Dari hasil analisis yang ditampilkan pada tabel 5.1 dapat dilakukan uji-t dengan melihat nilai signifikansi t pada variabel hambatan non tarif adalah sebesar 0,073
α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima atau H1 ditolak, artinya variabel bebas yaitu hambatan non tarif secara parsial tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat yaitu nilai ekspor manggis di Provinsi Sumatera Utara pada taraf kepercayaan 95. Atau dapat diartikan bahwa nilai ekspor manggis
pada saat sebelum ada hambatan non tarif yaitu kandungan timbal dan sesudah adanya kandungan timbal tidak memiliki perbedaan yang signifikan, hal ini
berarti bahwa adanya hambatan non tarif ini hanya mampu mempengaruhi nilai ekspor manggis ke negara China saja akan tetapi tidak mampu mempengaruhi
nilai ekspor manggis Provinsi Sumatera Utara ke negara lain. Hambatan non tarif secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap nilai ekspor
manggis, hasil ini tidak sejalan dengan hipotesis yang ditetapkan yaitu hambatan non tarif secara parsial berpengaruh nyata terhadap nilai ekspor manggis segar di
Provinsi Sumatera Utara. Variabel hambatan non tarif ini baru dapat berpengaruh signifikan terhadap peningkatan nilai ekspor manggis pada taraf kepercayaan 92
atau nilai α = 0,08. Sehingga signifikansi-t variabel hambatan non tarif akan lebih kecil dari nilai α yaitu 0,07 0,08.
5.2.4 Pengaruh Harga Ekspor Manggis terhadap Nilai Ekspor Manggis Segar di Provinsi Sumatera Utara
Dari hasil analisis yang ditampilkan pada tabel 5.1 dapat dilakukan uji-t dengan melihat nilai signifikansi t pada variabel harga ekspor manggis adalah sebesar
0,00 α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima, artinya
variabel bebas yaitu harga ekspor manggis secara parsial berpengaruh nyata 52
Universitas Sumatera Utara
terhadap variabel terikat yaitu nilai ekspor manggis di Provinsi Sumatera Utara pada taraf kepercayaan 95.
Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dapat dilihat nilai variabel X3 yaitu harga ekspor bertanda negatif - yaitu sebesar 67547,568. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap adanya kenaikan harga ekspor sebesar 1 rupiah menurunkan nilai ekspor manggis sebesar Rp 67.547,568. Menurut Lipsey 1997,
harga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi jumlah permintaan yang diminta oleh konsumen, semakin tingginya harga yang ditetapkan maka akan
mengakibatkan penurunan terhadap jumlah permintaan. Hasil yang diperoleh yaitu harga ekspor manggis berpengaruh negatif terhadap
nilai ekspor manggis segar di Provinsi Sumatera Utara sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan Amalia Pradipta dan Muhammad Firdaus pada tahun 2014 bahwa
harga ekspor memengaruhi secara nyata dan negatif terhadap volume ekspor manggis, mangga, dan pisang Indonesia ke negara tujuan.
Hasil ini juga sesuai dengan hipotesis penelitian yang ditetapkan dimana variabel harga ekspor secara parsial berpengaruh nyata terhadap nilai ekspor manggis
segar di Provinsi Sumatera Utara.
Hasil Pengujian Hipotesis
Kesesuaian Model Test of Goodness of Fit
Setelah dilakukan analisis terhadap model regresi tersebut, maka diperoleh nilai R square sebesar
0,872
Lampiran 5a yang artinya 87,2 variasi variabel terikat Nilai ekspor telah dapat jelaskan oleh variabel bebas nilai tukar nominal, volume ekspor,
53
Universitas Sumatera Utara
hambatan non tarif dan harga ekspor manggis. Sisanya sebesar 12,8 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi ini.
Uji F Uji Simultan
Berdasarkan tabel ANOVA Lampiran 5b hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat signifikansi F sebesar 0,000
≤ α 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima, artinya variabel bebas yaitu
nilai tukar nominal, volume ekspor, hambatan non tarif dan harga ekspor manggis
dalam model secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat yaitu nilai ekspor manggis atau variabel terikat nilai
ekspor manggis di Provinsi Sumatera Utara dapat dijelaskan oleh variabel bebas
nilai tukar nominal, volume ekspor, hambatan non tarif dan harga ekspor manggis
pada taraf nyata 5. Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang ditetapkan dimana variabel nilai tukar
nominal rupiah terhadap dollar, volume ekspor manggis, hambatan non tarif dan harga ekspor manggis secara serempak berpengaruh nyata terhadap nilai ekspor
manggis di Provinsi Sumatera Utara.
Hasil Asumsi Regresi Linier Berganda Uji Normalitas
Pada tabel hasil uji Kolmogorov Smirnov Lampiran 6a hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat signifikansi KS adalah sebesar 0,249
α 0,05 maka terima H0 tolak H1. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan antara distribusi residual dengan distribusi normal, data residual model berdistribusi normal.
