2. Pemenuhan kewajiban adat
Adapun  hal  yang  akan  dibahas  di  dalam  bab  ini  berisikan  mengenai Ketentuan Tindak Pidana yang dapat dilakukan pelaksanaan diversi dan mengenai
ketentuan  yang  tidak  wajib  dilakukan  diversi,  Syarat  yang  diperhatikan  dalam pelaksanaan  diversi,  Prosedur  diversi  yang  dijalankan  oleh  Pengadilan  Negeri
Medan, Hambatan pelaksanaan yang ditemui di Pengadilan Negeri Medan sendiri.
A. Ketentuan Tindak Pidana
1. Tindak Pidana Yang Dapat Dilakukan Diversi
Diversi  berdasarkan  UU  SPPA  hanya  dapat  dilakukan  kepada  anak yang diancam pidana dibawah 7 tahun penjara dan bukan merupakan pengulangan
tindak  pidana.  Berikut  jenis-jenis  tindak  pidana  diancam  dengan  pidana  penjara dibawah tujuh tahun ;
a. Pengeroyokan : Pasal 170 angka 1 KUHP
“ Barangsiapa di muka umum bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang, dihukum penjara selama-lamanya lima
tahun enam bulan.” Melihat  isi  pasal  diatas,  yang  dimaksud  pengeroyokan  adalah
melakukan  kekerasan  terhadap  orang  atau  barang  secara  bersama- sama.  Perbuatan  ini  dapat  saja  dilakukan  oleh  para  remaja  yang
masih  duduk  di  bangku  sekolah.  Remaja  yang  melakukan perbuatan  ini  biasanya  ialah  remaja  yang  ingin  diakui
keberadaannya.  Untuk  itu,  diversi  diperlukan  di  dalam  menengani kasus  ini  dengan  mengikut  sertakan  lembaga  pembinaan  khusus
Universitas Sumatera Utara
anak dan seorang psikiater untuk membantu anak dalam mengenali dirinya  dan  menggali  potensial  anak  dan  juga  untuk  mencegah
anak melakukan kejahatan yang lebih parah lagi. b.
Pencurian : Pasal 362 KUHP “  Barangsiapa  mengambil  sesuatu  barang  yang  sama  sekali  atau
sebagian  termasuk  kepunyaan  orang  lain,  dengan  maksud  akan memiliki  barang  itu  dengan  melawan  hak,  dihukum,  karena
pencurian dengan hukuman penjara, selama- lamanya lima tahun.”
Pencurian  sering  dilakukan  oleh  seorang  anak  baik  di  pasar,  di dalam  angkot,  maupun  di  dalam  mall.  Pencurian    dilakukan  atas
dasar  keinginan  untuk  memiliki  suatu  barang  yang  dilihat  dengan dilatar  belakangi  dengan  ketidakmampuan  seseorang  untuk
membeli barang tersebut. Untuk menangani anak yang melakukan pencurian maka, anak dan korban perlu dilakukan diversi.  Diversi
sangat diperlukan terhadap anak untuk melindungi masa depannya. Diversi yang dilakukan disini haruslah mengikut sertakan Lembaga
Pembinaan  Khusus  Anak  untuk  melatih  anak  menjadi  jauh  lebih berguna bagi masyarakat sekitar dan tidak menimbulkan keresahan
lagi di dalam masyarakat.
2. Tindak Pidana Yang Tidak Dapat Dilakukan Diversi
Diversi  memiliki  ketentuan  batasan  untuk  dapat  dan  tidak  dapat dilakukan  kepada  anak  berdasarkan  tindak  pidana  yang  telah  dilakukan.  Tindak
Universitas Sumatera Utara
pidana menurut UU SPPA yang tidak dapat dilakukan diversi terhadap anak ialah tindak pidana yang diancam dengan pidana di atas 7 tahun, diantaranya :
a. Perkosaan : Pasal 285 KUHP
“ Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa perempuan  yang  bukan  istrinya  bersetubuh  dengan  dia  dihukum
karena memperkosa dengan hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun penjara.”
Melihat  unsur-unsur  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa,  perbuatan perkosaan  dilakukan  dengan  diikuti  perbuatan  tindak  pidana
lainnya  yaitu  kekerasan.  Kekerasan  yang  dilakukan  ini  ialah kekerasan yang menimbulkan akibat kepada korban dimana korban
tidak  berdaya  melawan  seorang  pemerkosa.  Berdasarkan  isi  pasal tersebut,  jelaslah  bahwa  diversi  tidak  dapat  dilakukan  terhadap
anak yang melakukan pemerkosaan dengan fakta bahwa perbuatan yang  telah  dilakukan  adalah  perbuatan  yang  sangat  tercela  dan
merupakan perbuatan tindak pidana berat. b.
Pembunuhan : Pasal 338 KUHP “  Barangsiapa  dengan  sengaja  menghilangkan  jiwa  orang  lain
dihukum  makar  mati,  dengan  hukuman  penjara  selama-lamanya lima belas tahun penjara.”
Melihat  isi  ancaman  pasal  ini  maka,  dapat  dikatakan  bahwa perbuatan  yang  dilakukan  begitu  buruk  di  mata  hukum.
Pembunuhan  adalah  hal  yang  tidak  manusiawi.  Anak  yang
Universitas Sumatera Utara
melakukan  pembunuhan  tidak  layak  dilakukan  diversi  kecuali pembunuhan  tersebut  dilakukan  untuk  mempertahankan  dirinya
dari serangan orang lain seperti perampok, maling atau pembunuh bayaran.
Kedua  contoh  pasal  diatas  dapat  menunjukkan  bahwa  diversi  tidak  layak dilakukan untuk ancaman pidana diatas 7 tahun penjara. Ketidaklayakan ini dilihat
berdasarkan  perbuatan  yang  dilakukan  oleh  pelaku  dan  kerugian  yang  dialami oleh korban. Seorang korban juga harus diberikan rasa aman atas gangguan yang
mungkin dapat kembali dilakukan oleh pelaku kejahatan. Penjelasan pasal 9 ayat 1  Huruf  a  Undang-Undang  Sistem  Peradilan  Pidana  Anak  juga  memberikan
pandangan  bahwa  indikator  prioritas  diversi  dapat  semakin  tinggi  apabila ancaman  yang  diajukan  semakin  rendah  dan  diversi  tidak  dimaksudkan  untuk
dilaksanakan  terhadap  pelaku  tindak  pidana  serius  misalnya,  pembunuhan  , pemerkosaan, teroris, dan tindak pidana diatas 7 tahun penjara.
Selain  ketentuan  diatas,  diversi  juga  tidak  berlaku  bagi  seseorang  yang melakukan  pengulangan  tindak  pidana.  Doktrin  hukum  pidana  mengenal  tiga
bentuk pengulangan tindak pidana ; 1.   General residive pengulangan umum
Tindak  pidana  yang  termasuk  dalam  pengulangan  umum  ini  adalah tindak  pidana  yang  dilakukan  seseorang yang  telah  diputuskan  oleh
pengadilan  dengan  putusan  pemidanaan karena  suatu  tindak  pidana  yang dilakukannya, kemudian menjalani pidana baik  sebagian  atau seluruhnya,
belum  melampaui  waktu  5  lima  tahun  ia  melakukan  lagi  tindak  pidana yang berupa tindak pidana apapun. Misalnya tindak pidana pertama  yang
dilakukan  adalah  tindak  pidana  pencurian  sedangkan  tindak  pidana berikutnya adalah pembunuhan.
2.   Special residive pengulangan khusus Tindak  pidana  yang  termasuk  dalam  pengulangan  khusus  ini  adalah
tindak  pidana  yang  dilakukan  seseorang yang  telah  diputuskan  oleh
Universitas Sumatera Utara
pengadilan  dengan  putusan  pemidanaan karena  suatu  tindak  pidana  yang dilakukannya, kemudian menjalani pidana baik  sebagian  atau seluruhnya,
belum  melampaui  waktu  5  lima  tahun  ia  melakukan  lagi  tindak  pidana yang  sama  atau  sejenis  dengan  tindak  pidana  yang  pertama.  Misalnya
tindak pidana pertama yang dilakukan adalah tindak pidana pencurian dan tindak  pidana  yang  dilakukan  berikutnya  juga  berupa  tindak  pidana
pencurian.
3.   Tussen stelsel Tindak  pidana  yang  termasuk  dalam  pengulangan  umum  ini  adalah
tindak  pidana  yang  dilakukan  seseorang yang  telah  diputuskan  oleh pengadilan  dengan  putusan  pemidanaan karena  suatu  tindak  pidana  yang
dilakukannya, kemudian menjalani pidana baik  sebagian  atau seluruhnya, belum  melampaui  waktu  5  lima  tahun  ia  melakukan  lagi  tindak  pidana
yang berupa tindak pidana yang masih dalam satu kualifikasi tindak pidana yang  pertama.  Misalnya  tindak  pidana  pertama  yang  dilakukan  adalah
tindak pidana pencurian sedangkan tindak pidana berikutnya adalah tindak pidana pencurian pada malam hari.
98
B. Syarat-Syarat Pelaksanaan Diversi