48
BAB III PELAKSANAAN DIVERSI DI PENGADILAN NEGERI MEDAN
Diversi  pada  dasarnya  bertujuan  untuk  mencapai  perdamaian  antara korban  dan  Anak.  Melihat  tujuan  tersebut  diversi  tidak  diperuntukkan  kepada
kejahatan  yang  dilakukan  oleh  orang  dewasa  terhadap  orang  yang  telah  dewasa, diversi  hanya  berfokus  kepada  perbuatan  kejahatan  yang  mana  pelaku  dan  atau
korban merupakan seorang anak. Diversi  dapat  dikatakan  berhasil  apabila  kesepakatan  yang  dibuat  telah
dijalankan  dan  bukan  merupakan  kesepakatan  yang  tertulis  diatas  kertas  saja
91
, kesepakatan diversi tidak diperlukan untuk menangani tindak pidana yang berupa
pelanggaran, tindak pidana ringan tipiring, tindak pidana tanpa korban atau nilai kerugian korban tidak lebih dari nilai upah minimum provinsi setempat.
92
Diversi  dimuat  di  dalam  UU  Sistem  Peradilan  Pidana  Anak,  Undang- Undang  Sistem  Peradilan  Pidana  Anak  sendiri  meminta  dikeluarkan  Peraturan
Pelaksana  melalui  Peraturan  Pemerintah  akan  tetapi,  Peraturan  Pemerintah tersebut tidak kunjung dikeluarkan sehingga diterbitkanlah Perma oleh Mahkamah
Agung  dalam  mengatasi  kekosongan  hukum  dan  sebagai  pelaksana  diversi  di Pengadilan sendiri.
Pengadilan  Negeri  Medan  telah  pernah  melakukan  proses  diversi,  proses pelaksanaan  diversi  di  Pengadilan  Negeri  Medan  sendiri  dijalankan  berdasarkan
Perma  No.4  Tahun  2014  tentang  Pedoman  Pelaksanaan  Diversi  dalam  Sistem
91
Hasil  Wawancara  dengan  Ibu  Serliwati  Hakim  Pengadilan  Negeri  Medan  tanggal  23 Maret 2015 di Pengadilan Negeri Medan
92
Pasal  9 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
Universitas Sumatera Utara
Peradilan Pidana Anak.
93
Diversi yang dilakukan harus memperhatikan hak yang dimiliki oleh anak yang diatur oleh undang-undang. UUD 1945, Undang-Undang
No.39  Tahun  1999  tentang  HAM,  Undang-Undang  No.  35  Tahun  2014  j.o  UU No.  23  Tahun  2002  tentang  perlindungan  anak,  Undang-Undang  No.  12  Tahun
1995 tentang Pemasyarakatan, Putusan MK No. IPUU-VIII2010 dan Keputusan bersama  Ketua  MA,  Jaksa  Agung,  Kepala  Polri,  Menkumham,  Mensos,  Meneg
PP dan PA tentang Penangan an Anak yang Berhadapan dengan Hukum
94
, maka dirumuskan  jaminan  hak  anak  yang  sedang  mengikuti  proses  peradilan  pidana
dalam Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak , antara lain
95
: a.
Diperlakukan  secara  manusiawi  dengan  memperhatikan  kebutuhan sesuai dengan umurnya,
b. Dipisahkan dari orang dewasa,
c. Memperoleh bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif,
d. Melakukan kegiatan rekreasional,
e. Bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang kejam,
tidak manusiawi, serta merendahkan derajat dan martabatnya, f.
Tidak dijatuhi pidana mati atau pidana seumur hidup, g.
Tidak  ditangkap,  ditahan,  atau  dipenjara,  kecuali  sebagai  upaya terakhir dan dalam waktu yang paling singkat,
h. Memperoleh  keadilan  di  muka  pengadilan  anak  yang  objektif,  tidak
memihak, dan dalam sidang yang tertutup untuk umum,
93
Hasil Wawancara dengan Bapak Dedi Panitera Hukum Pidana tanggal 13 Maret 2015 di Pengadilan Negeri Medan
94
M.Nasir Djamil , Op.cit, hal.149
95
Pasal  3 Undang-Undang  No.11 Tahun  2012  tentang  Sistem Peradilan Pidana Anak
Universitas Sumatera Utara
i. Tidak dipublikasikan identitasnya,
j. Memperoleh  pendampingan  orangtuawali  dan  orang  yang  dipercaya
oleh anak. k.
Memperoleh advokasi sosial, l.
Memperoleh kehidupan pribadi, m.
Memperoleh akses aksebilitasi, terutama bagi anak caacat, n.
Memperoleh pendidikan, o.
Memperoleh layanan kesehatan, dan p.
Memperoleh  hak  lain  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan  perundang- undangan.
Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana memuat ketentuan Pidana Pokok dan Pidana Tambahan. Pidana pokok yang dimuat antara lain
96
; 1.
Pidana Peringatan 2.
Pidana dengan Syarat a.
Pembinaan di luar lembaga b.
Pelayanan Masyarakat 3.
Pelatihan Kerja 4.
Pembinaan Dalam lembaga 5.
Penjara Terkait pidana Tambahan terdiri atas
97
; 1.
Perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana
96
Pasal 71 angka 1 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
97
Pasal  71  angka  2  Undang-Undang    No.  11  Tahun    2012  tentang    Sistem  Peradilan Pidana Anak
Universitas Sumatera Utara
2. Pemenuhan kewajiban adat
Adapun  hal  yang  akan  dibahas  di  dalam  bab  ini  berisikan  mengenai Ketentuan Tindak Pidana yang dapat dilakukan pelaksanaan diversi dan mengenai