54
Universitas Sumatera Utara
Uji Heterokedastisitas
Pada tabel hasil uji Glejser Lampiran 6b hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat signifikansi t seluruh variabel lebih besar dari nilai
α 0,05 yaitu signifikansi nilai tukar nominal 0,660
α 0,05, volume ekspor 0,943 α 0,05, hambatan non tarif 0,813
α 0,05
,
harga ekspor 0,396 α 0,05, maka terima
H0 tolak H1. Sesuai dengan hipotesis apabila H0 diterima artinya tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi atau model regresi merupakan
homokedastisitas.
Uji Multikolinieritas
Pada tabel Coefficient Lampiran 5b diketahui nilai toleransi dan VIF pada masing-masing variabel. Untuk lebih jelas dapat dilihat tabel berikut:
Tabel 5.2. Nilai Toleran Variabel Independen Model
Collinearity Statistics Kesimpulan
Tolerance VIF
Nilai Tukar Nominal 0,852 0,10
1,173 10 tidak terjadi
multikolinieritas Volume Ekspor
0,698 0,10 1,433 10
tidak terjadi multikolinieritas
Hambatan Non Tarif 0,722 0,10
1,385 10 tidak terjadi
multikolinieritas Harga Ekspor
0,777 0,10 1,287 10
tidak terjadi multikolinieritas
Sumber: Lampiran 5b Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh variabel bebas memiliki nilai
toleransi dan VIF yang memenuhi hipotesis H0 artinya tidak ada korelasi antara variabel bebas dalam model regresi atau tidak terjadi multikolinieritas pada model
regresi. 55
Universitas Sumatera Utara
Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala autokorelasi dalam perhitungan regresi atas penelitian ini maka digunakan Durbin-Watson Test DWTest. Dari
hasil pengolahan data diperoleh nilai Durbin-Watson Test sebesar 1,640 Lampiran 5a.
Dengan menggunakan tabel statistik dW dan signifikansi 0,05 dengan n=40 serta jumlah variabel bebas sebanyak 4 maka diperoleh angka dL = 1.285 dan dU
= 1.721, sedangkan untuk nilai 4-dU = 2,279 dan 4-dL = 2,715. Nilai dW pada hasil SPSS adalah sebesar 1,640 yang terletak diantara nilai dL dan
dU yaitu 1.285 1,640 1.721 dLddU, maka sesuai dengan kriteria uji maka tidak dapat diambil kesimpulan ada tidaknya autokorelasi.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa variabel Nilai tukar nominal rupiah terhadap dollar, Volume ekspor manggis, Hambatan non tarif, Harga
ekspor manggis secara serempak berpengaruh nyata terhadap Nilai ekspor manggis segar di Provinsi Sumatera Utara. Nilai tukar nominal rupiah terhadap
dollar secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap nilai ekspor, Volume ekspor manggis secara parsial berpengaruh nyata terhadap nilai ekspor manggis,
Hambatan non tarif secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai ekspor manggis, Harga ekspor manggis secara parsial berpengaruh nyata terhadap nilai
ekspor manggis di Provinsi Sumatera Utara. Dengan ini dapat dinyatakan bahwa hipotesis 1 ditolak.
56
Universitas Sumatera Utara
5.3 Analisis Kausalitas antara Harga Ekspor Manggis dengan Harga Domestik Manggis Tingkat Petani di Provinsi Sumatera Utara
Analisis kausalitas digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dari setiap variabel. Hubungan kausalitas antara variabel harga ekspor manggis dengan
harga domestik manggis tingkat petani yang ada dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.3. Hasil Uji Granger Causality Variabel
Terikat Y
Variabel Bebas
X Probabilitas
Kesimpulan
Harga Domestik
Manggis Tingkat Petani
Harga Ekspor Manggis
0.0553 0,05 Harga Ekspor Manggis
mempengaruhi Harga Domestik Manggis
Tingkat Petani
Harga Ekspor Manggis
Harga Domestik Manggis Tingkat
Petani 0.0307 0,05
Harga Domestik Manggis Tingkat
Petani mempengaruhi Harga Ekspor Manggis
Sumber: Lampiran 8 Dari tabel diatas dijelaskan bahwa terdapat hubungan kausalitas dua arah antara
harga ekspor manggis dengan harga domestik manggis tingkat petani memiliki hubungan sebab akibat.
