muncul di
Indonesia adalah kartu kredit yang diterbitkan oleh American Exprees dan Dinners Club. Sedangkan bank nasional pertama yang menerbitkan kartu kredit
adalah Bank BCA, namun kartu ini hanya dapat digunakan oleh nasabah BCA
47
Ibid, hal. 218
Universitas Sumatera Utara
saja bersifat internal. Bank nasional yang pertama kali menerbitkan kartu kredit bekerja sama dengan Internasional adalah Bank Duta.
48
Kejahatan merupakan perbuatan antisosial, tidak hanya terdapat pada masyarakat yang sedang berkembang, tetapi ada juga dalam masyarakat yang
sudah maju dengan peralatan teknologi yang lebih canggih. Kejahatan tidak hanya di dunia nyata real tetapi ada juga di dunia maya virtual dengan bentuk
yang berbeda dengan wajah kejahatan yang konvensional karena telah diperhalus sedemikian rupa. Keberadaan suatu kejahatan identik dengan keberadaan manusia
itu sendiri, meskipun ada kemungkinan bentuk atau tipe kejahatan dari tiap-tiap masyarakat berbeda.
49
Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia saat ini sudah memasuki banyak bidang dan aspek kehidupan. Salah satu contohnya adalah dalam bidang
perdagangan dimana sekarang dapat dilakukan bukan hanya secara langsung tetapi melalui media internetkomputer atau yang lebih sering disebut sebagai E-
Commerce. Berbelanja lewat internet akan menggunakan kartu kredit dalam melakukan transaksi pembayaran, dengan kata lain fungsi kartu kredit dewasa ini
sangat penting dan banyak memberikan kemudahan bagi pemakainya. Semakin berkembangnya Teknologi Informasi dan E-Commerce tersebut juga melahirkan
kejahatan - kejahatan baru di masyarakat, salah satu diantaranya adalah : penyalahgunaan kartu kredit Credit Card Fraud.
48
http:www.pakarkartukredit.creditcard-revolution.comsejarah-kartu-kredit
49
Agus Rahardjo, Cybercrime, Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hal. 31
Universitas Sumatera Utara
Kartu kredit adalah kartu yang dikeluarkan bank yang meminjami nasabah sejumlah uang dana tanpa harus memiliki dana atau tabungan di bank tersebut.
50
Nasabah akan dikenakan iuran tahunan yang besarnya ditetapkan bank. Berbeda dengan charge card, dana yang bisa nasabah pergunakan baik untuk
menarik uang tunai maupun berbelanja terbatas pada plafon pagu kredit jumlah maksimal kredit yang diberikan yang disetujui. Kelebihan kartu kredit ini,
nasabah tidak harus membayar penuh jumlah tagihan ketika jatuh tempo. Nasabah boleh menyicil dengan jumlah minimal tertentu. Sisanya, termasuk bunga, ditagih
kepada nasabah bulan berikutnya.
B. Prosedur Penerbitan dan Mekanisme Penggunaan Kartu Kredit
Kartu kredit sekarang sudah amat populer dan dikenal oleh masyarakat banyak, karena begitu banyaknya badan usaha yang melakukan pembiayaan
untuk membeli barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit.
Kartu kredit yang lebih dikenal dengan Credit Card umumnya dibuat dari sebuah kartu plastik yang ukurannya sama dengan Kartu Tanda Penduduk
KTP atau kartu Anjungan Tunai Mandiri ATM kartu ini diterbitkan oleh suatu badan usaha umumnya bank untuk dipergunakan oleh pemegangnya
card holder sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai kepada toko-toko,
50
Ali Arifin, Tip Dan Trik Memiliki Kartu Kredit, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002, hal. 9
Universitas Sumatera Utara
usaha-usaha lainnya yang ditunjuk bisa dengan kerja sama oleh penerbit kartu kredit.
