Hambatan Non Tarif Harga domestik dan Luar negeri

meningkatnya permintaan buah manggis dari luar negeri dan didukung pemerintah dengan memberikan bantuan pemeliharaan lahan manggis serta kondisi perekonomian kedua negara pengekspor dan pengimpor manggis yang cukup baik. Pada tahun 2005-2006 volume ekspor manggis mengalami peningkatan, lalu pada tahun 2006-2007 mengalami penurunan dan meningkat di tahun 2008, pada tahun 2008-2010 mengalami penurunan kembali begitu pula pada tahun 2012-2014. Hal ini membuktikan bahwa volume ekspor manggis mengalami fluktuasi sepanjang tahun 2005-2014.

2.2.5 Hambatan Non Tarif

Menurut Anonimous 2013, Kebijakan perdagangan internasional adalah berbagai tindakan dan peraturan yang dijalankan suatu negara, baik secara lansung maupun tidak lansung, yang akan mempengaruhi struktur, komposisi, dan arah perdagangan internasional negara tersebut. Kebijakan perdagangan internasional dilaksanakan dengan tujuan untuk melindungi kepentingan ekonomi nasional, industri dalam negeri, dan lapangan kerja serta menjaga stabilitas ekonomi nasional. Akan tetapi, dalam praktek perdagangan internasional saat ini, kebanyakan pemerintah melakukan campur tangan dalam kegiatan perdagangan internasional menggunakan kebijakan lainnya yang lebih rumit, yaitu Kebijakan Nontarif Barrier NTB. Hal ini dilakukan negara tersebut untuk menyembunyikan motif proteksi atau sekedar mengecoh negara lainnya. Oleh karena itu, sampai saat ini masih banyak negara yang memberlakukan kebijakan nontarif barrier walaupun beberapa ahli beranggapan bahwa kebijakan nontarif barrier dapat menjadi penghalang untuk tercapainya keterbukaan dalam perdagangan internasional. 22 Universitas Sumatera Utara Cara-cara suatu negara dalam menerapkan non-tariff barrier; 1. Standardisasi Kualitas Produk atau Jasa 2. Pembatasan Kuota Impor 3. Prosedur atau Peraturan Khusus 4. Struktur Pasar 5. Kondisi Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya Adapun hambatan non tarif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kandungan timbal yang terdapat dalam manggis dari Provinsi Sumatera Utara.

2.2.6 Harga domestik dan Luar negeri

Menurut Lipsey 1997, h arga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan yang diminta oleh konsumen, semakin tingginya harga yang ditetapkan maka akan mengakibatkan penurunan terhadap jumlah permintaan Pradipta, 2014. Jika mengetahui kurs antara dua mata uang dari dua negara, kita dapat menghitung harga ekspor salah satu negara dalam uang negara lain. Bila mata uang suatu negara mengalami depresiasi, ekspornya bagi pihak luar negeri menjadi makin murah, sedangkan impor bagi penduduk negara itu makin mahal. Apresiasi menimbulkan dampak yang sebaliknya: harga produk negara itu bagi pihak luar negeri makin mahal, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi lebih murah. Makin besar selisih antar harga di pasar internasional dengan harga domestik akan menyebabkan jumlah komoditi yang akan diekspor akan menjadi bertambah banyak. Naik turunnya harga disebabkan oleh keadaan perekonomian negara 23 Universitas Sumatera Utara pengekspor dan harga di pasaran internasional semakin meningkat. Akibat dari kedua hal tersebut akan mendorong ekspor komoditi tersebut Krugman, 1999.

2.3 Penelitian Terdahulu