Class : Dicotyledonae
Ordo : Parietales
Family : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L.
2.1.1 Sifat Botani
Manggis merupakan pohon hutan. Sosoknya tidak terlalu tinggi, sekitar 20 m. Tanaman tumbuh lambat, biasanya daun muda muncul 1-2 kali setahun. Hal ini
karena akar sampingnya hanya sedikit. a.
Daun dan Cabang Mahkota daun kanopi tampak indah menyerupai setengah kerucut. Daunnya
lebar dan tebal. Batang dan cabang banyak, tumbuh condong mendatar, tetapi umumnya tidak rata dan banyak benjolan.
b. Bunga
Bunga berukuran besar. Kelopak tebal terdiri dari empat helai dan berwarna hijau. Putik pendek. Bakal buah bulat besar dan berwarna hijau. Kepala putik bercabang
4-8 yang tetap melekat pada ujung buah. c.
Buah Buah yang telah matang berwarna merah kecokelatan dengan bekas kepala putik
berwarna merah kehitaman. Semua bagian tanaman yang masih muda bergetah kekuningan. Biji terbentuk tanpa melalui penyerbukan aporniksis karena tidak
memiliki polen tepung sari kelamin rudimenter. 10
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Agroekologi
Tanaman manggis dapat hidup pada dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl dengan tipe iklim basah. Curah hujan antara 1.500-3.000 mmtahun dan merata
sepanjang tahun. Suhu udara rata-rata 20-30
o
C, pH tanah 5-7, tetapi lebih toleran pada pH rendah masam di lahan gambut. Daunnya peka sekali terhadap sinar
matahari langsung karena mudah terbakar. Di daerah beriklim agak lembap hingga agak kering, tanaman manggis masih mampu hidup asalkan air tanah agak
dangkal. Bibit yang baru dipindah ke kebuh harus diberi naungan. Bila tidak, hidupnya akan merana dan daunnya terbakar matahari.
2.1.3 Varietas unggul
Menurut Sobir dan Mega Amaliya 2013, varietas unggul manggis yang telah dilepas adalah kaligesing Purworejo. Namun, karena manggis masih dianggap
monoklonal genetik seragam maka pelepasan varietas unggul lokal yang lain masih perlu dipertimbangkan. Hal ini disebabkan biji yang terbentuk tanpa
melalui pembuahan perkawinan. Di Indonesia, varietas unggul manggis masih sangat jarang. Varietas unggul yang
ada biasanya berasal dari seleksi petani, misalnya varietas Tasikmalaya, Wanayasa, Padang, Payakumbuh, Puspahiang dan Malinau. Selain varietas lokal
unggul, juga telah dikembangkan beberapa klon unggul antara lain, MBS 1, MBS 2, MBS 3, MBS 4, MBS 5, MBS 6, MBS 7. Sayangnya, ketersediaan bibit unggul
ini tidak dapat diakses dengan mudah oleh petani, sehingga petani tetap menanam bibit berkualitas rendah Warisno dan Kres Dahana, 2012.
11
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Budidaya