51
Perkataan “kredit” telah lazim digunakan pada praktik perbankan dalam pemberian berbagai fasilitas yang berkaitan dengan pinjaman. Kata
yang sama dijumpai pula dalam penerbitan kartu yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan, baik Bank atau Lembaga Keuangan Bukan Bank LKBB,
secara mandiri ataupun bekerjasama. Pengertian “kredit” dalam penggunaan yang semakin meluas perlu untuk ditelusuri, sejauhmana relevansi
penggunaannya dalam praktik bisnis umumnya dan perbankan khususnya. Kata “kredit” berasal dari bahasa Romawi “credere” yang berarti
percaya atau “credo” atau “credium” yang berarti saya percaya.
Black’s Law Dictionary memberi pengertian bahwa kredit adalah :
“The ability of a businessman to borrow money, or obtain goods on time, in consequence of the favourable opinion held by the particular
lender, as to his solvency a nd reliability.”
52
Artinya : “Kemampuan seorang pelaku usaha untuk meminjamkan uang, atau
memperoleh barang-barang secara tepat waktu, sebagai akibat dari argumentasi yang tepat dari pemberi pinjaman, seperti halnya
keandalan dan kemampuan membayarnya.”
51
Zaeni Asyhadie, S.H., M. Hum., Hukum Bisnis, Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008, hal. 125
52
Dr. Johannes Ibrahim, S.H., M.H., Op.Cit, hal. 7
Universitas Sumatera Utara
Kredit terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :
53
1. Kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak Bank atas prestasi
yang diberikannya kepada debitur yang akan dilunasinya sesuai jangka waktu yang diperjanjikan;
2. Waktu, yaitu adanya jangka waktu tertentu antara pemberian kredit
dan pelunasannya dan jangka waktu tersebut sebelumya terlebih dahulu telah disepakati bersama antara pihak Bank dan debitur;
3. Prestasi, yaitu adanya objek tertentu berupa prestasi dan kontra
prestasi pada saat tercapainya persetujuan atau kesepakatan perjanjian pembelian kredit antara Bank dengan debitur berupa
uang dan bunga atau imbalan; 4.
Risiko, yaitu adanya risiko yang mungkin terjadi selama jangka waktu antara pemberian dan pelunasan kredit tersebut, sehingga
untuk mengamankan pemberian kredit dan menutup kemungkinan terjadinya wan prestasi dari debitur, maka diadakan pengikatan
jaminan atau agunan.
Empat hal dari unsur-unsur kredit, yaitu Kepercayaan, Waktu, Prestasi, dan Risiko, keseluruhannya merupakan hal yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya. Pemberian kredit tidak dapat dilakukan tanpa adanya kepercayaan. Dengan kepercayaan yang diberikan oleh pihak Bank, dijanjikan periode waktu
tertentu yang disepakati bersama untuk penggunaan atau pelunasannya. Sebagai objek dari perjanjian kredit Bank, adanya prestasi yang secara timbal-balik
53
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
diberikan oleh masing-masing pihak, dimana Bank memberikan fasilitas kredit yang penarikannya disesuaikan dengan kebutuhan debitur dan sebaliknya debitur
harus membayar berupa bunga atau imbalan. Dan terakhir bahwa, pemberian kredit tidak luput dari unsur risiko, dapat terjadi karena kondisi atau
kebijaksanaan pemerintah berpengaruh terhadap aktifitas debitur ataupun debitur nakal alias tidak beritikad baik untuk memberikan kontra prestasi dengan
membayar bunga atau imbalan.
H. Hadiwidjaja menyebutkan unsur-unsur kredit itu dalam 6 pokok bahasan yang penting, yaitu
54
:
1. Adanya orangbadan yang memiliki uang, barang atau jasa, dan
bersedia untuk meminjamkannya kepada pihak lain. Orang ini disebut Kreditur;
2. Adanya orangbadan sebagai pihak yang memerlukanmeminjam uang,
barang atau jasa. Orang ini disebut Debitur; 3.
Adanya kepercayaan kreditur terhadap debitur; 4.
Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur. Hal inilah yang nantinya akan dituangkan didalam perjanjian secara
tertulis; 5.
Adanya perbedaan waktu, yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang, barang atau jasa, oleh kreditur dengan saat pembayaran kembali
oleh debitur; dan,
54
H. Hadiwidjaja, EC. R.A. Rivai Wirasasmita, ANALISIS KREDIT Dilengkapi Telaah Kasus, cetakan pertama, Pionir Jaya, Bandung, Maret 1991, hal. 4
Universitas Sumatera Utara
Adanya resiko, sebagai akibat dari adanya perbedaan waktu, karena terbayang jelas ketidakpastian untuk masa yang akan datang. Maksudnya adalah
kedua belah pihak tidak bisa menebak apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang sehingga berpengaruh terhadap isi kesepakatan.
Kartu kredit adalah suatu kartu yang memberikan hak kepada pemegangnya atas penunjukan dari kartu itu dan dengan menandatangani formulir
rekening pada suatu perusahaan, dapat memperoleh barang atau jasa tanpa perlu membayar secara langsung.
55
Timbulnya Kartu Kredit Credit Card sebagai alat pembayaran jenis baru, adalah merupakan salah satu usaha perkembangan dari potensi, inisiatif dan daya
kreasi di bidang alat-alat pembayaran yang ada di dalam masyarakat. Di Indonesia pengunaan Kartu Kredit mulai diperkenalkan tahun 1980-an oleh bank-bank
tertentu di Amerika Contoh : Bank of America. Perkembangan penggunaan Kartu Kredit boleh dikatakan sangat pesat. Perkembangan tersebut sebenarnya
didorong oleh berbagai faktor yang berkenaan dengan penggunaan kemudahan, kepraktisan dan citra dari pemegang kartu.
56
Sebagai salah satu alatsarana pembayaran, Kartu Kredit relatif mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu dibandingkan dengan alat pembayaran
55
Dr. Hj. Endang Purwaningsih, S.H.,M.Hum., Hukum Bisnis, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hal. 16
56
Abdulkadir Muhammad, Rilda Murniati, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Citra Aditya Bakti, Jakarta, 2000, hal. 265
Universitas Sumatera Utara
tunai. Nilai lebih pengunaan Kartu Kredit dapat diperoleh untuk dua pihak sekaligus, yaitu :
57
A. Keuntungan bagi para pemegang Kartu Kredit :
a. Membeli barang atau jasa dalam jumlah yang besar tanpa
menggunakan uang tunai atau cek. b.
Menikmati fasilitas kredit dengan batas tertentu. c.
Berbagai ragam pembelian dengan jangka waktu 1 satu bulan baru dilunasi.
B. Keuntungan bagi para penerima Kartu Kredit
a.
Kredit dapat diberikan tanpa kemungkinan risiko macet, mengingat bank sebagai penjaminnya.
b. Lebih aman daripada membawa uang tunai dalam jumlah yang
besar. c.
Orang biasanya lebih senang berbelanja dengan mempergunakan Kartu Kredit.
Penggunaan kartu kredit untuk melakukan transaksi perdagangan jelas lebih efisien dan efektif jika dibandingkan dengan transaksi tunai secara
konvensional. Pembayaran secara tunai mengandung beberapa kelemahan yang disebut ketidakefisienan, yaitu mengandung tindakan kriminal perampokan dan
banyak kekurangan lainnya. Setiap bank menerbitkan kartu kredit yang
57
Thomas Suyatno, dkk, Kelembagaan Perbankan, Kerjasama Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas dan PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993, hal. 59
Universitas Sumatera Utara
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun secara umum, kelebihan kartu kredit dibandingkan dengan pembayaran tunai adalah :
58
a. Keamanan.
Membawa uang tunai, terutama dalam jumlah besar jelas tidak aman. Selain resiko hilang dan berat, sering kita saksikan perampokan justru
terjadi pada mereka yang membawa uang tunai dalam jumlah besar. Kartu kredit juga bisa hilang, tetapi karena adanya fasilitas photocard
dan digital signature dalam kartu kredit, jelas kartu kredit tersebut tidak bisa digunakan oleh orang yang menemukannya. Jadi, uang yang
nasabah miliki tetap aman.
b. Efisien
Cukup dengan sehelai kartu plastik seukuran kartu telepon, nasabah sudah bisa memiliki dana hingga puluhan bahkan ratusan juta rupiah.
Dapat kita bandingkan dengan uang tunai ratusan juta rupiah yang mesti dibawa dalam kopor atau tas yang tentu akan sanggat
merepotkan. Bagi nasabah yang tidak memiliki nilai tabungan sebesar itu juga memungkinkan karena dana kartu kredit merupakan dana siap
pakai yang dipinjamkan bank.
58
Ibid, hal. 35
Universitas Sumatera Utara
c. Mendapatkan Bunga Bank
Maksud mendapatkan bunga disini adalah bunga yang nasabah terima, karena pada saat transaksi nasabah tidak menggunakan uang tunai
sehingga uang tersebut masih tersimpan dalam tabungan nasabah di bank lain. Mulai dari hari transaksi hingga tanggal jatuh tempo
nasabah memiliki waktu tenggang sekitar satu bulan. Berarti, uang yang disimpan di bank telah mendapatkan bunga. Untuk lebih
jelasnya, kita lihat contoh sederhana berikut ini :
Saat ini Budi masih melakukan transaksi secara konvensional, yakni dengan pembayaran tunai. Budi berniat membeli TV seharga Rp
10.000.000,-. Jika tanggal 1 Januari Budi membeli TV, otomatis saat ini juga uang yang telah berpindah tangan dan Budi mendapatkan TV.
Sekarang kita andaikan bahwa Budi menggunakan kartu kredit, tanggal 1 Januari Budi membeli TV. Meskipun TV telah diterima, Budi tidak
harus membayarnya saat itu juga. Card Issuer yang membayarnya. Sekitar tiga minggu kemudian barulah tagihan TV datang ke rumah
Budi dan diberikan masa waktu pembayaran satu minggu lagi. Katakan tenggang waktunya 30 hari. Berarti Budi harus membayar TV tersebut
pada tanggal 1 Februari. Tentu uang Budi senilai Rp 10.000.000,- di tabungan selama satu bulan, dari tanggal 1 Januari
– 1 Februari telah memperoleh bunga. Inilah yang dimaksud dengan memperoleh bunga.
Universitas Sumatera Utara
d. Asuransi Perlindungan Pembelian
Dengan contoh yang sama, misalnya pada saat Budi membeli TV secara tunai tanpa sengaja TV tersebut tersenggol jatuh dan pecah,
maka Budi akan kehilangan TV dan uangnya. Tetapi jika ia menggunkan kartu kredit, TV tersebut dapat diganti karena adanya
purchase protection yang diberikan card issue. Besarnya ditentukan oleh bank yang menerbitkan kartu kredit tersebut.
e. Asuransi Kecelakaan, Ketidaknyamanan Dan Fasilitas Ruang Tunggu
Untuk mereka yang sering bepergian dengan pesawat terbang, kartu kredit memiliki manfaat tersendiri. Setiap membeli tiket pesawat
terbang dengan menggunakan kartu kredit, mereka otomatis mendapatkan asuransi perjalanan yang nilainya bisa mencapai Rp 3
miliar. Begitu juga terhadap beberapa pelayanan, jika terjadi penundaan keberangkatan akibat keterlambatan pesawat, penumpang
akan memperoleh asuransi kerugian yang disebut dengan asuransi kenyamanan.
f. Reward Program
Reward program adalah yang dikeluarkan oleh card issuer. Setiap transaksi yang terjadi pada kartu kredit akan mendapatkan poin yang
bisa ditukar dengan hadiah langsung tanpa diundi.
Universitas Sumatera Utara
g. Terhindar Dari Resiko Uang Palsu
Kelebihan kartu kredit ini dapat dimanfaatkan oleh pemilik toko atau merchant. Dengan menerima pembayaran dengan kartu kredit, pemilik
toko terhindar dari masalah uang palsu yang selalu mengancam. Selain itu, menghindarkan pemilik menerima uang yang rusak, jelek bahkan
lusuh.
h. Diterima di Seluruh Dunia
Kartu kredit dapat diterima di seluruh dunia, berbeda dengan uang tunai yang harus ditukarkan dengan mata uang setempat agar bisa
ditransaksikan. Kartu kredit diterima oleh lebih dari 15 juta tempat usaha di seluruh dunia.
Melihat uraian diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu bahwa keuntungan yang tidak dimiliki oleh transaksi tunai atau transaksi
lainnya, jika dibandingkan dengan transaksi kartu kredit antara lain : daya penerimaannya di seluruh dunia, keamanan, keefisienan, adanya asuransi
pembelian produk, asuransi perjalanan, fasilitas excecutive lounge, reward program, terhindar dari masalah uang palsu dan masih banyak lagi yang
lainnya, termasuk mempunyai prestise tersendiri sebab tidak semua orang bisa memiliki kartu kredit.
Universitas Sumatera Utara
1. APLIKASI PERMOHONAN KARTU KREDIT
Persyaratan dalam mengajukan permohonan kartu kredit harus mengisi dan menandatangani aplikasi kartu kredit sesuai yang dimohonkan oleh aplikan.
Permohonan mengajukan penerbitan kartu kredit umumnya relatif sama. Sistem kerja dalam mengajukan permohonan hingga disetujuinya
penerbitan kartu kredit, dapat dijelaskan sebagai berikut :
59
a. Nasabah mengajukan permohonan sebagai pemegang kartu dengan
memenuhi persyaratan yang tercantum dalam aplikasi atau formulir permohonan, memuat :
1 Data pribadi
Dicantumkan nama pribadi secara lengkap sesuai dengan identitas pemohon KTP, paspor, nomor KTP, kewarganegaraan, tanggal
lahir, alamat lengkap dari pemohon dan status kepemilikannya serta pendidikan terakhir dari pemohon.
2 Data pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan, dapat wiraswasta atau pegawai swastakalangan
profesional tertentu.
Disebutkan nama
perusahaannya, bidang usaha, lamanya berusaha, jabatan dan departemen, lamanya bekerja, alamat kantor, kota, dan jumlah
karyawan. Dokumen-dokumen yang perlu dilengkapi bagi wiraswasta adalah seluruh data perusahaan yang mendukung
beserta perijinannya, sedangkan bagi pegawai swasta kalangan
59
Dr. Johannes Ibrahim, S.H., M.H., Op.Cit, hal. 20
Universitas Sumatera Utara
profesional dapat berupa surat keterangan tentang penghasilan dari lembaga yang bersangkutan bertugas.
3 Data penghasilan dan referensi Bank
Penghasilan pemohon dihitung besarnya pertahun dari penghasilan pokok dan penghasilan tambahan. Aktivitas pemohon dalam
menatabukukan penghasilan yang diperolehnya pada lembaga keuangan Bank dan bukan Bank disertai dengan dokumen-
dokumen rekening koran, tabungan, deposito atau pendukung lainnya.
4 Data lainnya
Merupakan data pendukung sesuai dengan masing-masing pemohon. Misalnya pemohon telah berkeluarga, akan dimintakan
keterangan tentang suami istri, perusahaan atau pekerjaannya, dilengkapi dengan domisili lembaga dimaksud. Selain itu data
lainnya berupa rekening bagi pendebetan transaksi. 5
Data kartu tambahan Diisi bagi pemohon yang melengkapi dengan kartu tambahan.
Untuk kartu tambahan dimintakan dokumen-dokumen pribadi yang dipersyaratkan.
6 Pernyataan pemohon
Umumnya dalam setiap aplikasi, terdapat pernyataan dari pemohon tentang kebenaran dari informasi yang diberikan kepada
Bank penerbit, dokumen yang diserahkan, menerima alasan-alasan
Universitas Sumatera Utara
terhadap penolakan aplikasi penerbitan kartu kredit dan kesediaan untuk terikat dalam persyaratan-persyaratan dan ketentuan-
ketentuan yang tertuang dalam perjanjian penerbitan kartu kredit. Pernyataan dari salah satu Bank penerbit, berbunyi :
“Semua informasi dalam formulir ini adalah lengkap dan benar. Dengan menanda-tangani formulir ini saya kami memberi kuasa
kepada Bank untuk memeriksa semua kebenaran data adanya dengan cara bagaimanapun dan menghubungi sumber manapun
yang layak menurut Bank. Sayakami mengerti bahwa Bank berhak menolak permohonan ini tanpa harus memberikan alasan
apapun pada sayakami dan semua dokumen yang telah diserahkan tidak akan dikembalikan. Bila kartu sayakami disetujui akan
terikat oleh syarat-syarat dan ketentuan dari perjanjian pemegang kartu yang akan dikirim
bersama dengan kartunya”. b.
Bank menganalisis permohonan dari nasabah berdasarkan data yang diterima. Analisis yang dilakukan oleh Bank penerbit seperti halnya
permohonan yang diajukan bagi fasilitas kredit pada umumnya. Bank harus bersikap hati-hati dengan prinsip-prinsip penilaian kredit yang
benar sesuai prosedur perkreditan. c.
Permohonan yang dinilai “layak” akan ditindak-lanjuti oleh pihak Bank dengan menerbitkan “kartu kredit” atas nama pemohon beserta kartu
tambahan yang diminta.
Universitas Sumatera Utara
C. Modus Operandi Penyalahgunaan Kartu Kredit
60
1. Modus Operandi Fraud Application Menggunakan kartu asli yang
diperoleh dengan aplikasi data palsu
Pelaku memalsu biodata antara lain : KTP alamat, pasport, rekening koran, surat keterangan penghasilan dan referensi lalu melamar
kepada Penerbit untuk mendapatkan kartu kredit. Setelah berhasil diterima sebagai Pemegang kartu kredit, selanjutnya melakukan transaksi berkali-
kali yang nilainya makin lama makin besar dan tiba-tiba melarikan diri atau menghilang tanpa memenuhi kewajibannya sebagai Pemegang kartu
yaitu membayar pemakaian kartu kreditnya.
2. Modus Operandi Non Received Card Menggunakan kartu asli yang tidak
diterima oleh pemegang kartu sesungguhnya
Modus ini terjadi karena peluang yang berkaitan dengan pengiriman kartu kredit, dimana kartu kredit yang dikirim oleh Penerbit
tidak sampai pada Pemegang dan digunakan oleh orang yang tidak berhak. Dalam prakteknya Pelaku membubuhkan tanda-tangan di kolom tanda -
tangan signature panel yang masih kosong dan melakukan transaksi di toko-toko dengan menandatangani sales draft dan bertindak seolah-olah
sebagai Pemegang kartu yang salah.
60
http:jurnalsrigunting.com20121222modus-operansi-penyalahgunaan-kartu-kredit
Universitas Sumatera Utara
Dalam pengiriman kartu kredit, semua Penerbit di Indonesia menggunakan kurir atau pihak ke tiga untuk mengirimkan kartu kreditnya.
Di luar negeri, Amerika Serikat contohnya, pengiriman kartu dilakukan melalui Pos sehingga untuk menangani pencurian benda-benda pos
dibentuk Polisi Khusus yaitu US Postal Service. Karena menyangkut pihak ketiga inilah, maka sering terjadi penyalahgunaan seperti hilang di jalan,
diberikan pada orang yang tidak berhak atau salah pengiriman sehingga akhirnya digunakan oleh orang-orang yang mengerti cara menggunakan
kartu kredit tersebut. Modus ini memungkinkan tidak melibatkan sama sekali orang dalam pihak BankPenerbit karena setelah kartu dicetak dan
siap untuk dikirim maka beralihlah tanggung jawab kepada pihak kurir, kecuali untuk kasus di Amerika Serikat dimana pengirimannya dilakukan
oleh Pos maka kerugian akan ditanggung oleh Penerbit.
3. Modus Operandi LostStolen Card Menggunakan kartu asli hasil curian
temuan
Pelaku menggunakan kartu hilangcurian dengan jumlah di bawah floor limit dan meniru tanda tangan si pemilik kartu. Biasanya kartu-kartu
tersebut dipakai di supermarket atau di Departemen Store. Pelaku mendapatkan kartu kredit dari pencopetpenadah dan menggunakannya
dengan cara memecah-mecah nilai belanja split charge agar nilainya dibawah limit sehingga tidak perlu dilakukan otorisasi. Pelaku sangat
khawatir bila kartu kredit diotorisasikan karena secara sistem nomor kartu
Universitas Sumatera Utara
tersebut telah diblokir sehingga bila diotorisasikan akan keluar perintah Pick up lost atau pick up stolen dimana pelaku harus ditahan.
4. Modus Operandi Altered Card Menggunakan kartu asli yang diubah
datanya
Pelaku menggunakan kartu asli hasil curian atau penggelapan loststolennon received card kemudian kartu tersebut reliefnya dipanasi
lalu diratakan. Setelah rata kemudian relief tersebut dicetak ulang re- embossed dengan data baru, sedangkan magnetic stripe diisi data baru re-
encoded, data tersebut didapat dari Point of Compromise POC antara lain oknum Pedagang, oknum bank, temanorang-orang dekat di
lingkungan Pemegang kartu yang sah. Setelah kartu itu jadi kemudian pelaku melakukan transaksi ke Pedagang dan biasanya jumlah transaksi
besar serta kemungkinan oknum Pedagang terlibat.
5. Modus Operansi Totally Counterfeit Menggunakan kartu kredit yang
seluruhnya palsu
Pelaku mencetakmembuat kartu tiruan bergambarlogo dan fisik 100 palsu, dibubuhkan data nomor dan nama Pemegang kartu yang
bonafid dan valid masih berlaku, hal ini dilakukan dengan cara embossing dan encoding. Jenis kartu ini total palsunon white card
digunakan sebagaimana kartu asli di Pedagang dengan transaksi yang besar. Biasanya pelaku sebelumnya berusaha melakukan uji coba otorisasi.
Universitas Sumatera Utara
Modus operandi ini dapat berhasil dilakukan karena kartu kredit palsu tersebut mutunya baik dan sangat sulit dibedakan dengan kartu kredit asli
atau adanya kerjasama Pedagang kartu dengan oknum Pedagang.
6. Modus Operandi White Plastic Card Menggunakan kartu kredit polos
yang menggunakan data asli valid
Modusnya yaitu nomor-nomor yang tercetak timbul pada kartu kredit dicatat lalu dicetak pada kartu plastik polos seukuran kartu kredit
asli, tanpa logo dan tanda-tanda visual lainnya, selain itu magnetic stripe di balik kartu ini diisi dengan data Pemegang kartu dengan cara encoding.
