Analisis Matriks Internal-External Matriks I-E Kelapa

serat kelapa coco fiber adalah pasar masih dikuasai oleh produk berbahan baku sintetis dengan skor terkecil yaitu sebesar 0,20. Hal ini menjadi ancaman utama dikarenakan konsumen lebih memilih produk berbahan baku sintetis yang dinilai lebih tahan lama dan lebih banyak variasi produk.

b. Analisis Matriks Internal-External Matriks I-E

Analisis matriks Internal-Eksternal matriks I-E digunakan untuk mengetahui posisi usaha serat kelapa coco fiber pada umumnya. Matriks I-E didasarkan pada total skor yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE. Gabungan kedua matriks IFE dan EFE akan menghasilkan matriks Internal-Eksternal IE yang berisikan Sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai terboboti dari matriks-matriks IFE dan EFE. Merujuk pada Tabel 21 dan Tabel 22, diperoleh nilai matriks IFE sebesar 3,03, sedangkan nilai matriks EFE sebesar 3,07. Melalui total skor dalam matriks IFE dan EFE, maka dapat digambarkan posisi usaha serat kelapa coco fiber pada umumnya dalam matriks I-E seperti pada Gambar 10. Gambar 10. Posisi Usaha Serat Kelapa Coco Fiber dalam Matriks Internal-Eksternal Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pada matriks Internal-Eksternal, usaha serat kelapa coco fiber pada umumnya berada pada posisi sel I yaitu pada daerah pertumbuhan. Posisi ini akan menentukan strategi pemasaran yang dapat diterapkan. Menurut David 2006, strategi yang sebaiknya diterapkan pada posisi ini adalah strategi intensif seperti market penetration, market development, dan product development atau strategi terintegrasi seperti backward integration, forward integration, dan horizontal integration. Menurut Umar 2003, strategi penetrasi pasar adalah strategi yang berusaha meningkatkan market share suatu produk atau jasa melalui usaha pemasaran yang lebih besar, diantaranya dengan menambah jumlah tenaga penjual dan biaya untuk promosi penjualan. Sedangkan strategi pengembangan produk yaitu strategi yang bertujuan agar industri dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk-produk yang ada sekarang.

c. Strategi Pengembangan Usaha Serat Kelapa Coco Fiber

Berdasarkan pada kondisi usaha serat kelapa coco fiber saat ini yang digambarkan pada matriks I-E seperti Gambar 10, yaitu pada posisi sel I daerah pertumbuhan, dapat dibuat strategi pengembangan usaha serat kelapa coco fiber dengan menggunakan analisis SWOT sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara IFE EFE Kekuatan Strenghts 1. Ketersediaan bahan baku yang melimpah 2. Proses, sistem dan aliran produksi pengolahan yang sederhana 3. Tenaga kerja lokal tersedia dan relatif murah 4. Keterampilan kerja yang diperlukan sederhana 5. Pengalaman pengusaha Kelemahan Weakness 1. Lokasi pabrik jauh dari bahan baku 2. Mutu produk sensitif terhadap pasar 3. Manajemen dan perencanaan industri masih lemah Peluang Opportunities 1. Tidak adanya pesaing di daerah penelitian 2. Terdapatnya Kredit Usaha Rakyat KUR untuk UMKMK. 3. Isu penggunaan produk yang ramah lingkungan Strategi S – O 1. Menekan harga bahan baku untuk memperkecil biayaS1, O1 2. Memaksimalkan penggunaan bahan baku yang melimpah, melalui proses produksi yang efektif dan efisien untuk menghasilkan produk yang lebih bervariasi S1, S2, S3, O3 Strategi W – O 1. Membuat business plan mulai dari lokasi, permodalan, variasi produk produksi hingga pemasaran untuk menarik minat konsumen. W1, W3, O2, O3 Ancaman Threats 1. Pasar masih dikuasai oleh produk berbahan baku sintetis 2. Kecenderungan meningkatnya persaingan internasional, dengan masuknya pendatang baru yang kuat. Strategi S – T 1. Mengusahakan pengembangan dan pelatihan manajemen sehingga lebih teratur dan pekerjanya memiliki etos kerja tinggi S2, S3, S4, S5, T2 2. Memodifikasi produk agar dapat bersaing dengan produk lain dan pendatang baru S1, S2, S4, S5, T1, T2 Strategi W – T 1. Memperbaiki manejemen waktu dan kerja, rotasi kegiatan, dan penyimpanan W4, T2 Gambar 11. Matriks SWOT Strategi Pengembangan Usaha Serat Kelapa Coco Fiber Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Proses produksi pengolahan sabut kelapa menjadi serat kelapa coco fiber di daerah penelitian adalah melalui tahapan penguraian, penjemuran, pengayakan, pengepressan, dan pengemasan. 2. Pendapatan yang diterima pengusaha serat kelapa coco fiber di daerah penelitian tinggi yaitu Rp 254.840.000 per tahun atau Rp 21.236.666,67 per bulan. 3. Usaha serat kelapa coco fiber layak untuk diusahakan di daerah penelitian. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi serat kelapa coco fiber yaitu 187.200 kgtahun berada di atas BEP produksi yaitu 102.253,33 kgtahun dan harga jual serat kelapa coco fiber yaitu Rp 3.000kg juga berada di atas BEP harga yaitu Rp 1.638,68, nilai RC Ratio 1 yaitu sebesar 1,83, periode pengembalian modal PBP selama 13 bulan, dan ROI sebesar 98 lebih besar dari suku bunga dasar kredit bank sebesar 14,60. 4. Hasil analisis matrik Internal-Eksternal IE usaha serat kelapa coco fiber berada pada posisi sel I yaitu pada daerah pertumbuhan. Strategi yang sebaiknya diterapkan pada posisi ini adalah strategi intensif seperti market penetration, market development, dan product development atau strategi terintegrasi seperti backward integration, forward integration, dan horizontal integration. Universitas Sumatera Utara 5. Strategi pengembangan usaha serat kelapa coco fiber di daerah penelitian berdasarkan analisis matriks SWOT yang telah digunakan yaitu menekan harga bahan baku untuk memperkecil biaya, memaksimalkan penggunaan bahan baku yang melimpah, melalui proses produksi yang efektif dan efisien untuk menghasilkan produk yang lebih bervariasi, mengusahakan pengembangan dan pelatihan manajemen sehingga lebih teratur dan pekerjanya memiliki etos kerja tinggi, memodifikasi produk agar dapat bersaing dengan produk lain dan pendatang baru, membuat business plan mulai dari lokasi, permodalan, variasi produk produksi hingga pemasaran untuk menarik minat konsumen, memperbaiki manejemen waktu dan kerja, rotasi kegiatan, dan penyimpanan. Saran

1. Kepada Pengusaha

Diharapkan kepada pengusaha serat kelapa coco fiber di daerah penelitian untuk mampu memperbaiki mutu produk dan membuat variasi produk agar menarik minat konsumen dan investor sehingga pada akhirnya akan menaikkan pendapatan pengusaha. 2. Kepada Pemerintah Diharapkan pemerintah dan lembaga-lembaga pertanian, khususnya Dinas Pertanian Deli Serdang lebih peduli pada produk pertanian yang memberi nilai tambah seperti pengolahan sabut kelapa menjadi serat kelapa coco fiber ini dengan menyediakan dan mempertahankan perkebunan kelapa. Universitas Sumatera Utara TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka

a. Kelapa

Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan. Tanaman kelapa telah dibudidayakan di sekitar Lembah Andes di Kolumbia, Amerika Selatan sejak ribuaSn tahun Sebelum Masehi. Catatan lain menyatakan bahwa tanaman kelapa berasal dari kawasan Asia Selatan atau Malaysia, atau mungkin Pasifik Barat. Selanjutnya, tanaman kelapa menyebar dari pantai yang satu ke pantai yang lain. Cara penyebaran buah kelapa bisa melalui aliran sungai atau lautan, atau dibawa oleh para awak kapal yang sedang berlabuh dari pantai yang satu ke pantai yang lain Warisno, 1998. Cara membudidayakan kelapa yang tertua banyak ditemukan di daerah Philipina dan Srilangka. Di daerah tersebut tanaman kelapa dikenal sejak 3000 tahun yang lalu. Ada sementara ahli berpendapat bahwa tanaman kelapa berasal dari Philipina. Philipina juga merupakan salah satu perintis dalam teknologi pengolahan berbagai macam produk kelapa Warisno, 1998. Kelapa termasuk tumbuhan berkeping satu monocotyledoneae, berakar serabut, dan termasuk golongan palem palmae. Kelapa Cocos nucifera L, di Jawa Timur dan Jawa Tengah dikenal dengan sebutan kelopo atau krambil. Di Belanda masyarakat mengenalnya sebagai kokosnot atau klapper, sedangkan bangsa Perancis menyebutnya cocotier Warisno, 1998. Universitas Sumatera Utara Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, maka kelapa bisa digolongkan sebagai : Divisio : Spermatophyta, Klas : Monocotyledoneae, Ordo : Palmales, Familia : Palmae, Genus : Cocos, Spesies : Cocos nucifera Suhardiman, 1994.

b. Serat Kelapa Coco Fiber