Pengertian Tindak Pidana Tinjauan Kepustakaan

c. Jonkers Menurut Jonkers didalam keterangan tentang “schuldbergri” membuat pembagian atas tiga bagian dalam pengertian kesalahan, yaitu : 16 1 Kesengajaan atau kealpaan opzet of schuld; 2 Sifat melawan hukum de wederrechttelijkheid; 3 Kemampuan bertanggungjawab de toerekenbaarheid. d. Vos Vos memandang pengertian kesalahan mempunyai tiga tanda khusus, yaitu: 17 1 Kemampuan bertanggungjawab dari orang yang melakukan perbuatan toerekeningsvatbaarheid van de dader. 2 Hubungan batin tertentu dari orang yang berbuat, yang perbuatannya itu dapat berupa kesengajaan atau kealpaan. 3 Tidak terdapat dasar alasan yang menghapus pertanggungjawaban bagi si pembuat atas perbuatannya.

2. Pengertian Tindak Pidana

Istilah tindak pidana adalah berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum pidana Belanda yaitu “strafbaar feit”. Di dalam Kitab Undang-undang 16 Bambang Poernomo, Asas-Asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Yogyakarta, 1992, hal. 136 17 Ibid. Universitas Sumatera Utara Hukum Pidana tidak terdapat penjelasan mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan strafbaar feit itu sendiri. Biasanya tindak pidana disinonimkan dengan delik, yang berasal dari bahasa Latin yakni kata delictum. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tercantum sebagai berikut : 18 “Delik adalah perbuatan yang dapat dikenakan hukuman karena merupakan pelanggaran terhadap undang-undang tindak pidana .” Dalam KUHP tidak diberikan defenisi terhadap istilah tindak pidana atau strafbaar feit. Karenanya, para penulis hukum pidana telah memberikan pendapat mereka masing-masing untuk menjelaskan tentang arti dari istilah tersebut. Istilah “Peristiwa Pidana” atau “Tindak Pidana” adalah sebagai terjemahan dari istilah bahasa belanda “strafbaar feit”. Dalam Bahasa Indones ia disamping istilah “peristiwa pidana” untuk terjemahan strafbaar feit atau delict dikenal juga beberapa terjemahan lain untuk pengertian Tindak Pidana, Perbuatan Pidana, Perbuatan yang boleh dihukum, dan Perbuatan yang dapat dihukum. 19 Beberapa Sarjana telah berusaha untuk memberikan perumusan tentang pengertian dari peristiwa pidana, diantaranya : 18 Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, ed.1, cet.4, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hal. 47 19 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Pokok-pokok Hukum Pidana, cet ke-1, Pradnya Paramita, Jakarta, 2004, hal 37. Universitas Sumatera Utara 1. D. Simons Perumusan peristiwa pidana menurut Prof. Simons adalah “Een Strafbaargelesetelde, onrechtmatige, met schuld in verband standee handeling van een teorekeningvatbar person ”. Adapun maksud dari perumusan tersebut adalah salah dan melawan hukum yang diancam pidana dan dilakukan oleh seseorang yang mampu bertanggungjawab. Perumusan Simons tersebut menunjukkan perbuatan manusia tidak hanya een doen perbuatan akan tetapi juga een nalaten atau niet doenn melakukan atau tidak berbuat. 20 Unsur-unsur lain ialah perbuatan manusia itu harus melawan hukum wederchtelijk, perbuatan itu diancam dengan pidana strafbaargestelede oleh undang-undang, harus dilakukan oleh seseorang yang mampu bertanggungjawab toerekeningsvarbaar, dan pada perbuatan itu harus terdapat kesalahan schuld si pelaku. 2. Pompe Menurut Pompe, perkataan strafbaar feit itu secara teoritis dapat dirumuskan sebagai suatu pelanggaran norma gangguan terhadap tertib hukum yang dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja telah dilakukan oleh seseorang pelaku, dimana penjatuhan terhadap pelaku 20 Ibid. Universitas Sumatera Utara tersebut adalah perlu demi terpeliharanya tertib hukum dan terjaminnya kepentingan umum. 21 3. Van Hamel Perumusan perbuatan pidana atau tindak pidana yang dikemukakan Van Hamel hampir sama dengan apa yang dikemukakan oleh Simons. Van Hamel menguraikan makna kesalahan schuld lebih tegas lagi. Menurutnya kesalahan meliputi juga kesengajaan, kealpaan, serta kelalaian dan kemampuan bertanggungjawab. Van Hamel juga menyatakan bahwa istilah strafbaarfeit tidak tepat, tetapi dia menggunakan istilah strafwaardig feit peristiwa yang bernilai atau patut dipidana. 22 4. Moeljatno Moeljatno cenderung lebih suka menggunaka n kata “perbuatan pidana” daripada kata “tindak pidana”. Menurut beliau kata “tindak pidana” dikenal karena banyak digunakan dalam perundang-undangan untuk menyebutnya suatu “perbuatan pidana”. 23 Moeljatno berpendapat bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh aturan hukum, larangan mana disertai ancaman sanksi berupa pidana tertentu bagi siapa yang melanggar larangan tersebut. Larangannya ditujukan pada perbuatan yaitu suatu keadaan atau kejadian 21 P.A.F.Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, hal.1. 22 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, loc.cit 23 Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, cetakan V, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hal.56. Universitas Sumatera Utara yang ditimbulkan oleh kelakuan orang sedangkan ancaman pidananya ditujukan kepada orang yang menimbulkan keadaan atau kejadian tersebut. Atas pendapat Van Hamel dan Simons, Moeljatno menunjukkan perbedaan antara pengertian perbuatan pidana dan strafbaar feit terletak pada ada tidaknya kelakuan, akibat dan kesalahan didalamnya. 24 Van Hamel memberikan pengertian perbuatan pidana dan strafbaarfeit sebagai kelakuan orang yang dirumuskan dalam wet, yang bersifat melawan hokum dan patut dipidana dan dilakukan dengan kesalahan. Pendapatnya tentang strafbaarfeit terdiri dari kelakuan tanpa akibat, sedangkan Moeljatno menekankan bahwa perbuatan pidana terdiri dari kelakuan dan akibat. Simons memberikan pengertian strafbaarfeit paling lengkap dengan menyebutkan sebagai suatu perbuatan yang diancam dengan hukuman, bertentangan dengan hukum, dilakukan oleh orang bersalah dan orang itu dapat bertanggungjawab atas perbuatannya. Moeljatno tidak sependapat dengan Simons yang memasukkan kesalahan dalam pengertian perbuatan pidana. Menurut Moeljatno, kesalahan seharusnya berada diluar perbuatan pidana, yaitu keadaan batin pelaku dan hubungan batin pelaku dengan perbuatannya untuk dapat tidaknya mempertanggungjawabkan perbuatannya. 25 24 Ibid, hal.54. 25 Ibid. Universitas Sumatera Utara 5. E. Utrecht Utrecht menerjemahkan strafbaar feit dengan istilah peristiwa pidana yang sering juga ia sebut dengan delik, karena peristiwa itu suatu perbuatan handelen, atau doen-positif atau suatu melalaikan nalaten- negatif, mauupun akibatnya keadaan yang ditimbulkan karena perbuatan atau melalaikan itu. Peristiwa pidana merupakan suatu peristiwa hukum rechtsfeit, yaitu peristiwa kemasyarakatan yang membawa akibat yang diatur oleh hukum. 26 6. R. Soesilo R. Soesilo menyebutkan bahwa tindak pidana yaitu sesuatu perbuatan yang dilarang atau diwajibkan oleh Undang-undang yang apabila dilakukan atau diabaikan, maka orang yang melakukan atau mengabaikan itu diancam dengan hukuman. 27

3. Pengertian Kartu Kredit