Tabel 5.8. Penggolongan Aktivitas pada PT. Bandar Bunder Lanjutan Aktivitas
Value Added Activity Non Value
Added Activity
Real Value Added
Business Value
Added Bagian Gerinda
1. Sendokgarpu dihaluskan dengan menggunakan mesin gerinda
2. Sendokgarpu diangkut ke bagian polish
√ √
Bagian Polish
1. Sendokgarpu dikilapkan dengan polish 2. Sendokgarpu diangkut ke mesin mimis
√ √
Mesin Mimis
1. Sendokgarpu dicuci dengan menggunakan mesin mimis
2. Sendokgarpu diangkut ke gudang produk
√ √
5.2.3. Process Improvement
Pada tahap ini dilakukan suatu usha untuk melakukan perbaikan terhadap aktivitas pada setiap sub prosesdalam memproduksi sendok dan garpu, pada tahap
ini dilakukan analisis terhadap aktivitas bernilai tambah bagi perisahaan dan tidak bernilai tambah. Kedua golongan aktivitas ini diindikasi sebagai pemborosan
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, tahap selanjutnya adalah mencari permasalahan yang dapat diselesaikan.
Tabel 5.9. Pengujian Aktivitas Pemindahan Material pada PT. Bandar Bunder
No. Aktivitas
Deskripsi Keterangan
1. Membawa sendokgarpu
ke bagian gerinda - Tidak terdapat perubahan
fisik
- Perubahan dapat dicapai
oleh aktivitas sebelumnya
- Memungkinkan aktivitas
lain dilakukan
Perlu analisis mengenai
pemindahan material yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9. Pengujian Aktivitas Pemindahan Material pada PT. Bandar Bunder Lanjutan
No. Aktivitas
Deskripsi Keterangan
2. Membawa sendokgarpu
ke bagian finishing polish dan mimis
- Tidak terdapat perubahan
fisik
- Perubahan dapat dicapai
oleh aktivitas sebelumnya
- Memungkinkan aktivitas
lain dilakukan
Perlu analisis mengenai
pemindahan material yang dilakukan
Sumber: Data diolah
Dari Tabel 5.9. dapat dilihat bahwa perlu analisis lebih lanjut mengenai pemindahan material yang dilakukan. Hal ini menjadi fokus pembahasan karena
perusahaan mempunyai alasan mengapa aktivitas tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu analisis aktivitas dilakukan terhadap pemindahan material yang
dilakukan oleh bagian produksi PT. Bandar Bunder.
5.2.3.1.Perhitungan Alokasi Upah
Merit Pay adalah sistem pengupahan yang berbasis performance yang digunakan untk menghitung upah yang diberikan per unit produk, adapun
langkah-langkah pelaksanaan sistem pengupahan Merit Pay adalah sebagai berikut:
1. Hitung waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 1 unit partproduk. Dalam menghitung waktu produksi per unitpart, digunakan metode
pengukuran waktu secara langsung menggunakan stopwatch. Langkah- langkah dalam melakukan pengukuran waktu, sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Penetapan Tujuan Pengukuran Pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan waktu baku masing-masing
pekerjaan dimulai dari stasiun kerja sendok dan garpu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ketelitian 5 dan tingkat kepercayaan 95.
2. Penelitian Pendahuluan Untuk Mengetahui Kondisi Kerja Adapun kondisi kerja pada stasiun kerja adalah:
a. Lingkungan mempunyai temperatur yang normal b. Mempunyai sirkulasi udara yang lancar
c. Mempunyai pencahayaan yang baik d. Pekerja memiliki ruang gerak yang leluasa dalam melakukan
pekerjaannya 3. Memilih Operator
Operator yang dipilih pada penelitian ini adalah operator yang dapat diajak bekerja sama yaitu pada saat dilakukan pengukuran, operator mengerjakan
pekerjannya dengan wajar. 4. Menguraikan Elemen Pekerjaan
Elemen kerja pada setiap stasiun kerja dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Work Centre Pemotongan Coil
Pada work centre Pemotongan Coil, satu siklus merupakan satu kali proses pemotongan stainless steel menjadi lembaran-lembaran plat,
dimulai dari operator menyentuh lembaran stainles steel, melakukan proses pemotongan sampai operator menyentuh stainless steel yang
akan dipotong berikutnya. Waktu siklus proses pemotongan satu
Universitas Sumatera Utara
lembar plat adalah waktu siklus total dibagi 20 karena dalam satu siklus pemotongan stainless steel menghasilkan 20 lembar plat.
Stopwatch mulai ditekan ketika operator menyentuh lembaran stainless steel dan menekan kembali ketika operator menyentuh lembaran
stainless steel yang akan dipotong berikutnya. b. Work Centre Pemotongan Plat
Pada work centre Pemotongan Plat, satu siklus merupakan satu kali proses pembentukan lembaran plat menjadi kepingan-kepingan plat,
dimulai dari operator menyentuh lembaran plat, melakukan proses pembentukan plat sampai operator menyentuh lembaran plat yang akan
dibentuk berikutnya. Waktu siklus proses pembentukan satu kepingan plat adalah waktu siklus total dibagi 20 karena dalam satu siklus
pembentukan lembaran plat menghasilkan 20 kepingan plat. Stopwatch mulai ditekan ketika operator menyentuh lembaran plat dan
menekan kembali ketika operator menyentuh lembaran plat yang akan dibentuk berikutnya.
c. Work Centre Penggilingan I Pada work centre Penggilingan I, satu siklus merupakan satu kali
proses pelebaran kepala satu unit kepingan plat, dimulai dari operator menyentuh kepingan plat, melakukan proses pelebaran, meletakkan
kepingan plat yang telah dilebarkan ke tempat peletakan sementara sampai operator menyentuh kepingan plat yang akan dilebarkan
berikutnya. Waktu siklus proses penggilingan satu kepingan plat
Universitas Sumatera Utara
adalah sama dengan waktu siklus total yang diukur karena satu kali proses penggilingan tetap menghasilkan satu kepingan plat yang telah
dilebarkan. Stopwatch mulai ditekan ketika operator menyentuh kepingan plat dan menekan kembali ketika operator menyentuh
kepingan plat yang akan dilebarkan berikutnya. d. Work Centre Penggilingan II
Pada work centre Penggilingan II, satu siklus merupakan satu kali proses pelebaran kepala satu unit kepingan plat, dimulai dari operator
menyentuh kepingan plat, melakukan proses pelebaran, meletakkan kepingan plat yang telah dilebarkan ke tempat peletakan sementara
sampai operator menyentuh kepingan plat yang akan dilebarkan berikutnya. Waktu siklus proses penggilingan satu kepingan plat
adalah sama dengan waktu siklus total yang diukur karena satu kali proses penggilingan tetap menghasilkan satu kepingan plat yang telah
dilebarkan. Stopwatch mulai ditekan ketika operator menyentuh kepingan plat dan
menekan kembali ketika operator menyentuh kepingan plat yang akan dilebarkan berikutnya.