Perubahan harga ekspor manggis dapat mempengaruhi perubahan harga domestik manggis tingkat petani, hal ini disebabkan oleh adanya faktor yang mempengaruhi
harga ekspor manggis itu sendiri seperti nilai tukar rupiah terhadap US dollar. Sehingga apabila rupiah terdepresiasi maka harga ekspor akan meningkat yang
menyebabkan para eksportir mampu membayar lebih manggis dari petani lalu harga domestik manggis tingkat petani akan meningkat dan penerimaan petani
manggis juga akan meningkat. Perubahan harga domestik manggis tingkat petani dapat mempengaruhi perubahan
harga ekspor manggis, hal ini disebabkan karena harga domestik manggis tingkat 57
Universitas Sumatera Utara
petani menyumbang sebesar ± 40 dari harga ekspor manggis. Sehingga apabila harga dari petani turun maka harga ekspor manggis juga akan ikut turun.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kausalitas antara harga ekspor manggis dengan harga domestik manggis tingkat petani di
Provinsi Sumatera Utara. Hal ini sesuai dengan hipotesis 2, maka dinyatakan hipotesis 2 diterima.
5.4 Analisis Pengaruh Harga Ekspor Manggis terhadap Penerimaan Petani Manggis di Provinsi Sumatera Utara
Dari hasil analisis masalah 3 diperoleh bahwa harga ekspor manggis dengan harga domestik manggis tingkat petani memiliki hubungan sebab akibat. Oleh
karena itu peneliti ingin melihat seberapa besar harga ekspor manggis mempengaruhi harga domestik manggis tingkat petani dimana dalam penelitian
ini harga domestik manggis tingkat petani diasumsikan merupakan total penerimaan petani manggis di Provinsi Sumatera Utara.
Data Lampiran 3 merupakan data yang dianalisis dengan regresi linier sederhana. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data harga ekspor manggis dan
data harga domestik manggis tingkat petani mulai dari tahun 2005 sampai tahun 2014. Dalam persamaan diketahui harga ekspor manggis sebagai variabel bebas
dan penerimaan petani sebagai variabel terikat. Hasil regresi yang diperoleh melalui penelitian ini menggunakan Model Regresi
Linier Sederhana dengan bentuk persamaan sebagai berikut: Y = a + bX +
ɛ 58
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Y
= Penerimaan petani RpKg a
= Koefisien intersep b
= Koefisien variabel regresi X
= Harga ekspor manggis RpKg ɛ
= error term Setelah diproses dengan menggunakan software SPSS Statistical Product and
Service Solution maka hasil analisis pengaruh harga ekspor manggis terhadap penerimaan petani manggis di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada
Lampiran 9. Adapun persamaan yang diperoleh dari hasil analisis adalah
Y = -209,245 + 0,669 X Dari hasil persamaan ini dapat dilihat bahwa koefisien intersep bertanda negatif
- sebesar 209,245 artinya apabila variabel bebas yaitu harga ekspor bernilai nol maka variabel terikat yaitu penerimaan petani akan berkurang adalah sebesar Rp
209,245. Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dapat dilihat bahwa nilai variabel bebas yaitu harga ekspor manggis bertanda positif + yaitu sebesar
0,669. Hal ini menunjukkan bahwa setiap adanya kenaikan harga ekspor sebesar 1 rupiah maka akan terjadi kenaikan penerimaan petani sebesar Rp 0,669Kg dan
sebaliknya ceteris paribus. Pada Lampiran 4 harga ekspor manggis di tahun 2013 sampai 2014 meningkat
dari Rp 5.896,87 menjadi Rp 7.765,97 terjadi kenaikan harga sebesar Rp 1.869,1. Sesuai dengan hasil penelitian maka apabila terjadi kenaikan harga ekspor sebesar
59
Universitas Sumatera Utara
Rp 1.869,1 maka penerimaan petani akan mengalami peningkatan sebesar Rp 1.250,4Kg manggis yang diekspor Rp 1.869,1 x Rp 0,669 . Apabila dalam satu
kali ekspor satu petani mampu menghasilkan 1000 Kg manggis lalu terjadi perubahan harga pada saat penjualan ke pihak eksportir maka penerimaan petani
dengan harga baru akan mengalami peningkatan sebesar Rp 1.250.400,- Rp 1.250,4 x 1000Kg dari penerimaan dengan harga lama.
Harga ekspor berpengaruh positif terhadap harga domestik manggis tingkat petani yang dalam penelitian ini di asumsikan sebagai penerimaan petani yang
memperlihatkan adanya pengaruh kegiatan ekspor terhadap penerimaan petani manggis. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Lisa
Marlina pada tahun 2005 bahwa pendapatan petani kopi tidak hanya didasarkan kepada jumlah produksi kopi yang dihasilkan tetapi juga tergantung pada harga
kopi yang terjadi pada tingkat petani. Harga kopi pada tingkat petani sangat tergantung pada perubahan harga pada tingkat ekspor yang memperlihatkan
adanya pengaruh tidak langsung kegiatan ekspor terhadap pendapatan petani. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa harga ekspor manggis
berpengaruh positif terhadap penerimaan petani manggis di Provinsi Sumatera Utara. Oleh karena itu dinyatakan hipotesis 3 diterima.
60
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN