Sejarah Perusahaan Ruang Lingkup Bidang Usaha Biaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Bandar Bunder berada di Jl. Batubara No. 19 Tebing Tinggi. Perusahaan ini bergerak dibidang produksi alat-alat rumah tangga berupa sendok dan garpu yang menggunakan bahan baku aluminium. Pada tahun 1990 terjadi peralihan kepemilikan dari bapak Irwan Tansil kepada bapak Jono Sidharta. Dengan berubahnya kepemilikan, tidak mempengaruhi perubahan nama perusahaan dan izin usahanya pun tetap, hanya saja tidak lagi menggunakan aluminium sebagai bahan bakunya tetapi menggunakan stainless steel. Spesifikasi bahan baku yang digunakan adalah berupa lembaran stainless steel berbentuk coil dengan ukuran 1.500 mm x 1.020.000 mm, berat kotor 1.874 kg dan berat bersih 1.870 kg, tebal 1,7 mm. Spesifikasi produk yang dihasilkan untuk sendok adalah berat 20 gr, tebal bagian daun 0,8 mm dan tebal bagian tangkai 1,7 mm. Dilihat dari tujuan perusahaan melakukan operasinya dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutugan konsumen, jenis sistem produksi yang dilaksanakan oleh PT. Bandar Bunder adalah Make-to-Stock MTS. Hal tersebut dikarenakan perusahaan membuat sendokgarpu yang diselesaikan dan ditempatkan sebagai persediaan sebelum pesanan dari konsumen diterima. Sendok garpu yang telah selesai tersebut baru akan dikirim dari sistem persediaannya Universitas Sumatera Utara setelah pesanan konsumen diterima. PT. Bandar Bunder memproduksi sendok dengan jumlah yang sama setiap produksinya, begitu juga dengan produksi garpu.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Bandar Bunder memproduksi alat-alat rumah tangga khususnya sendok dan garpu. Dalam hal pemasaran produknya PT. Bandar Bunder bekerja sama dengan Trading Company untuk menangani pemasaran di luar negri dan sales agent untuk pemasaran lokal.