e. Work Centre Penggilingan III Pada work centre Penggilingan III, satu siklus merupakan satu kali
proses pelebaran kepala satu unit kepingan plat, dimulai dari operator menyentuh kepingan plat, melakukan proses pelebaran, meletakkan
kepingan plat yang telah dilebarkan ke tempat peletakan sementara
Universitas Sumatera Utara
sampai operator menyentuh kepingan plat yang akan dilebarkan berikutnya. Waktu siklus proses penggilingan satu kepingan plat
adalah sama dengan waktu siklus total yang diukur karena satu kali proses penggilingan tetap menghasilkan satu kepingan plat yang telah
dilebarkan. Stopwatch mulai ditekan ketika operator menyentuh kepingan plat dan menekan kembali ketika operator menyentuh
kepingan plat yang akan dilebarkan berikutnya. f. Work Centre Punch DaunGerigi
Pada work centre Punch DaunGerigi, satu siklus merupakan satu kali proses pencetakan daungerigi pada kepala satu unit kepingan plat,
dimulai dari operator menyentuh kepingan plat, melakukan penekanan pada kepala kepingan plat, meletakkan pada tempat peletakan
sementara sampai operator menyentuh kepingan plat yang akan dicetak berikutnya.
Waktu siklus proses punch daungerigi satu kepingan plat adalah sama dengan waktu siklus total yang diukur karena satu kali proses punch
daungerigi tetap menghasilkan satu kepingan plat yang telah dibentuk. Stopwatch mulai ditekan ketika operator menyentuh kepingan plat dan
menekan kembali ketika operator menyentuh kepingan plat yang akan dicetak berikutnya. Hasil dari proses ini sudah dapat dinamakan
sendokgarpu.
Universitas Sumatera Utara
g. Work Centre Punch Lekuk DaunGerigi Pada work centre Punch Lekuk DaunGerigi, satu siklus merupakan
satu kali proses pencetakan lengkungan pada kepala satu unit sendokgarpu, dimulai dari operator menyentuh sendokgarpu,
memberikan lengkungan pada kepala sendokgarpu, meletakkan pada tempat peletakan sementara sampai operator menyentuh sendokgarpu
yang akan dicetak berikutnya. Waktu siklus proses punch lekuk daungerigi satu sendokgarpu adalah sama dengan waktu siklus total
yang diukur karena satu kali proses punch lekuk daungerigi tetap menghasilkan satu sendokgarpu yang telah diberi lengkungan.
Stopwatch mulai ditekan ketika operator menyentuh sendokgarpu dan menekan kembali ketika operator menyentuh sendokgarpu yang akan
dicetak berikutnya. h. Work Centre Punch Tangkai
Pada work centre Punch Tangkai, satu siklus merupakan satu kali proses pemberian corak dan bunga pada tangkai satu unit
sendokgarpu, dimulai dari operator menyentuh sendokgarpu, memberikan corak dan bunga pada tangkai melalui penekanan,
meletakkan pada tempat peletakan sementara sampai operator menyentuh sendokgarpu yang akan diberikan corak dan bunga
berikutnya. Waktu siklus proses punch tangkai satu sendokgarpu adalah sama dengan waktu siklus total yang diukur karena satu kali
proses punch tangkai tetap menghasilkan satu sendokgarpu yang
Universitas Sumatera Utara
tangkainya telah diberi corak dan bunga. Stopwatch mulai ditekan ketika operator menyentuh sendokgarpu dan menekan kembali ketika
operator menyentuh sendokgarpu yang akan diberi corak berikutnya. i. Work Centre Gerinda
Pada work centre Gerinda, satu siklus merupakan satu kali proses penggerindaan satu unit sendokgarpu, dimulai dari operator
menyentuh sendokgarpu, melakukan proses penggerindaan, meletakkan pada tempat peletakan sementara sampai operator
menyentuh sendokgarpu yang akan digerinda berikutnya. Waktu siklus proses penggerindaan satu sendokgarpu adalah sama dengan
waktu siklus total yang diukur karena satu kali proses penggerindaan tetap menghasilkan satu sendokgarpu yang telah digerinda. Stopwatch
mulai ditekan ketika operator mulai menyentuh sendokgarpu dan ditekan kembali ketika operator menyentuh sendokgarpu yang akan
digerinda berikutnya. j. Work Centre Polish
Pada work centre Polish, satu siklus merupakan satu kali proses pengkilatan satu unit sendokgarpu, dimulai dari operator menyentuh
sendokgarpu, melakukan proses pengkilatan, meletakkan pada tempat peletakan sementara sampai operator menyentuh sendokgarpu yang
akan dikilatkan berikutnya. Waktu siklus proses pengkilatan satu sendokgarpu adalah sama dengan waktu siklus total yang diukur
karena satu kali proses pengkilatan tetap menghasilkan satu
Universitas Sumatera Utara
sendokgarpu yang telah dikilatkan. Stopwatch mulai ditekan ketika operator mulai menyentuh sendokgarpu dan ditekan kembali ketika
operator menyentuh sendokgarpu yang akan dikilatkan berikutnya. k. Work Centre Mimis
Pada work centre Mimis, satu siklus merupakan satu kali proses pencucian satu unit sendokgarpu, dimulai dari operator menyentuh
sendokgarpu, melakukan proses pencucian, meletakkan pada tempat peletakan sementara sampai operator menyentuh sendokgarpu yang
akan dicuci berikutnya.Waktu siklus proses pencucian satu sendokgarpu adalah sama dengan waktu siklus total yang diukur
karena satu kali proses pencucian tetap menghasilkan satu sendokgarpu yang telah dicuci. Stopwatch mulai ditekan ketika
operator mulai menyentuh sendokgarpu dan ditekan kembali ketika operator menyentuh sendokgarpu yang akan dicuci berikutnya.
Setelah melakukan pengamatan pendahuluan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran waktu. Pengukuran waktu kerja pendahuluan yang
dilakukan adalah sebanyak 10 kali pengukuran. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.10. sebagai data pengukuran setiap workcenter pada sendok dan
Tabel 5.11. sebagai data pengukuran setiap workcenter pada garpu.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.10. Waktu Siklus Produksi Sendok
No. Aktivitas
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 Pemotongan Coil
3.80 3.85
3.94 4.03
3.85 3.94
3.99 4.01
3.84 4.01
2 Pemotongan Plat
1.47 1.51
1.68 1.44
1.60 1.59
1.70 1.41
1.48 1.46
3 Penggilingan I
2.25 2.19
2.17 2.14
2.02 2.22
2.17 2.02
2.10 2.24
4 Penggilingan II
2.09 2.04
2.11 2.13
2.06 2.03
2.09 2.15
2.18 2.03
5 Penggilingan III
2.10 2.14
2.05 2.10
2.18 2.04
2.07 2.16
2.14 2.11
6 Mesin Punch
Daun 1.74
1.93 1.87
1.74 1.77
1.77 1.97
1.73 1.78
1.77 7
Mesin Punch Lekuk
1.87 1.68
1.68 1.88
1.87 1.69
1.68 1.73
1.85 1.84
8 Mesin Punch
Tangkai 1.85
1.77 1.71
1.80 1.76
1.71 1.81
1.85 1.83
1.84
9 Mesin Gerinda
30.46 31.40 31.70 30.32 30.75 31.33 30.43 30.57 30.83 30.42 10 Polish
23.53 22.16 22.90 22.99 22.94 22.46 22.17 22.56 23.76 23.68 11 Mesin Mimis
0.79 0.98
0.93 0.91
0.96 0.96
0.94 0.81
0.97 0.88
12 Packing 0.95
0.85 0.85
0.91 0.94
0.83 1.00
0.86 0.96
0.91
Tabel 5.11. Waktu Siklus Produksi Garpu
No. Aktivitas
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 Pemotongan
Coil 3.96
3.97 3.88
3.84 3.88
3.91 3.81
3.88 3.81
3.96 2
Pemotongan Plat 1.53
1.61 1.50
1.56 1.62
1.52 1.58
1.50 1.50
1.52 3
Penggilingan I 2.09
2.12 2.17
2.11 2.12
2.06 2.03
2.14 2.06
2.12 4
Penggilingan II 2.05
2.18 2.04
2.12 2.09
2.09 2.09
2.04 2.10
2.12 5
Penggilingan III 2.16
2.06 2.15
2.08 2.08
2.17 2.14
2.08 2.09
2.15 6
Mesin Punch Daun
1.84 1.83
1.77 1.85
1.77 1.81
1.74 1.87
1.71 1.70
7 Mesin Punch
Lekuk 1.60
1.80 1.75
1.77 1.64
1.74 1.67
1.66 1.65
1.61 8
Mesin Punch Tangkai
1.83 1.83
1.82 1.84
1.82 1.85
1.77 1.83
1.80 1.81
9 Mesin Gerinda
31.92 32.74 33.79
34.74 34.39 33.70 34.03 32.62
31.77 35.18 10
Polish 23.50
22.04 22.80 23.41 22.20 22.80
23.50 22.33 22.20 22.94
11 Mesin Mimis
0.94 0.88
0.90 0.95
0.82 0.81
0.87 0.77
0.93 0.91
12 Packing
0.88 0.83
0.90 0.91
0.93 0.95
0.92 0.85
0.90 0.81
Universitas Sumatera Utara
5. Uji Keseragaman Dan Kecukupan Data Waktu Siklus Uji keseragaman data dilakukan untuk mendeteksi apakah data yang
diambil sudah seragam atau tidak. Data dikatakan seragam apabila data berada pada batas control atas BKA dan batas control bawah BKB.
Apabila data berada di luar batas maka data dinyatakan tidak seragam. Perhitungan uji kesragaman data untuk sendok adalah sebagai berikut:
1. Menentukan nilai rata-rata dan standar deviasi 2. Menentukan nilai batas control atas BKA dan batas control bawah
BKB. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95, maka nilai k=2.
Setelah dihitung BKA dan BKB kemudian hasil perhitungan tersebut dipetakan dalam peta control. Pemetaan tersebut dapat dilihat pada gambar di
bawah ini dengan objek stasiun kerja pemotongan coil produksi sendok.
Gambar 5.2. Control Chart Uji Keseragaman Data untuk Proses Pemotongan Coil
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pemetaan terlihat bahwa data pengukuran berada di batas control sehingga seluruh data dinyatakan seragam. Rekapitulasi hasil pengujian
keseragaman untuk sendok dan garpu dapat dilihat pada Tabel 5.11. dan Tabel 5.12.
Universitas Sumatera Utara
Tabel. 5.12. Uji Keseragaman Data untuk Sendok
Aktivitas 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 Xbar
σ BKB
BKA Ket
Pemotongan Coil 3,80
3,85 3,94
4,03 3,85
3,94 3,99
4,01 3,84
4,01 3,93 0,08
3,77 4,09
Seragam Pemotongan Plat
1,47 1,51
1,68 1,44
1,60 1,59
1,70 1,41
1,48 1,46
1,53 0,10 1,33
1,73 Seragam
Penggilingan I 2,25
2,19 2,17
2,14 2,02
2,22 2,17
2,02 2,10
2,24 2,15 0,08
1,99 2,31
Seragam Penggilingan II
2,09 2,04
2,11 2,13
2,06 2,03
2,09 2,15
2,18 2,03
2,09 0,05 1,99
2,19 Seragam
Penggilingan III 2,10
2,14 2,05
2,10 2,18
2,04 2,07
2,16 2,14
2,11 2,11 0,05
2,01 2,21
Seragam Mesin Punch Daun
1,74 1,93
1,87 1,74
1,77 1,77
1,97 1,73
1,78 1,77
1,81 0,09 1,63
1,99 Seragam
Mesin Punch Lekuk 1,87
1,68 1,68
1,88 1,87
1,69 1,68
1,73 1,85
1,84 1,78 0,09
1,60 1,96
Seragam Mesin Punch Tangkai
1,85 1,77
1,71 1,80
1,76 1,71
1,81 1,85
1,83 1,84
1,79 0,05 1,69
1,89 Seragam
Mesin Gerinda 30,46 31,40 31,70 30,32 30,75 31,33 30,43 30,57 30,83 30,42 30,82 0,49
29,84 31,80
Seragam Polish
23,53 22,16 22,90 22,99 22,94 22,46 22,17 22,56 23,76 23,68 22,92 0,59 21,74
24,10 Seragam
Mesin Mimis 0,79
0,98 0,93
0,91 0,96
0,96 0,94
0,81 0,97
0,88 0,91 0,07
0,77 1,05
Seragam Packing
0,95 0,85
0,85 0,91
0,94 0,83
1,00 0,86
0,96 0,91
0,91 0,06 0,79
1,03 Seragam
Sumber: Data diolah
Universitas Sumatera Utara
Tabel. 5.13. Uji Keseragaman Data untuk Garpu
Aktivitas 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 Xbar
σ BKB
BKA Ket
Pemotongan Coil 3,96
3,97 3,88
3,84 3,88
3,91 3,81
3,88 3,81
3,96 3,89 0,06
3,77 4,01
Seragam Pemotongan Plat
1,53 1,61
1,50 1,56
1,62 1,52
1,58 1,50
1,50 1,52
1,54 0,05 1,44
1,64 Seragam
Penggilingan I 2,09
2,12 2,17
2,11 2,12
2,06 2,03
2,14 2,06
2,12 2,10 0,04
2,02 2,18
Seragam Penggilingan II
2,05 2,18
2,04 2,12
2,09 2,09
2,09 2,04
2,10 2,12
2,09 0,04 2,01
2,17 Seragam
Penggilingan III 2,16
2,06 2,15
2,08 2,08
2,17 2,14
2,08 2,09
2,15 2,12 0,04
2,04 2,2
Seragam Mesin Punch Daun
1,84 1,83
1,77 1,85
1,77 1,81
1,74 1,87
1,71 1,70
1,79 0,06 1,67
1,91 Seragam
Mesin Punch Lekuk 1,60
1,80 1,75
1,77 1,64
1,74 1,67
1,66 1,65
1,61 1,69 0,07
1,55 1,83
Seragam Mesin Punch Tangkai
1,83 1,83
1,82 1,84
1,82 1,85
1,77 1,83
1,80 1,81
1,82 0,02 1,78
1,86 Seragam
Mesin Gerinda 31,92 32,74 33,79 34,74 34,39 33,70 34,03 32,62 31,77 35,18 33,49 1,17
31,15 35,83
Seragam Polish
23,50 22,04 22,80 23,41 22,20 22,80 23,50 22,33 22,20 22,94 22,77 0,57 21,63
23,91 Seragam
Mesin Mimis 0,94
0,88 0,90
0,95 0,82
0,81 0,87
0,77 0,93
0,91 0,88 0,06
0,76 1,00
Seragam Packing
0,88 0,83
0,90 0,91
0,93 0,95
0,92 0,85
0,90 0,81
0,89 0,05 0,79
0,99 Seragam
Sumber: Data diolah
Universitas Sumatera Utara
Setelah dilakukan pengujian keseragaman data, kemudian dilakukan pengujian kecukupan data. Uji kecukupan data ini dilakukan untuk melihat
apakah jumlah data yang diambil pada satu pengamatan mencukupi untuk dilakukan perhitungan. Pada penelitian ini digunakan tingkat ketelitian 5 dan
tingkat kepercayaan 95. Untuk menghitung kecukupan data dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
2 2
2
− =
∑ ∑
∑
X X
X N
s k
N
Dimana: N = jumlah pengamatan pendahuluan yang dilakukan = 10 kali
N’ = jumlah pengamatan yang diperlukan k = angka standar deviasi yang nilainya bergantung pada tingkat kepercayaan= 2
s = derajat ketelitian yang diambil = 0,05 Xj = data pengamatan ke-j j=1,2,3,…,10
ks = 20,05 = 40 Perhitungan uji kecukupan data untuk produk sendok pada stasiun pemotongan
coil yaitu:
2 2
2
− =
∑ ∑
∑
X X
X N
x z
N
2 2
2 2
2
26 ,
39 01
, 4
.... 85
, 3
80 ,
3 01
, 4
.... 85
, 3
80 ,
3 10
05 ,
2
+
+ +
− +
+ +
= N
= 0,67
Universitas Sumatera Utara
Karena N’N, maka data yang dikumpulkan dinyatakan cukup. Rekapitulasi hasil pengujian kecukupan data untuk sendok dan garpu dapat dilihat pada Tabel 5.14.
dan Tabel 5.15.
Tabel 5.14. Uji Kecukupan Data untuk Sendok Aktivitas
N N
Keterangan
Pemotongan Coil 10
0,67 Cukup
Pemotongan Plat 10
6,37 Cukup
Penggilingan I 10
2,13 Cukup
Penggilingan II 10
0,89 Cukup
Penggilingan III 10
0,70 Cukup
Mesin Punch Daun 10
3,21 Cukup
Mesin Punch Lekuk 10
3,81 Cukup
Mesin Punch Tangkai 10
1,28 Cukup
Mesin Gerinda 10
0,36 Cukup
Polish 10
0,96 Cukup
Mesin Mimis 10
7,68 Cukup
Packing 10
5,66 Cukup
Sumber: Data diolah
Tabel 5.15. Uji Kecukupan Data untuk Garpu
Aktivitas N
N Keterangan
Pemotongan Coil 10
0,67 Cukup
Pemotongan Plat 10
6,37 Cukup
Penggilingan I 10
2,13 Cukup
Penggilingan II 10
0,61 Cukup
Penggilingan III 10
0,55 Cukup
Mesin Punch Daun 10
3,21 Cukup
Mesin Punch Lekuk 10
3,81 Cukup
Mesin Punch Tangkai 10
1,28 Cukup
Mesin Gerinda 10
0,36 Cukup
Polish 10
0,96 Cukup
Mesin Mimis 10
7,68 Cukup
Packing 10
3,73 Cukup
Sumber: Data diolah
Universitas Sumatera Utara
Hasil rekapitulasi waktu siklus untuk produk sendok dan garpu dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16. Rekapitulasi Waktu Siklus
Aktivitas Sendok Waktu
Aktivitas Garpu Waktu
Pemotongan Coil 3,93
Pemotongan Coil 3,89
Pemotongan Plat 1,53
Pemotongan Plat 1,54
Penggilingan I 2,15
Penggilingan I 2,10
Penggilingan II 2,09
Penggilingan II 2,09
Penggilingan III 2,11
Penggilingan III 2,12
Mesin Punch Daun 1,81
Mesin Punch Daun 1,79
Mesin Punch Lekuk 1,78
Mesin Punch Lekuk 1,69
Mesin Punch Tangkai 1,79
Mesin Punch Tangkai 1,82
Mesin Gerinda 30,82
Mesin Gerinda 33,49
Polish 22,92
Polish 22,77
Mesin Mimis 0,91
Mesin Mimis 0,88
Packing 0,91
Packing 0,89
Sumber: Data diolah
6. Penentuan Rating Factor dan Allowance Rating factor digunakan untuk memperoleh nilai waktu normal.
Sedangkan allowance untuk memproleh nilai waktu standar. Penentuan nilai rating factor dan allowance dilakukan secara subjektif dengan
menggunakan metode Westinghouse. Besarnya nilai rating factor dan allowance untuk tiap stasiun kerja dapat dilihat pada Lampiran 1.
7. Perhitungan waktu normal Sebagai contoh perhitungan waktu normal untuk stasiun kerja pemotongan
coil pada pembuatan sendok adalah: Wn = Ws x p
Dimana: Wn = waktu normal Ws = waktu siklus
p = faktor penyesuaian = 1 + rating factor
Universitas Sumatera Utara
sehingga, Wn = 3,93 x 1+0 = 3,93 Hasil perhitungan waktu normal untuk produk sendok dan garpu dapat
dilihat pada Tabel 5.17.
Tabel. 5.17. Waktu Normal pada Stasiun Kerja Sendok
Garpu Aktivitas
WN Aktivitas
WN
Pemotongan Coil 3.93
Pemotongan Coil 3.89
Pemotongan Plat 1.53
Pemotongan Plat 1.54
Penggilingan I 2.15
Penggilingan I 2.1
Penggilingan II 2.09
Penggilingan II 2.09
Penggilingan III 2.11
Penggilingan III 2.12
Mesin Punch Daun 1.81
Mesin Punch Daun 1.79
Mesin Punch Lekuk 1.78
Mesin Punch Lekuk 1.69
Mesin Punch Tangkai 1.79
Mesin Punch Tangkai 1.82
Mesin Gerinda 30.82
Mesin Gerinda 33.49
Polish 22.92
Polish 22.77
Mesin Mimis 0.91
Mesin Mimis 0.88
Sumber: Data diolah
8. Waktu baku Waktu baku atau waktu standar merupakan waktu yang dibutuhkan
operator untuk bekerja secara normal dengan memperhitungkan besarnya kelonggaran yang diberikan kepada operator tersebut. Sebagai contoh
perhitungan waktu baku untuk stasiun kerja pemotongan coil pada sendok adalah:
Wb = Wn x 1 + Allowance Dimana: Wn = Waktu Normal
Wb = Waktu baku Sehingga, Wb = 3,93 x 1 + 0,19 = 4,6767
≈ 4,68
Universitas Sumatera Utara
Hasil perhitungan waktu baku untuk produk sendok dan garpu dapat dilihat pada Tabel 5.18.
Tabel 5.18. Waktu Baku pada Stasiun Kerja Sendok
Garpu Aktivitas
WB Aktivitas
WB
Pemotongan Coil 4.68
Pemotongan Coil 4.63
Pemotongan Plat 1.77
Pemotongan Plat 1.79
Penggilingan I 2.47
Penggilingan I 2.42
Penggilingan II 2.42
Penggilingan II 2.42
Penggilingan III 2.43
Penggilingan III 2.44
Mesin Punch Daun 2.10
Mesin Punch Daun 2.08
Mesin Punch Lekuk 2.06
Mesin Punch Lekuk 1.96
Mesin Punch Tangkai 2.08
Mesin Punch Tangkai 2.11
Mesin Gerinda 35.13
Mesin Gerinda 38.18
Polish 26.36
Polish 26.19
Mesin Mimis 1.04
Mesin Mimis 1.00
Sumber: Data diolah
2. Hitung Upah Per menit ProdukPart Untuk melakukan perhitungan upah per menit diperlukan data standar untuk
setiap workcenter, dalam penelitian ini peneliti menggunakan standar upah pemotongan untuk 1 unit sendok, standar ini diperoleh dari penjumlahan biaya
pekerjaan per unit sendok, kemudian dengan menjumlahkan waktu produksi yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 unit sendok diperoleh dari langkah
pertama.
=
∑ ∑
= =
n j
n i
WBj Ui
UM
1
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: UM = Upah per menit
∑
= n
i
Ui
=
Jumlah Upah untuk seluruh workcenter
∑
= n
j
WBj
1
= Jumlah Waktu Baku untuk seluruh workcenter
Upah untuk 1 unit sendok berdasarkan ketetapan dari PT. Bandar Bunder adalah sebagai berikut:
Tabel 5.19. Upah Per Unit SendokGarpu untuk Seluruh Workcenter
UpahUnit Sendok
Garpu
Rp. 700 Rp. 780
a. Untuk Sendok
=
∑ ∑
= =
n j
n i
WBj Ui
UM
1
= 83,45
700 .
Rp UM
UM = Rp. 8,39 b. Untuk Garpu
=
∑ ∑
= =
n j
n i
WBj Ui
UM
1
= 11
, 86
780 .
Rp UM
UM = Rp. 9,06
Universitas Sumatera Utara
3. Alokasikan Upah Per Satuan Waktu Dasar alokasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh pekerja pada workcenter
dikali dengan berapa biaya per menit. Adapun rumus perhitungannya adalah: UC
1
,….j = WBj x UM Keterangan:
UC
1
,….j = Upah Per Workcenter WBj
= Waktu Baku Untuk Masing-Masing Workcenter UM
= Upah Per Menit per workcenter Maka untuk setiap workcenter pembuatan sendok dan garpu adalah sebagai
berikut: UC1
= WBj x UM UC1 = WBj x UM
UC1 = 4,68 x 8,39
UC1 = 4,63 x 9,06 UC1
= Rp. 39 UC1 = Rp. 42
Rekapitulasi perhitungan jumlah upah per workcenter sendok dan garpu dapat dilihat pada Tabel 5.20. dan Tabel 5.21.
Tabel 5.20. Upah Standar pada Stasiun Kerja Sendok
Produksi Sendok No.
Aktivitas Waktu Baku detik
UC Rp
1 Pemotongan Coil
4.68 39
2 Pemotongan Plat
1.77 15
3 Penggilingan I
2.47 21
4 Penggilingan II
2.42 20
5 Penggilingan III
2.43 20
6 Mesin Punch Daun
2.10 18
7 Mesin Punch Lekuk
2.06 17
8 Mesin Punch Tangkai
2.08 17
9 Mesin Gerinda
35.13 295
10 Polish
26.36 221
11 Mesin Mimis
1.04 9
12 Packing
0.91 8
Jumlah 83,45
700
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.21. Upah Standar pada Stasiun Kerja Garpu
Produk Garpu No.
Aktivitas Waktu Baku detik
UC Rp
1 Pemotongan Coil
4.63 42
2 Pemotongan Plat
1.79 16
3 Penggilingan I
2.42 22
4 Penggilingan II
2.42 22
5 Penggilingan III
2.44 22
6 Mesin Punch Daun
2.08 19
7 Mesin Punch Lekuk
1.96 18
8 Mesin Punch Tangkai
2.11 19
9 Mesin Gerinda
38.18 346
10 Polish
26.19 237
11 Mesin Mimis
1.00 9
12 Packing
0.89 8
Jumlah 86,11
780
5.2.3.2.Transportasi Raw Material
Alasan mengapa dilakukan analisa terhadap perpindahan bahan adalah aktivitas pemindahan bahan yang dilakukan oleh PT. Bandar Bunder tidak
memberikan nilai tambah pada produk, akan tetapi biaya produksi dibutuhkan untuk pemindahan bahan.
Tujuan yang akan dicapai dari analisa pemindahan bahan ini adalah mengurangi ongkos, dengan memperbaiki sistem perpindahan bahan secara
langsung akan mengurangi biaya produksi yaitu penggunaan tenaga kerja untuk pemindahan bahan. Adapun jarak antar mesin pada kondisi aktual pada
PT. Bandar Bunder dapat dilihat pada Tabel 5.22.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.22. Jarak Perpindahan Antar Mesin Pada Kondisi Aktual
Sumber: PT. Bandar Bunder
Dari data jarak kondisi aktual pada PT. Bandar Bunder, diperoleh bahwa pola aliran pemindahan bahan yang dilakukan adalah tidak beraturan, dikarenakan
mesin gerinda M-9 terletak jauh dari mesin punch tangkai M-8, sementara mesin polish M-10 berdekatan dengan M-8. Selain itu, jarak antar mesin juga
berjauhan. Pola aliran bahan kondisi aktual tersebut dapat dilihat pada lampiran 2. Dari kondisi aktual tersebut, maka perbaikan yang dilakukan adalah
memperpendek jarak perpindahan antara workcenter punch tangkai ke workcenter gerinda dengan memindahkan mesin-mesin gerinda M-9 sehingga berdekatan
dengan mesin punch tangkai M-8. Begitu juga dengan mesin-mesin lainnya, sehingga jarak perpindahan yang dibutuhkan lebih pendek dan beraturan. Untuk
memperpendek jarak perpindahan tersebut, maka harus dirancang ulang tataletak lantai produksinya.
No. Departemen
Jarak m Dari-
Kode Mesin
Ke- Kode
Mesin
1 Gudang Bahan Baku
- Pemotongan Coil
M-1 37,94
2 Pemotongan Coil
M-1 Pemotongan Plat
M-2 16,24
3 Pemotongan Plat
M-2 Penggilingan I
M-3 15,97
4 Penggilingan I
M-3 Penggilingan II
M-4 6,60
5 Penggilingan II
M-4 Penggilingan III
M-5 6,60
6 Penggilingan III
M-5 Mesin Punch Daun
M-6 6,60
7 Mesin Punch Daun
M-6 Mesin Punch Lekuk
M-7 6,60
8 Mesin Punch Lekuk
M-7 Mesin Punch Tangkai
M-8 30,76
9 Mesin Punch Tangkai
M-8 Mesin Gerinda
M-9 35,65
10 Mesin Gerinda
M-9 Polish
M-10 69,40
11 Polish
M-10 Mesin Mimis
M-11 8,50
12 Mesin Mimis
M-11 Gudang Produk
- 11,05
Jumlah 251,91
Universitas Sumatera Utara
Adapun langkah – langkah dalam merancang ulang tataletak lantai produksi adalah sebagai berikut:
1. Activity Relationship Chart Aktivitas dikelompokkan berdasarkan hubungan kedekatakannya keterkaitan
dengan aktivitas lain. Cara mengelompokkannya adalah dengan menggunakan sandi keterkaitan yang menunjukkan keterkaitan satu aktivitas dengan yang
lainnya. Adapun Activity Relation Chart pada aktivitas produksi PT Bandar Bunder dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Universitas Sumatera Utara
1 2
3
BAGIAN NO
AKTIVITAS DERAJAT
KEDEKATAN
PRODUCTION
Gudang Bahan Baku
Pemotongan Plat 4
Penggilingan II 5
Penggilingan III 6
Penggilingan I
8 9
7
10 11
Punch Daun
Polish 12
13 Gerinda
Pemotongan Coil
Punch Tangkai
Mimis Packing
Punch Lekuk
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 E
I O
O O
O O
I I
I O
O E
I I
O O
O E
I O
O O
O E
I O
O O
O E
I O
O O
O E
I O
O O
O E
I O
O O
E I
O O
E I
O E
I E
E O
O O
O U
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O -
- 1,2,3
1,3 -
1,3 1,2,3
-
- -
- 1,2,3
- -
- -
1,2,3 -
1,3 -
- -
- 1,3
- -
- -
- -
- -
- -
- -
1,3
1,3 -
- -
-
1,2,3 1,3
- -
1,3 1,2,3
1,3 -
1,3 1,3
1,2,3 1,2,3
- -
- 1,2,3
1,3 -
1 2
3 4
5 6
7 10
9 8
11 12
13 -
- -
- -
- -
- -
- -
1,3 -
1,2,3 -
1,2,3 1,3
1,2,3
Gambar 5.3. Activity Relation Chart Bagian Produksi PT. Bandar Bunder
Universitas Sumatera Utara
Sandi-sandi alasan pada Activity Relationship Chart di atas antara lain: E: Sangat Penting
I: Penting O: kedekatan Biasa
2. Worksheet Setelah membuat Activity Relation Chart, maka langkah berikutnya adalah
mengelompokkan hubungan ke dalam worksheet. Adapun worksheet yang diperoleh dari ARC di atas dapat dilihat pada Tabel 5.23.
Tabel 5.23. Worksheet Bagian Produksi PT. Bandar Bunder
NO A
X AKTIVITAS
BAGIAN 1
2 3
PRODUCTION 4
5 6
8 9
7
10 11
12 13
E I
O U
DERAJAT KEDEKATAN
Penggilingan II Penggilingan III
Penggilingan I
Punch Daun
Polish Gerinda
Pemotongan Coil
Punch Tangkai
Mimis Packing
Punch Lekuk Gudang Bahan Baku
Pemotongan Plat 2
3 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12 -
1, 3 4, 5, 6
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13
- -
2, 4 1, 5, 6
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13
- -
3, 5 2, 6
1, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13
- -
4, 6 2, 3, 7
1, 8, 9, 10, 11, 12, 13
- -
5, 7 2, 3, 4, 8
1, 9, 10, 11, 12, 13
- -
6, 8 5, 9
1, 2, 3, 4, 10, 11, 12, 13
- -
6, 10 1, 2, 3, 4, 5, 11, 12,
13 -
- 8, 10
7, 11 1, 2, 3, 4, 5, 6, 12,
13 -
9, 11 8, 12
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 13
- 10, 12
9, 13 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8 -
10 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9 -
- 11
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
1 -
13 -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- 7, 9
11, 13 12
Setelah kedekatan aktivitas tersebut di kumpulkan di dalam worksheet, maka langkah selanjutnya adalah membuat Block Template.
Universitas Sumatera Utara
3. Block Template Block Template adalah diagram blok yang belum disusun yang diperoleh
dari worksheet. Adapun Block Template yang diperoleh dari worksheet di atas dapat dilihat pada Gambar 5.4.
8
11 7
12 4
1 3
10 6
9 5
PUNCH LEKUK
POLISH PUNCH DAUN
MIMIS PENGGILINGAN 1
Punch Tangkai PEMOTONGAN PLAT
GERINDA PENGGILINGGAN III
PUNCH TANGKAI PENGGILINGAN II
A :
X :
E :
I : U
:
O :
A:
X: E :
I : U:
O: A:
X: E :
I : U:
O:
X: E :
U:
O: A:
X: E :
I : U:
O: A:
X: E :
I : U:
O: A:
X: E :
I : U:
O:
A:
X: E :
I : U:
O: A:
X: E :
I : U:
O: A:
X: E :
I : U:
O: A:
X: E :
I : U:
O: -
7,9
6,10 1,2,3,4,5,
11,12,13 -
- 10,12
9,13 -
1,2,3,4,5, 6,7,8
- -
- 6,8
5,9 1,2,3,4,10,
11,12,13 -
- 11,13
10 -
1,2,3,4,5,6, 7,8,9
-
- 3,5
2,6 -
1,7,8,9,10, 11,12,13
-
- 2
3 -
4,5,6,7,8,9, 10,11,12,13
-
- 2,4
1,5,6 -
7,8,9,10,11, 12,13
-
- 9,11
8,12 -
1,2,3,4,5, 6,7,13
-
- 5,7
2,3,4,8 -
1,9,10,11, 12,13
-
- 8,10
7,11 -
-
- 4,6
2,3,7 -
1,8,9,10,11, 12,13
A:
I : 2
PEMOTONGAN COIL A:
X: E :
I : U:
O: -
- 1,3
4,5,6 -
7,8,9,10,11, 12,13
- -
1,2,3,4,5,6, 12,13
13 X:
I : O:
-
- 12
11 -
1,2,3,4,5,6, 7,8,9,10
A: U:
E :
PACKING
Gambar 5.4. Block Template Bagian Produksi PT. Bandar Bunder
Universitas Sumatera Utara
4. Activity Relationship Diagram Activity Relationship Diagram adalah diagram blok kedekatan aktivitas yang
disususun dari Block Template. Adapun Activity Relationship Diagram yang diperoleh dari Block Template di atas dapat dilihat pada Gambar 5.5
11 12
4 1
3 10
6 5
POLISH MIMIS
PENGGILINGAN 1 GUDANG BAHAN BAKU
PEMOTONGAN PLAT GERINDA
PENGGILINGGAN III PENGGILINGAN II
A:
X: E:
I : U:
O: X:
E : U:
O: A:
X: E :
I : U:
O: A:
X: E :
I : U:
O: A:
X: E
:
I : U:
O: A:
X: E :
I : U:
O:
A:
X: E :
I : U:
O: A:
X: E :
I : U:
O: -
- 10,12
9,13 -
1,2,3,4,5, 6,7,8
-
- 11,13
10 -
1,2,3,4,5,6, 7,8,9
-
- 3,5
2,6 -
1,7,8,9,10, 11,12,13
-
- 2
3 -
4,5,6,7,8,9, 10,11,12,13
-
- 2,4
1,5,6 -
7,8,9,10,11, 12,13
-
- 9,11
8,12 -
1,2,3,4,5, 6,7,13
-
- 5,7
2,3,4,8 -
1,9,10,11, 12,13
-
- 4,6
2,3,7 -
1,8,9,10,11, 12,13
A:
I : 2
PEMOTONGAN COIL A
:
X: E
:
I : U
:
O: -
- 1,3
4,5,6 -
7,8,9,10,1 1,12,13
9 X:
I : O:
-
- 8,10
7,11 -
1,2,3,4,5,6, 12,13
A: U:
E :
Punch Tangkai
8
PUNCH LEKUK A:
X: E :
I : U:
O: -
7,9
6,10 1,2,3,4,5,
11,12,13 -
-
7 PUNCH DAUN
A:
X: E :
I : U:
O: -
-
- 6,8
5,9 1,2,3,4,10,
11,12,13 13
X: I :
O: -
- 12
11 -
1,2,3,4,5,6,7, 8,9,10
A: U:
E : PACKING
Gambar 5.5. Activity Relationship Diagram Bagian Produksi
PT. Bandar Bunder
Setelah Activity Relationship Diagram didapat, maka langkah selanjutnya adalah menghitung error. Perhitungan errornya adalah sebagai berikut:
A = 0 x 3 = 0 E = 0 x 2 = 0
I = 14 x 1 = 14 U = 0 x 1 = 0
Error = 14 X = 0 x 2 = 0 +
Universitas Sumatera Utara
Setelah error dihitung, maka langkah selanjutnya adalah menghitung kebutuhan luas daerah untuk tiap-tiap bagian aktivitas. Adapun perhitungannya
dapat dilihat pada Tabel 5.24.
Tabel 5.24. Kebutuhan Luas Daerah Bagian Produksi PT. Bandar Bunder
No. Aktivitas
Luas m
2
Area Template m
1. Gudang bahan baku
375 15 x 25
2. Pemotongan coil
225 9 x 25
3. Pemotongan plat
225 9 x 25
4. Penggilingan I
87,5 7 x 12,5
5. Penggilingan II
87,5 7 x 12,5
6. Penggilingan III
87,5 7 x 12,5
7. Punch Daun
87,5 7 x 12,5
8. Punch Lekuk
87,5 7 x 12,5
9. Punch Tangkai
87,5 7 x 12,5
10. Gerinda 235
9,4 x 25 11. Polish
175 14 x 12,5
12. Mimis 125
10 x 12,5 13 Packing
225 18 x 12,5
Setelah didapat kebutuhan aerah dari masing-masing aktivitas diatas, maka disusun Activity Allocating Diagram.
5. Activity Allocating Diagram. Activity Allocating Diagram diperoleh dari perhitungan luas kebutuhan daerah
pada masing-masing aktivitas. Adapun Activity Allocating Diagram yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 5.6.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Setelah Activity Allocating Diagram diperoleh, maka lamgkah selanjutnya adalah membuat Final Layout gambar dapat dilihat pada lampiran 3.
Berdasarkan Final Layout yang telah dibuat, maka diperoleh jarak usulan. Adapun jarak antar mesin pada kondisi usulan pada PT. Bandar Bunder dapat dilihat pada
Tabel 5.23.
Tabel 5.25. Jarak Perpindahan Antar Mesin Pada Kondisi Usulan
No. Departemen
Jarak m Dari-
Kode Mesin
Ke- Kode
Mesin
1 Gudang Bahan Baku
- Pemotongan Coil
M-1 33,70
2 Pemotongan Coil
M-1 Pemotongan Plat
M-2 13,85
3 Pemotongan Plat
M-2 Penggilingan I
M-3 17,21
4 Penggilingan I
M-3 Penggilingan II
M-4 6,60
5 Penggilingan II
M-4 Penggilingan III
M-5 6,60
6 Penggilingan III
M-5 Mesin Punch Daun
M-6 6,60
7 Mesin Punch Daun
M-6 Mesin Punch Lekuk
M-7 6,60
8 Mesin Punch Lekuk
M-7 Mesin Punch Tangkai
M-8 6,60
9 Mesin Punch Tangkai
M-8 Mesin Gerinda
M-9 15,84
10 Mesin Gerinda
M-9 Polish
M-10 19,12
11 Polish
M-10 Mesin Mimis
M-11 10,72
12 Mesin Mimis
M-11 Gudang Produk
- 12,43
Jumlah 155,87
Sumber: PT. Bandar Bunder
Dari hasil perbaikan yang telah dilakukan, maka diperoleh jarak pemindahan yang lebih pendek dari kondisi aktual. Jarak pemindahan pada
kondisi aktual adalah sebesar 251,91 meter. Setelah dilakukan perbaikan, jarak pemindahan menjadi lebih pendek menjadi 155,87 meter. Adapun perbandingan
antara jarak kondisi aktual dengan jarak kondisi usulan dapat dilihat pada Tabel 5.24.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.26. Penurunan Jarak Keadaan
Jarak m Penurunan
Jarak m Aktual
251,91 96,04
Usulan 155,87
Dengan kata lain, terjadi penghematan jarak yang telah dilakukan yaitu sebesar 96,04 meter, sehingga tercapai persentase penurunan jarak transportasi
sebesar 38,12 . Penghematan yang terjadi pada jarak pemindahan berpengaruh terhadap
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk aktivitas pemindahan. Jarak yang diperlukan oleh pekerja menjadi lebih pendek, maka biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam hal tenaga kerja langsung untuk aktivitas pemindahan juga mengalami penghematan. Biaya keseluruhan transportasi pada produksi sendok
dan garpu pada kondisi aktual dan pada kondisi usulan dapat dilihat pada Tabel 5.25.
Tabel. 5.27. Biaya Transportasi Produksi
Kondisi Aktual Rp Kondisi Usulan Rp
Sendok 178.162.830
110.238.737 Garpu
101.969.925 63.094.169
Total 280.132.755
173.332.907
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa total biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas pemindahan pada kondisi aktual adalah Rp 280.132.755. Setelah
dilakukan perbaikan, maka biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk aktivitas pemindahan mengalami penghematan sebesar Rp. 106.799.848. Maka biaya yang
Universitas Sumatera Utara
harus dikeluarkan perusahaan setelah dilakukan perbaikan adalah sebesar Rp. 173.332.907
Terjadinya penghematan pada biaya tenaga kerja langsung untuk aktivitas pemindahan, mengakibatkan biaya produksi menjadi turun. Perbedaan antara
biaya produksi pada kondisi aktual dengan biaya produksi setelah melakukan perbaikan dapat dilihat pada Tabel 5.26.
Tabel 5.28. Penurunan Biaya Produksi
Pembebanan Biaya Kondisi Aktual
Rp Penurunan
Biaya Rp Kondisi Usulan
Rp
Biaya Bahan Produksi Sendok 23.644.531.404
Biaya Bahan Produksi Garpu 13.763.279.790
Biaya Tenaga Kerja Langsung Produksi Sendok
5.840.642.340 67.924.093
5.772.718.247 Biaya Tenaga Kerja Langsung Produksi
Garpu 3.387.174.900
38.875.756 3.348.299.144
Total Biaya Produksi 46.635.628.434
106.799.849 46.528.828.585
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja langsung mengalami penurunan. Hal itu berarti juga menyebabkan terjadinya penurunan
pada biaya produksi. Biaya produksi sendokgarpu pada kondisi aktual yaitu Rp 46.635.628.434, dengan adanya penurunan sebesar Rp 106.799.849 maka
biaya produksi sendokgarpu ang dikeluarkan menjadi lebih kecil yaitu sebesar Rp 46.528.828.585.
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan efisiensi biaya dari perbaikan aktivitas tersebut dapat dilihat dalam perhitungan di bawah ini:
- Biaya produksi aktual : Rp
46.635.628.434
-
Biaya produksi usulan ABM : Rp 46.528.828.585
-
Pengurangan biaya produksi : Rp 106.799.849
Efisiensi penurunan biaya produksi =
.434 46.635.628
Rp 9
106.799.84 Rp
x
100
=
0,23
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis