lebih luas bila dibandingkan serat kelapa putih white coir fiber. Serat kelapa ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bristle fiber dan mattres fiber.
Bristle fiber secara tradisional banyak digunakan untuk bahan perlengkapan
rumah tangga, seperti sikat, sapu dan lain-lain. Sementara itu matres fiber secara tradisional sering digunakan untuk keset, matras olahraga, bahan penyekat dan
lain-lain. Bristle fiber dan matres fiber dapat dicampur dengan lateks dan bahan kimiawi yang lain untuk membuat serat kelapa berkaret rubberized coir yang
banyak digunakan untuk perlengkapan rumah tangga, penyaring, penyekat dan lain-lain.
Landasan Teori
a. Analisis Finansial
Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Produk atau produksi dalam bidang pertanian atau lainnya dapat bervariasi, antara lain karena
disebabkan karena perbedaan kualitas. Hal ini dimengerti karena kualitas yang baik dihasilkan oleh proses produksi yang dilaksanakan dengan baik dan begitu
juga sebaliknya kualitas produksi kurang baik bila usaha tani tersebut dilaksanakan dengan kurang baik Soekartawi, 1995.
Analisis finansial yaitu suatu analisis terhadap suatu proyek dimana proyek dilihat
dari sudut badan-badan atau orang-orang yang menanamkan modalnya dalam suatu proyek, terutama menyangkut pada perbandingan antara pengeluaran uang
dengan keuntungan pendapatan revenue earning proyek Kadariah dkk, 1999
Universitas Sumatera Utara
Dalam analisis finansial suatu usaha yang penting ialah usaha tersebut memberikan manfaat benefit yang lebih besar daripada biayanya kepada
pengusaha. Oleh karena itu, yang perlu dibandingkan ialah arus manfaat benefit dari usaha tersebut dengan arus biayanya Kadariah dkk, 1999
Kriteria investasi investment criteria yang digunakan dalam kelayakan finansial
usaha serat kelapa coco fiber ialah meliputi analisis break even point BEP, imbangan penerimaan dan biaya revenue-cost ratio, pay-back period PBP, dan
return on investment ROI. Analisis break even point digunakan untuk melihat batas minimal produksi yang harus diproduksi agar perusahaan bisa mendapatkan
keuntungan. Imbangan penerimaan dan biaya revenue-cost ratio dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh nilai rupiah biaya yang digunakan dalam usaha
dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya. Pay-back period dimaksudkan untuk mengetahui perkiraan waktu pengembalian modal atau
investasi yang ditanamkan untuk kegiatan usaha Djamin, 1984. Return on investment dilakukan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh
dibandingkan dengan besar investasi yang ditanamkan Rangkuti, 1997.
b. Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal dimaksudkan untuk mengembangkan daftar kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan daftar kelemahan yang harus diatasi. Lingkungan
internal perusahaan menggambarkan kuantitas dan mutu sumber daya manusia, fisik, finansial dan juga dapat memperkirakan kelemahan dan kekuatan struktur
organisasi maupun manajemen perusahaan Pearce and Robinson, 1997.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa unsur yang perlu untuk dianalisis dalam lingkungan internal organisasi menurut Pearce and Robinson 1997 dan Saputrayadi 2004, yaitu:
1. Struktur organisasi perusahaan yang merupakan pola hubungan, bentuk formal
peraturan dan hubungan antar orang dalam perusahaan. 2.
Budaya perusahaan merupakan sekumpulan kepercayaan, harapan dan nilai yang dipahami, serta dilaksanakan oleh setiap anggota perusahaan yang akan
membentuk suatu perilaku. 3.
Sumber daya perusahaan, diantaranya SDM, sumber daya produksi, sumber daya keuangan, pemasaran, penelitian dan pengembangan.
Menurut David 2006 dan Hubeis 2011 menyebutkan ada beberapa faktor
internal yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan, yaitu: 1.
Manajemen 2.
Pemasaran 3.
Sumber Daya Manusia 4.
Produksi dan operasi 5.
Keuangan
c. Analisis Lingkungan Eksternal