Ekspor Landasan Teori .1 Perdagangan Internasional

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Perdagangan Internasional Menurut Purwito 2015, Perdagangan Internasional adalah kegiatan yang terkait dengan perdagangan antara suatu tempat dengan tempat lain dan melewati batas- batas negara, bersifat interdependensi dengan menerapkan aturan tradisional, bilateral, regional maupun yang telah disepakati secara internasional melalui perjanjian atau dalam keanggotan dalam suatu institusi global. Perdagangan ini merupakan suatu kejadian dari eksistensi pelaku bisnis, individu dan pemerintah yang ingin melakukan transaksi jual beli barang atau jasa yang diproduksi di negara lain. Kebebasan untuk memilih dan menentukan produk-produk tersebut ditentukan oleh kondisi ketersediaan serta harga barang dan jasa. Perdagangan internasional memberikan manfaat kepada negara-negara yang mempunyai sumber daya alam yang besar. Sehingga dapat menjamin adanya pasar yang lebih stabil dan berpotensi untuk dapat bersaing dalam pasar internasional dengan fluktuasi harga yang terkendali dan stabil, terutama dalam era perdagangan bebas. Kelancaran produksi dan didistribusikan ke negara yang memerlukan, perdagangan menjadi lebih bermakna bagi masing-masing negara, melalui pemerintahannya. Kebijakan perdagangan merupakan suatu tindakan yang diambil oleh pemerintah guna mengantisipasi kepentingan negara dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam upaya memperoleh nilai tambah bagi produk yang dihasilkan di dalam negeri, terutama untuk meningkatkan daya saing.

2.2.2 Ekspor

Ekspor diartikan sebagai kegiatan penjualan atau pengiriman barang, jasa atau modal yang berasal dari daerah pabean ke luar daerah pabean melalui perjanjian 18 Universitas Sumatera Utara atau tidak, yang dilakukan oleh orang, badan hukum atau negara, sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pengertian daerah pabean adalah seluruh wilayah perairan, daratan maupun sungai dan zona eksklusif dari suatu negara, baik yang ditetapkan dan diakui secara internasional maupun didasarkan atas kedaulatan dan undang-undang serta batas-batas suatu negara. Sesuai dengan praktik ekspor dapat dibagi menjadi: a. Ekspor langsung biasanya dilakukan dengan cara mengirimkan barang beserta dokumen pelindungnya ke pembeli. b. Ekspor tidak langsung, dilakukan melalui pihak ketiga, yang disebabkan beberapa hal yang melatarbelakangi, seperti lokasi pasar, ketersediaan sarana dan prasarana telekomunikasi, perbankan, transportasi serta networking. c. Re-ekspor adalah kegiatan yang dilakukan oleh importir untuk mengekspor barang-barang yang telah dipesandibeli dan sampai di pelabuhan tujuan. d. Diekspor kembali suatu kegiatan yang dilakukan oleh importir dengan menggunakan fasilitas impor sementara dan mendapatkan penangguhan pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka impor Purwito, 2015. Menurut Krugman dan Obstfeld 2000, secara teoritis ekspor suatu barang dipengaruhi oleh suatu penawaran supply dan permintaan demand. Dalam teori Perdagangan Internasional Global Trade disebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dapat dilihat dari sisi permintaan dan sisi penawaran. Dari sisi permintaan, ekspor dipengaruhi oleh harga ekspor, nilai tukar riil, pendapatan dunia dan kebijakan devaluasi. Sedangkan dari sisi penawaran, ekspor dipengaruhi oleh harga ekspor, harga domestik, nilai tukar riil, kapasitas produksi 19 Universitas Sumatera Utara yang bisa diproduksi melalui investasi, impor bahan baku dan kebijakan deregulasi. Peningkatan ekspor sangat diperlukan untuk mengatasi ketidakseimbangan neraca pembayaran. Sebagai langkah pertama, harus dilakukan penelitian yang mendalam terhadap komoditi di negara-negara maju, untuk menentukan pasar yang potensial. Atas dasar penelitian ini produksi komoditi yang berkemampuan ekspor harus ditingkatkan. Ekspor barang-barang yang tradisional harus didorong karena ia dibutuhkan baik oleh negara sedang berkembang maupun oleh negara maju Jhingan, 2014.

2.2.3 Nilai Tukar