Cultural Masyarakat Penerapan Diversi Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana (Studi di Pengadilan Negeri Medan)

B. Cultural Masyarakat

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan diversi melalui Cultural Masyarakat adalah sebagai berikut ;

1. Pengetahuan Masyarakat

Masyarakat selama ini berpandangan bahwa pelaku tindak pidana harus dihukum sesuai dengan kejahatan yang dilakukannya, bahkan ada masyarakat yang menilai perbuatan yang menghilangkan nyawa harus diganti dengan nyawa. Ini terlihat di dalam setiap proses persidangan pembunuhan dimana keluarga korban selalu meminta agar hakim menjatuhkan hukuman mati kepada pembunuh anggota keluarganya selain itu ada juga keluarga korban yang kesal melampiaskan amarah kepada pelaku di dalam ruang persidangan meskipun pelaku telah dikawal oleh polisi. Pandangan masyarakat tersebut dapat kita katakan bersifat retributive justice, dimana suatu perlakuan pidana dituntut dengan menerapkan pembalasan. Pandangan tersebutlah yang harus diubah dan untuk itu perlulah diberitahukan kepada masyarakat bahwa, dalam perkara anak anak dikenal istilah diversi dimana anak dapat di damaikan dengan keluarga korban atau pelaku dengan melaksanakan musyawarah melalui pendekatan keadilan restoratif restorative justice.

2. Penyuluhan Kepada Masyarakat

Pelaksanaan diversi dapat dilakukan dengan baik apabila masyarakat telah memahami apa yang dimaksud dengan diversi. Sosialisasi Universitas Sumatera Utara kepada masyarakat dapat dilakukan melalui jalur Kadarkum maupun dapat dilakukan oleh lembaga-lembaga yang konsen mengenai kasus- kasus anak yang ada , seperti : KPAI, KOMNAS HAM ANAK. 137 Diversi adalah proses pengalihan penyelesaian anak dari yang formal menuju informal. Artinya, proses tersebut membawa anak keluar dari jalur pengadilan dan menyelesaikannya melalui proses musyawarah. Untuk itu perlulah diberikan penyuluhan kepada masyarakat betapa pentingnya proses ini dilaksanakan. Pelaksanaan diversi dapat dilakukan di setiap tingkatan baik di tingkat penyidikan, penuntutan maupun di pengadilan. Sayangnya , ketika proses diversi yang dilakukan mencapai kesepakatan di tengah jalannya persidangan sebelum pembacaan putusan maka kesepakatan tersebut hanya menjadi pertimbangan kepada hakim untuk meringankan hukum terhadap pelaku. 138 Pemerintah harus menunjukkan eksistensi diversi dengan memberikan penyuluhan kepada setiap masyarakat terutama setiap kasus yang menyangkut anak baik sebagai pelaku maupun korban.

3. Mental Masyarakat

Mental Masyarakat harus diubah agar mengetahui bahwa persidangan merupakan jalan terakhir dan diversi adalah jalan tengah dalam menyelesaikan masalah, karena ada waktu seseorang dapat menjadi 137 Hasil Wawancara dengan Ibu Serliwaty Hakim Pengadilan Negeri Medan tanggal 23 Maret 2015 di Pengadilan Negeri Medan 138 Hasil wawancara dengan Ibu Serliwaty Hakim Pengadilan Negeri Medan tanggal 23 Maret 2015 di Pengadilan Negeri Medan Universitas Sumatera Utara korban maupun pelaku atas suatu kejahatan. 139 Selain itu, mental masyarakat terkait penghakiman masyarakat juga harus diubah. Masyarakat tidak boleh main hakim sendiri di dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi di dalam masyarakat. Masyarakat harus ikut berperan serta dalam menjaga lingkungannya dan mengawasi perkembangan anak di daerahnya.

C. Aparat Penegak Hukum