pabrik dan gudang. Setiap peralatan yang digunakan dan bangunan dalam usaha serat kelapa coco fiber memiliki umur ekonomis. Umur ekonomis dari peralatan
yang digunakan dan bangunan oleh pemilik usaha serat kelapa coco fiber ini terhitung berapa lama pemakaian alat-alat tersebut hingga saat ini. Hal ini yang
menyebabkan bervariasinya umur ekonomis setiap peralatan yang digunakan. Rumus untuk biaya penyusutan adalah:
����� ���������� = ����� ���� ����
���� �������� ����
Alat-alat dan bangunan tersebut memiliki biaya penyusutan, diantaranya dapat dilihat pada Tabel 17 berikut :
Tabel 17. Total Biaya Penyusutan Alat dan Bangunan Usaha Serat Kelapa Coco Fiber per Tahun, Tahun 2013
Uraian Harga
Satuan Rp
Umur Ekonomis
Tahun Biaya Penyusutan
per Tahun Rp
a. Mesin dan Peralatan
1. Mesin Pengurai
60.000.000 5
12.000.000 2.
Alat Pengayak 20.000.000
5 4.000.000
3. Mesin Press Hidrolik
60.000.000 5
12.000.000 b.
Bangunan 1.
Pabrik dan Gudang 120.000.000
10 12.000.000
Total 260.000.000
40.000.000
Sumber: Lampiran 5
e. Total Biaya Produksi
Total biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya penunjang, biaya tenaga kerja, dan biaya penyusutan alat dan bangunan. Secara terperinci, total biaya
produksi usaha serat kelapa coco fiber dapat dilihat pada Tabel 18 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 18. Total Biaya Produksi Usaha Serat Kelapa Coco Fiber, Tahun
2013 No. Uraian
Jumlah Rp Persentase
1. Bahan baku dan bahan penunjang
173.160.000 56,45
2. Tenaga Kerja
93.600.000 30,51
3. Penyusutan alat dan bangunan
40.000.000 13,04
Total 306.760.000
100
Sumber: Lampiran 6 Dari Tabel 18 dapat dikemukakan bahwa biaya bahan baku dan bahan penunjang
yaitu sebesar Rp 173.160.000 dengan persentase 56,45, sedangkan pada biaya tenaga kerja sebesar Rp 93.600.000 dengan persentase 30,51. Biaya penyusutan
alat dan bangunan adalah sebesar Rp 40.000.000 dengan persentase 13,04. Dengan demikian, total biaya produksi serat kelapa coco fiber, adalah Rp
306.760.000. Biaya terbesar yang dikeluarkan adalah biaya bahan baku dan biaya penunjang, selanjutnya urutan yang kedua adalah biaya tenaga kerja.
Pendapatan Usaha Serat Kelapa Coco Fiber
Pendapatan adalah penerimaan dikurangi biaya-biaya produksi. Biaya-biaya produksi dalam penelitian ini adalah bahan baku, bahan penunjang, tenaga kerja,
penyusutan alat dan bangunan. Penerimaan adalah jumlah berat serat kelapa coco fiber dikali dengan harga jual serat kelapa coco fiber. Pendapatan usaha serat
kelapa coco fiber dapat dilihat pada Tabel 19 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 19. Total Pendapatan Usaha Serat Kelapa Coco Fiber Tahun 2013
No. Uraian Per Tahun
1. Produksi Kg
187.200 2.
Harga Jual RpKg 3.000
3. Penerimaan Rp
561.600.000 4.
Biaya Produksi Rp 306.760.000
5. Pendapatan Rp
254.840.000 Sumber: Lampiran 7
Analisis Kelayakan Finansial
Setelah diperoleh komponen dan nilai biaya, penerimaan dan pendapatan usaha serat kelapa coco fiber, maka usaha serat kelapa coco fiber dapat dinilai
kelayakan finansialnya. Adapan alat ukur analisis finansial yang digunakan adalah BEP break even point, RC revenue-cost ratio, PBP pay-back period, dan
ROI return on investment. Dengan keterangan nilai BEP, RC, PBP, dan ROI ditampilkan pada Tabel 20 berikut:
Tabel 20. Nilai Analisis BEP, RC, PBP, dan ROI Usaha Serat Kelapa Coco
Fiber Tahun 2013 No. Analisis Finansial
Nilai Kriteria
1. BEP:
BEP volume KgTahun 102.253,33
Layak BEP harga RpKg
1.638,68 Layak
2. RC
1,83 Layak
3 PBP Bulan
13 Layak
4 ROI
98 Layak
Sumber: Lampiran 8
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 20, dapat dikemukakan bahwa masing-masing analisis yaitu BEP BEP volume dan BEP harga dan RC memberi kriteria layak pada usaha serat
kelapa coco fiber. Pada BEP volume memiliki nilai sebesar 102.253,33 KgTahun yang berarti usaha serat kelapa coco fiber berada pada titik impas jika
volume produksi sebesar 102.253,33 KgTahun atau 327,74 KgHari 1 Tahun = 312 hari. Dimana diketahui volume penjualan sebesar 187.200 KgTahun atau
600 KgHari 1 Tahun = 312 hari. Sehingga BEP volume volume penjualan, yang berarti usaha layak untuk dikerjakan. Dan, pada BEP harga memiliki nilai
sebesar Rp 1.638,68Kg yang berarti usaha serat kelapa coco fiber berada pada titik impas jika harga jual sebesar Rp 1.638,68Kg. Dimana diketahui bahwa harga
jual sebesar Rp 3.000Kg, sehingga BEP harga harga jual yang berarti usaha layak untuk dikerjakan.
Pada RC revenue-cost ratio memberi nilai sebesar 1,83 yang berarti usaha serat
kelapa coco fiber layak untuk dikerjakan. Dimana, kriteria penilaian adalah jika nilai RC 1 maka usaha layak untuk dikerjakan.
Pada PBP pay-back period dapat dikemukakan bahwa lama waktu
pengembalian investasi atau modal usaha serat kelapa coco fiber adalah 13 bulan. Jadi, usaha serat kelapa coco fiber kembali modal bulan ke 13. Adapun
modal usaha serat kelapa ini adalah mesin dan peralatan mesin penguraian, alat pengayak, mesin press hidrolik dan bangunan pabrik dan gudang.
Pada ROI return on investment memberi nilai sebesar 98 yang berarti usaha
serat kelapa coco fiber layak untuk dilaksanakan. Dimana, kriteria penilaian adalah jika nilai ROI tingkat suku bunga pinjaman bank yang berlaku, maka
Universitas Sumatera Utara
usaha layak untuk dilaksanakan. Adapun yang menjadi acuan suku bunga pinjaman bank yang digunakan adalah Suku Bunga Dasar Kredit SBDK Bank
Sumut untuk Kredit Mikro yaitu sebesar 14,60.
Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Serat Kelapa Coco Fiber
a. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Usaha Serat Kelapa Coco Fiber