2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi bagi suatu perusahaan mempunyai peranan yang penting didalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Bandar Bunder adalah struktur organisasi berbentuk fungsional dimana pemimpin perusahaan membagi pekerjaan berdasarkan fungsi tertentu. Struktur organisasi tersusun sedemikian rupa sehingga jelas terlihat batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personil dalam organisasi.Adapun struktur organisasi PT. Bandar Bunder dapat dilihat pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab setiap bagian pada PT. Bandar Bunder dapat dilihat sebagai berikut: 1. Direktur Direktur mempunyai tugas sebagai berikut: a. Memberikan garis besar kebijaksanaan umum dan program kerja perusahaan. b. Menganalisis, mengevaluasi dan menilai berbagai kegiatan yang berlangsung pada perusahaan berdasarkan laporan utama. c. Berhak mengangkat dan memberhentikan pegawai sesuai ketentuan- ketentuan yang berlaku. d. Bertanggung jawab penuh atas seluruh kegiatan di perusahaan. 2. Sekretaris Sekretaris mempunyai tugas sebagai berikut: a. Melaksanakan kegiatan administrasi, kepegawaian dan kesejahteraan karyawan dan juga dalam hal ini kegiatan administrasi perusahan keluar dan ke dalam perusahaan. b. Menyimpan segala arsip dari berbagai kegiatan sekretariat. 3. Kepala Bagian Keuangan Kepala bagian keuangan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Mengawasi cash in flow dan cash out flow perusahaan. b. Mengelola jalannya keuangan perusahaan. Universitas Sumatera Utara c. Mengkoordinasi penyusunan anggaran secara keseluruhan. 4. Kepala Bagian Personalia Kepala bagian personalia mempunyai tugas sebagai berikut: a. Mengawasi dan mengatur tenaga kerja yang bergerak di pabrik. b. Menentukan shift kerja dan membuat sistem perhitungan dan pertukarannya. c. Membuat penyusunan laporan tentang keadaan tenaga kerja selama di pabrik. d. Menentukan jumlah tenaga kerja tiap kelompok yang sesuai untuk mendapatkan hasil sebaik mungkin. 5. Kepala Bagian Pemasaran Kepala bagian pemasaran mempunyai tugas sebagai berikut: a. Bertanggung jawab atas segala kegiatan pemasaran produk ke konsumen. b. Menentukan jenis-jenis dan metode pemasaran apa yang akan digunakan. 6. Kepala Bagian Pembelian dan Penjualan Kepala bagian pembelian dan penjualan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Bertanggung jawab atas segala kegiatan pembelian dan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan. b. Menerima laporan dari kepala pembelian dan kepala penjualan. 7. Kepala Bagian Produksi Kepala bagian produksi mempunyai tugas sebagai berikut: a. Penanggungjawab atas kelangsungan kegiatan produksi di pabrik. b. Mengatur, mengarahkan dan mengawasi kegiatan di pabrik. Universitas Sumatera Utara c. Mengadakan penyusunan anggaran produksi untuk mencapai sasaran yang ditentukan. 8. Kepala Bagian Pembelian Kepala bagian pembelian mempunyai tugas sebagai berikut: a. Bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang menyangkut pembelian dan penyediaan kebutuhan baik berupa bahan baku maupun peralatan lainnya. b. Mengurus perizinan yang berhubungan dengan pembelian. 9. Kepala Bagian Penjualan Kepala bagian penjualan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang menyangkut penjualan hasil produksi. b. Mengurus perizinan yang berhubungan dengan penjualan. 10. Kepala Bagian Gudang Bahan Baku Kepala bagian gudang bahan baku mempunyai tugas sebagai berikut: a. Bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang menyangkut penjagaan mutu dan persediaan akan bahan baku agar produksi tetap berjalan. 11. Kepala Bagian Teknik Kepala bagian teknik mempunyai tugas sebagai berikut: a. Mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap segala kegiatan mesin-mesin, peralatan listrik dan mendukung proses pengolahan produksi. Universitas Sumatera Utara 12. Kepala Quality Control Kepala quality control mempunyai tugas sebagai berikut: a. Mengadakan penelitian terhadap mutu produksi dan mengadakan perkembangan. b. Mengawasi standar mutu produksi. c. Memberikan petunjuk dan pengarahan kepada para pekerja agar dapat menghasilkan suatu proses produksi yang baik. 13. Kepala Gudang Produk Jadi Kepala gudang produk jadi memepunyai tugas sebagai berikut: a. Bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang menyangkut penjagaan mutu dan persediaan akan produk jadi agar produksi tetap berjalan. 14. Karyawan Karyawan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Bekerja secara langsung sesuai dengan bidang kerja yang diterimanya. b. Berhak mendapatkan fasilitas keselamatan kerja. c. Berkewajiban mematuhi peraturan yang berlaku di perusahaan. Universitas Sumatera Utara Direktur Sekretaris Kabag Pemasaran Kabag Keuangan Kabag Personalia Kabag Pembelian dan Penjualan Kabag Produksi Kepala Pembelian Kepala Penjualan Kepala Gudang Bahan Baku Kepala Teknik Kepala QC Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Kepala Gudang Bahan Jadi Karyawan Sumber : PT. Bandar-Bunder Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Bandar Bunder Universitas Sumatera Utara

2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Tenaga kerja pada PT. Bandar Bunder dapat dikategorikan menjadi beberapa, yaitu: 1. Staff Tenaga kerja yang termasuk bagian ini seperti sekretaris, para kepala bagian dan para kepala. 2. Karyawan Tetap Tenaga kerja yang termasuk bagian ini seperti karyawan di setiap bagian, tenaga kerja produksi, driver, dan satpam. 3. Karyawan Lepas Tenaga kerja yang termasuk bagian ini seperti cleaning service dan pegawai kantin. Untuk tenaga kerja ini, perusahaan tidak mengadakan kontrak kerja pada pekerja secara langsung tetapi kepada pihak perusahaan yang menjadi penyalurnya. Rincian tenaga kerja yang ada pada PT. Bandar Bunder dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja pada PT. Bandar Bunder No. Posisi Jumlah orang 1 Direktur 1 2 Sekretaris 1 3 Kabag Keuangan 1 4 Kabag Personalia 1 5 Kabag Pemasaran 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja pada PT. Bandar Bunder Lanjutan No. Posisi Jumlah orang 6 Kabag Pembelian dan Penjualan 1 7 Kabag Pembelian 1 8 Kepala Penjualan 1 9 Kepala Gudang Bahan Baku 1 10 Kepala Teknik 1 11 Kepala Quality Control 1 12 Kepala Gudang Produk Jadi 1 13 Karyawan 70 14 Satpam 4 15 Driver 2 16 Cleaning Service 2 17 Pegawai Kantin 2 Jumlah 92 Sumber : PT. Bandar-Bunder PT. Bandar Bunder memiliki aturan jam kerja sebagai berikut: 1. Jam kerja staff a. Kerja aktif : 08.00 – 12.00 WIB b. Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB c. Kerja aktif : 13.00 – 16.00 WIB 2. Jam kerja karyawan pabrik a. Kerja aktif : 08.00 – 12.00 WIB b. Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB c. Kerja aktif : 13.00 – 17.00 WIB 3. Jam kerja satpam a. Shift I : 08.00 – 16.00 WIB b. Shift II : 16.00 – 24.00 WIB c. Shift III : 24.00 – 08.00 WIB Universitas Sumatera Utara

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Dalam hal pengupahan, PT. Bandar Bunder memberikannya sekali setiap bulan di mana besar upah disesuaikan dengan ketentuan Upah Minimum Kota UMK Tebing Tinggi yaitu sekitar ± Rp. 1.460.000,-bulan. Perusahaan juga memberikan tunjangan dan fasilitas lain untuk menambah kesejahteraan karyawan, yaitu: 1. Tunjangan Hari Raya THR Besarnya adalah tambahan gaji satu bulan bagi karyawan yang telah bekerja lebih dari satu tahun. 2. Cuti Lamanya cuti yang diberikan oleh perusahaan yaitu 12 hari kerja setiap tahunnya. 3. Pelayanan Kesehatan Penyediaan obat P3K dan perawatan terhadap kecelakaan ringan yang dialami tenaga kerja saat bekerja. 4. Bonus Tahunan Bonus yang dibagi ke seluruh karyawan berdasarkan profit akhir tahun perusahaan. 5. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jamsostek Dimana pihak perusahaan mengasuransikan seluruh tenaga kerja pada PT. Jamsostek. Jaminan yang diberikan meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, serta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Universitas Sumatera Utara 6. Izin Khusus Yaitu dispensasi yang diberikan kepada tenaga kerja untuk melakukan kegiatan tertentu, misalnya istirahat karena sakit, beribadah, menikahkan anak, kemalangan, dan lain-lain.

2.4. Proses Produksi

2.4.1. Standar Mutu Bahan dan Produk

Bahan baku yang digunakan adalah stainless steel yang dibeli dari Inalum dengan spesifikasi ukuran 1.500 mm x 1.020.000 mm, berat kotor 1.874 kg dan berat bersih 1.870 kg, tebal 1,7 mm. Stainless steel yang digunakan sebagai bahan baku memiliki tekanan 53kgmm 2 . Paduan logam yang harus terdapat di dalam stainless steel yaitu : C : 0,08 Mn : 2,00 P : 0,05 S : 0,03 Si : 1,00 Cr : 18-20 Ni : 8-10,5 Produk yang dihasilkan berupa sendok dan garpu dengan spesifikasi ukuran produk adalah berat 20 gr, tebal bagian daungerigi 0,8 mm dan tebal bagian tangkai 1,7 mm. Universitas Sumatera Utara

2.4.2. Bahan yang Digunakan

2.4.2.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi. Bahan baku yang digunakan PT. Bandar Bunder dalam memproduksi sendok dan garpu adalah stainless steel yang bermutu tingggi yang dibeli dari Inalum. Pemesanan bahan baku dilakukan sebulan sekali sesuai dengan kebutuhan produksi.

2.4.2.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi dan merupakan bahan yang bersifat esensial dalam membantu meningkatkan kualitas produk. Bahan tambahan yang digunakan pada produk sendok dan garpu ini adalah: 1. Disc buff, yaitu roda pengkilap yang digunakan dalam proses mimis. 2. Polishing wheel, yaitu bantalan pengkilap yang juga digunakan pada proses mimis. 3. Stell ball dan detergen yang digunakan dalam pembersihan produk saat dimimis.

2.4.2.3. Bahan Penolong

Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi dan tidak menjadi bagian yang esensial dari suatu produk. Bahan penolong yang digunakan untuk proses pembuatan produk ini adalah air. Dimana Universitas Sumatera Utara air digunakan untuk mencuci sendok dan garpu setelah di polish. Pencucian ini dilakukan di dalam mesin mimis. Pencucian ini berfungsi untuk membersihkan produk dan agar produk tampak lebih mengkilap.

2.4.3. Uraian Proses Produksi

Langkah-langkah proses produksi antara sendok dan garpu adalah sama, yang membedakan hanya pemasangan mal pada mesin-mesin tertentu. Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian proses produksi berikut : 1. Pemotongan Plat Plat yang berbentuk coil dipotong dengan menggunakan mesin potong. Hasil pemotongan plat ini adalah plat berbentuk lembaran lembaran. 2. Zig-zag Plat yang berbentuk lembaran di masukkan ke dalam mesin zig-zag. Hasil dari mesin zig-zag ini adalah kepingan awal yang terdiri dari kepala dan tangkai yang berbentuk menyerupai sendokgarpu tetapi masi datar dan belum berbentuk lengkunggerigi. 3. Penggilingan I Bagian kepala dari kepingan awal ditipiskan dan dilebarkan dengan menggunakan mesin penggilingan. Pada proses penggilingan I akan mengurangi ketebalan plat dari 1,7 mm menjadi 1,2 mm. Universitas Sumatera Utara 4. Penggilingan II Sama dengan penggilingan I, penggilingan II juga berfungsi untuk melebarkan dan menipiskan kepingan bagian kepala. Pada proses penggilingan II akan mengurangi ketebalan plat dari 1,2 mm menjadi 1,0 mm. 5. Penggilingan III Pada proses penggilingan II akan mengurangi ketebalan plat dari 1,0 mm menjadi 0,8 mm. 6. Punch DaunGerigi Setelah melalui penggilingan sebanyak 3 kali, dilakukan pencetakan lekuk daungerigi dengan menggunakan mesin punch daungerigi dengan cara dilakukan penekan terhadap kepala kepingan. Hasilnya adalah kepala kepingan berbentuk oval untuk sendok dan gerigi untuk garpu. Mal yang digunakan adalah oval jika ingin memproduksi sendok dan gerigi jika ingin memproduksi garpu. 7. Punch Lekuk DaunGerigi Bagian kepala yang telah berbentuk sendokgerigi diberi lengkungan dengan memberikan penekanan dari mesin punch lekuk daungerigi. Pada mesin ini juga menggunakan mal yang berbeda untuk memproduksi sendok atau garpu. 8. Punch Tangkai Pada tahap ini akan dilakukan proses pembentukan dan pemberian corak bunga terhadap tangkai sendokgarpu. Proses nya hampir sama dengan proses punch daun yakni memberikan tekanan pembentukan. Universitas Sumatera Utara 9. Gerinda Pada proses ini, sendokgarpu yang telah selesai diproduksi akan dihaluskan dengan menggunakan mesin gerinda. Penggerindaan ini memakan waktu yang jauh lebih lama dibandingkan dengan proses produksi sebelumnya sehingga proses penggerindaan dilakukan dengan cara mengumpulkan sendokgarpu terlebih dahulu. 10. Polish Proses ini berfungsi untuk mengkilatkan produk yang telah selesai digerinda. Proses polish ini juga memakan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan proses produksi sebelumnya. 11. Mimis Proses ini merupakan proses terakhir dimana sendokgarpu yang telah jadi di bersihkan di dalam mesin mimis dengan menngunakan air dan zat kimia yang berfungsi untuk pengkilap. Mesin ini bekerja dengan prinsip getaran secara terus menerus. Universitas Sumatera Utara

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Activity Based Management

3.1.1. Defenisi Activity Based Management

Menurut Pendapat beberapa ahli Activity based management mempunyai pengertian sebagai berikut: 1. Activity Based Management adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan costumer value dan laba sebagai hasilnya Hansen dan Mowen 2006:11 2. Activity Based Management menggunakan informasi yang disajikan Activity Based Costing dalam berbagai analisis yang di desain untuk menghasilkan perbaikan yang berkesinambungan Tunggal 2000:83 3. Activity Based Management adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian aktivitas untuk mencapai sasaran kerja dan tujuan organisasi melalui proses perbaikan terus-menerus Prawironegoro 2008:85

3.1.2. Tujuan, Manfaat, dan Keunggulan Activity Based Management

Tujuan Activity Based Management menurut Supriyono 1999:356 adalah meningkatkan nilai produk atau jasa yang diserahkan pada konsumen, dan oleh karena itu, dapat digunakan untuk mencapai laba ekstra dengan menyediakan nilai Universitas Sumatera Utara tambah bagi konsumennya. Menurut Mulyadi 1998:337 tujuan Activity Based Management adalah untuk improvement secara berkelanjutan terhadap customer value dan menghilangkan pemborosan. Activity Based Management memiliki banyak manfaat bagi suatu perusahaan. Manfaat utama Activity Based Management adalah dengan penerapan Activity Based Management selain dapat digunakan sebagai pengukur kinerja keuangan maupun non keuangan, perusahaan akan dapat melakukan efisiensi biaya-biaya yang terjadi dalam operasi perusahaan dengan cara mengeliminasikan aktivitas tidak bernilai tambah. Di samping itu, Activity Based Management dapat menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan, dan pengendalian didasarkan pada isu-isu bisnis dari luar dan tidak semata-mata berdasarkan informasi keuangan. Keunggulan utama Activity Based Management menurut Blocher 2000:132 meliputi: 1. Activity Based Management mengukur efektivitas proses dan aktivitas bisnis dan mengidentifikasi bagaimana proses dan aktivitas tersebut bisa diperbaiki untuk menurunkan biaya dan meningkatkan nilai bagi pelanggan. 2. Activity Based Management memperbaiki fokus manajemen dengan cara mengalokasikan sumber daya untuk menambah nilai aktivitas, pelanggan, produk, dan metode untuk mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan. Universitas Sumatera Utara

3.1.3. Langkah-langkah Penerapan Activity Based Management

Penerapan Activity Based Management umumnya melibatkan langkah- langkah sebagai berikut Supriyono, 1999 : 1. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas 2. Membedakan antar aktivitas bisnis bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah untuk produk tertentu 3. Menelusuri arus produk melalui aktivitas 4. Membebankan nilai-nilai waktu dan biaya pada setiap aktivitas 5. Menentukan keterkaitan antara aktivitas-aktivitas dengan fungsi-fungsi dan lintas fungsi. 6. Membuat arus produk lebih efisien 7. Mengurangi atau meniadakan aktivitas tidak bernilai tambah 8. Menganalisis dua atau lebih aktivitas yang saling berhubungan untuk menentukan trade off di antara aktivitas tersebut agar mengarah pada pengurangan biaya.

3.2. Aktivitas

3.2.1. Defenisi Aktivitas

Aktivitas activity adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya cost driver, yakni bertindak sebagai faktor penyebab causal factor dalam pengeluaran biaya dalam organisasi Simamora, 1999. Universitas Sumatera Utara

3.2.2. Value Added Activity dan Non Value Added Activity

Aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang memberi kontribusi terhadap nilai konsumen dan memberikan kepuasan kepada pelanggan atau organisasi yang membutuhkan Blocher, 2000. Aktivitas tidak bernilai tambah adalah dalah aktivitas yang tidak memberikan kontribusi terhadap nilai konsumen atau terhadap kebutuhan organisasi. Aktivitas tidak bernilai tambah adalah semua aktivitas selain dari aktivitas yang penting dilakukan untuk bertahan dalam bisnis atau aktivitas yang perlu namun tidak efisien dan dapat diperbaiki. Aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang diperlukan untuk dilaksanakan dengan efisiensi sempurna. Aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas yang tidak perlu atau aktivitas-aktivitas yang perlu namun tidak efisien dan dapat diperbaiki Aktivitas tidak bernilai tambah jika dilaksanakan berakibat menambah biaya yang tidak perlu, dengan kata lain menimbulkan biaya yang tidak bernilai tambah. Dalam dunia industri, terdapat lima aktivitas yang merupakan pemborosan dan tidak perlu, antara lain: 1. Penjadwalan, adalah aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber- sumber untuk menentukan kapan produk yang berbeda diproses, atau kapan dan berapa setup yang harus dilaksanakan , dan berapa banyak yang harus diproduksi. Universitas Sumatera Utara 2. Pemindahan, adalah aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber- sumber untuk memindahkan bahan dan barang dalam proses, dan produk selesai dari satu departemen ke lainnya. 3. Menunggu, adalah aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber-sumber untuk menunggu bahan mentah atau barang dalam prosesdipindahkan atau diolah pada proses berikutnya. 4. Pemeriksaan, adalah aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber- sumber agar produk sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. 5. Penyimpanan, adalah aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber- sumber jika bahan mentah, barang dalam proses, produk selesai, atau barang lainnya disimpan sebagai persediaan.

3.3. Biaya

Biaya adalah pengorbanan sumberdaya untuk mendapatkan sejumlah barang atau jasa. Pengorbanan ini dapat berupa uang kas yang telah dibelanjakan, jasa yang dilaksanakan, dan sebagainya. Pada awal timbulnya akuntansi biaya mula-mula hanya ditujukan untuk penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan, akan tetapi dengan semakin pentingnya biaya non produksi, yaitu biaya pemasaran dan administrasi umum, akuntansi biaya saat ini ditujukan untuk menyajikan informasi biaya bagi manjemen baik biaya produksi maupun biaya non produksi Tambunan, 2005 Biaya-biaya secara umum dapat diklasifikasikan menurut fungsinya: biaya-biaya produksi dan non produksi, sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Biaya-biaya produksi Biaya produksi yang dalam bahasa asing disebut manufacturing cost hanya terdapat pada perusahaan industri. Suatau perusahaan industri biasanya lebih rumit dari kebanyakan jenis organisasi. Sebabnya ialah karena kegiatan perusahaan industri mencakup semua fungsi-fungsi usaha: a. Biaya bahan baku, adalah semua biaya bahan masukan yang dipergunakan dalam menghasilkan barang atau produk jadi, termasuk dalam biaya bahan baku adalah semua bahan yang dipergunakan dalam produksi dan menjadi bagian yang menyatu dari produk atau barang yang dihasilkan. Misalnya pelat baja pada mobil dan bahan kayu pada meja atau kursi dirumah. b. Biaya tenaga kerja upah langsung, adalah semua biaya upah untuk tenaga kerja yang langsung mempunyai kaitan dengan proses produksi atau pembuatan produk. Upah untuk tenaga kerja pada lini perakitan mobil ama halnya dengan upah yang diberikan untuk tukang kayu diperusahaan meubel. c. Biaya produksi tidak langsung, atau biaya overhead produksi adalah mencakup semua biaya-biaya produksi kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Yang termasuk dalam biaya overhead adalah biaya tenaga kerja tidak langsung, penyusutan gedung, alat-alat produksi, mesin-mesin, dan pemeliharan pabrik. Universitas Sumatera Utara 2. Biaya-biaya non-produksi Biaya non produksi adalah biaya diluar produksi yang digunakan perusahaan untuk menjalankan usahanya, seperti memasarkan produknya dan menjalankan administrasinya, seperti: a. Biaya Penjualan atau pemasaran, yaitu biaya yang digunakan untuk advertensi, pegiriman barang, biaya perjalanan petugas pemasaran, komisi penjualan, gaji-gaji di bagian pemasaran. b. Biaya umum dan administrasi, adalah mencakup semua biaya seperti gaji dan pengeluaran-pengeluaran lain untuk pimpinan perusahaan, biaya organisasi dan biaya pegawai di bagian akuntansi dan lain sebagainya.

3.4. Value Chain