Data pemegang kartu yang sah didapat dari Point of Compromise. Transaksi dengan menggunakan kartu ini bisa terjadi akibat kerjasama
sepenuhnya dengan oknum Pedagang karena seharusnya kartu polos tersebut tidak dapat digunakan untuk bertransaksi dan selanjutnya sales
draft-nya ditagihkan kepada Pengelola.
7. Modus Operandi Record of Charge Pumping atau Multiple Imprint
Penggandaan Sales Draft
Oknum Pedagang melakukan pencetakan sales draft lebih dari satu kali, selanjutnya sales draft hasil penggandaan dijual atau diserahkan
kepada oknum merchant lainnya untuk diisi dengan data transaksi fiktif kemudian dibubuhi tanda tangan secara sembarangan atau meniru tanda
Universitas Sumatera Utara
tangan Pemegang kartu yang sah baru setelah itu ditagihkan kepada Pengelola seolah-olah hasil transaksi yang sebenarnya.
8. Modus Operandi Alteref Amount Mengubah menambah nilai nominal
pada sales draft
Modus ini bisa terjadi dimana oknum Pedagang mengganti nilai nominal yang tercantum pada sales draft dari kartu yang digunakan dalam
transaksi di tokonya. Misalnya transaksi yang terjadi sebesar Rp. 100.000 diubah menjadi Rp. 1.000.000 dan selanjutnya sales draft yang telah
diubah ini ditagihkan kepada Pengelola.
9. Modus Operandi Mail Order Telephone Order Memesan barang melalui
surat telepon
Pelaku melakukan pemesanan suatu barang melalui surat atau telepon dengan memberikan data kartu kredit Pemegang. Modus ini dapat
terjadi karena pelaku mengetahui data Pemegang kartu nama dan nomornya kemudian pelaku bertindak seolah-olah Pemegang kartu
tersebut memesan beberapa barang pada Pedagang yang melayani transaksi melalui telepon surat termasuk pengiriman barangnya ke tempat
pembeli pemesan.
Selanjutnya pelaku menerima barang menandatangani tanda terima dari Pedagang di tempat yang ia tetukan sesuai pesanan dan kemudian
Universitas Sumatera Utara
melarikan diri. Biasanya tempat penerimaan barang atau pesanan adalah alamat palsu.
10. Modus Operandi Mengubah atau Merusak Program EDC
Modus ini dapat terjadi karena oknum Pedagang mengubah dan merusak program alat otorisasi EDC milik Pengelola yang dititipkan
dipinjamkan pada merchant. Alat ini direkayasa agar dapat dilakukan otorisasi atau dioperasikan tanpa perlu ada kartu kreditnya secara fisik.
Pelaku di sini bertindak seolah-olah ada transaksi normal yang dihadiri oleh Pemegang kartu disertai kartu kreditnya. Namun
kenyataannya pelaku oknum Pedagang melakukan sendiri dengan menggunakan kartu-kartu palsu atau langsung secara manual pada EDC
dengan memasukkan data Pemegang kartu yang sah tanpa ada kartunya yang didapat dari POC atau sales draft kartu asli yang pernah
dipergunakan. Setelah diotorisasikan maka keluarlah persetujuan yang ditandai dengan keluarnya sales draft secara otomatis yang kemudian
ditandatangani sendiri dan disetorkan kepada Pengelola.
11. Modus Operandi Fictitious Merchant Berpura-pura menjadi Pedagang
Pedagang mengajukan aplikasi untuk menjadi merchant suatu bank dengan data palsu, kemudian melakukan transaksi-transaksi dengan
modus-modus di atas seolah-olah terjadi transaksi di tokonya. Biasanya kartu yang digunakan adalah kartu-kartu palsu atau kartu curian yang
Universitas Sumatera Utara
belum sempat diblokir. Setelah ditransaksikan maka sales draft tersebut ditagihkan kepada bank Pengelola dimana sesudah dana tersebut ditransfer
oleh Bank maka Pedagang fiktif ini akan menghilang dengan meninggalkan tokonya begitu saja.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang