Process Improvement PENGOLAHAN DATA

Tabel 5.8. Penggolongan Aktivitas pada PT. Bandar Bunder Lanjutan Aktivitas Value Added Activity Non Value Added Activity Real Value Added Business Value Added Bagian Gerinda 1. Sendokgarpu dihaluskan dengan menggunakan mesin gerinda 2. Sendokgarpu diangkut ke bagian polish √ √ Bagian Polish 1. Sendokgarpu dikilapkan dengan polish 2. Sendokgarpu diangkut ke mesin mimis √ √ Mesin Mimis 1. Sendokgarpu dicuci dengan menggunakan mesin mimis 2. Sendokgarpu diangkut ke gudang produk √ √

5.2.3. Process Improvement

Pada tahap ini dilakukan suatu usha untuk melakukan perbaikan terhadap aktivitas pada setiap sub prosesdalam memproduksi sendok dan garpu, pada tahap ini dilakukan analisis terhadap aktivitas bernilai tambah bagi perisahaan dan tidak bernilai tambah. Kedua golongan aktivitas ini diindikasi sebagai pemborosan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, tahap selanjutnya adalah mencari permasalahan yang dapat diselesaikan. Tabel 5.9. Pengujian Aktivitas Pemindahan Material pada PT. Bandar Bunder No. Aktivitas Deskripsi Keterangan 1. Membawa sendokgarpu ke bagian gerinda - Tidak terdapat perubahan fisik - Perubahan dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya - Memungkinkan aktivitas lain dilakukan Perlu analisis mengenai pemindahan material yang dilakukan Universitas Sumatera Utara Tabel 5.9. Pengujian Aktivitas Pemindahan Material pada PT. Bandar Bunder Lanjutan No. Aktivitas Deskripsi Keterangan 2. Membawa sendokgarpu ke bagian finishing polish dan mimis - Tidak terdapat perubahan fisik - Perubahan dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya - Memungkinkan aktivitas lain dilakukan Perlu analisis mengenai pemindahan material yang dilakukan Sumber: Data diolah Dari Tabel 5.9. dapat dilihat bahwa perlu analisis lebih lanjut mengenai pemindahan material yang dilakukan. Hal ini menjadi fokus pembahasan karena perusahaan mempunyai alasan mengapa aktivitas tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu analisis aktivitas dilakukan terhadap pemindahan material yang dilakukan oleh bagian produksi PT. Bandar Bunder. 5.2.3.1.Perhitungan Alokasi Upah Merit Pay adalah sistem pengupahan yang berbasis performance yang digunakan untk menghitung upah yang diberikan per unit produk, adapun langkah-langkah pelaksanaan sistem pengupahan Merit Pay adalah sebagai berikut: 1. Hitung waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 1 unit partproduk. Dalam menghitung waktu produksi per unitpart, digunakan metode pengukuran waktu secara langsung menggunakan stopwatch. Langkah- langkah dalam melakukan pengukuran waktu, sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Penetapan Tujuan Pengukuran Pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan waktu baku masing-masing pekerjaan dimulai dari stasiun kerja sendok dan garpu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ketelitian 5 dan tingkat kepercayaan 95. 2. Penelitian Pendahuluan Untuk Mengetahui Kondisi Kerja Adapun kondisi kerja pada stasiun kerja adalah: a. Lingkungan mempunyai temperatur yang normal b. Mempunyai sirkulasi udara yang lancar c. Mempunyai pencahayaan yang baik d. Pekerja memiliki ruang gerak yang leluasa dalam melakukan pekerjaannya 3. Memilih Operator Operator yang dipilih pada penelitian ini adalah operator yang dapat diajak bekerja sama yaitu pada saat dilakukan pengukuran, operator mengerjakan pekerjannya dengan wajar. 4. Menguraikan Elemen Pekerjaan Elemen kerja pada setiap stasiun kerja dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Work Centre Pemotongan Coil Pada work centre Pemotongan Coil, satu siklus merupakan satu kali proses pemotongan stainless steel menjadi lembaran-lembaran plat, dimulai dari operator menyentuh lembaran stainles steel, melakukan proses pemotongan sampai operator menyentuh stainless steel yang akan dipotong berikutnya. Waktu siklus proses pemotongan satu Universitas Sumatera Utara lembar plat adalah waktu siklus total dibagi 20 karena dalam satu siklus pemotongan stainless steel menghasilkan 20 lembar plat. Stopwatch mulai ditekan ketika operator menyentuh lembaran stainless steel dan menekan kembali ketika operator menyentuh lembaran stainless steel yang akan dipotong berikutnya. b. Work Centre Pemotongan Plat Pada work centre Pemotongan Plat, satu siklus merupakan satu kali proses pembentukan lembaran plat menjadi kepingan-kepingan plat, dimulai dari operator menyentuh lembaran plat, melakukan proses pembentukan plat sampai operator menyentuh lembaran plat yang akan dibentuk berikutnya. Waktu siklus proses pembentukan satu kepingan plat adalah waktu siklus total dibagi 20 karena dalam satu siklus pembentukan lembaran plat menghasilkan 20 kepingan plat. Stopwatch mulai ditekan ketika operator menyentuh lembaran plat dan menekan kembali ketika operator menyentuh lembaran plat yang akan dibentuk berikutnya. c. Work Centre Penggilingan I Pada work centre Penggilingan I, satu siklus merupakan satu kali proses pelebaran kepala satu unit kepingan plat, dimulai dari operator menyentuh kepingan plat, melakukan proses pelebaran, meletakkan kepingan plat yang telah dilebarkan ke tempat peletakan sementara sampai operator menyentuh kepingan plat yang akan dilebarkan berikutnya. Waktu siklus proses penggilingan satu kepingan plat Universitas Sumatera Utara adalah sama dengan waktu siklus total yang diukur karena satu kali proses penggilingan tetap menghasilkan satu kepingan plat yang telah dilebarkan. Stopwatch mulai ditekan ketika operator menyentuh kepingan plat dan menekan kembali ketika operator menyentuh kepingan plat yang akan dilebarkan berikutnya. d. Work Centre Penggilingan II Pada work centre Penggilingan II, satu siklus merupakan satu kali proses pelebaran kepala satu unit kepingan plat, dimulai dari operator menyentuh kepingan plat, melakukan proses pelebaran, meletakkan kepingan plat yang telah dilebarkan ke tempat peletakan sementara sampai operator menyentuh kepingan plat yang akan dilebarkan berikutnya. Waktu siklus proses penggilingan satu kepingan plat adalah sama dengan waktu siklus total yang diukur karena satu kali proses penggilingan tetap menghasilkan satu kepingan plat yang telah dilebarkan. Stopwatch mulai ditekan ketika operator menyentuh kepingan plat dan menekan kembali ketika operator menyentuh kepingan plat yang akan dilebarkan berikutnya. e. Work Centre Penggilingan III Pada work centre Penggilingan III, satu siklus merupakan satu kali proses pelebaran kepala satu unit kepingan plat, dimulai dari operator menyentuh kepingan plat, melakukan proses pelebaran, meletakkan kepingan plat yang telah dilebarkan ke tempat peletakan sementara Universitas Sumatera Utara sampai operator menyentuh kepingan plat yang akan dilebarkan berikutnya. Waktu siklus proses penggilingan satu kepingan plat adalah sama dengan waktu siklus total yang diukur karena satu kali proses penggilingan tetap menghasilkan satu kepingan plat yang telah dilebarkan. Stopwatch mulai ditekan ketika operator menyentuh kepingan plat dan menekan kembali ketika operator menyentuh kepingan plat yang akan dilebarkan berikutnya. f. Work Centre Punch DaunGerigi Pada work centre Punch DaunGerigi, satu siklus merupakan satu kali proses pencetakan daungerigi pada kepala satu unit kepingan plat, dimulai dari operator menyentuh kepingan plat, melakukan penekanan pada kepala kepingan plat, meletakkan pada tempat peletakan sementara sampai operator menyentuh kepingan plat yang akan dicetak berikutnya. Waktu siklus proses punch daungerigi satu kepingan plat adalah sama dengan waktu siklus total yang diukur karena satu kali proses punch daungerigi tetap menghasilkan satu kepingan plat yang telah dibentuk. Stopwatch mulai ditekan ketika operator menyentuh kepingan plat dan menekan kembali ketika operator menyentuh kepingan plat yang akan dicetak berikutnya. Hasil dari proses ini sudah dapat dinamakan sendokgarpu. Universitas Sumatera Utara g. Work Centre Punch Lekuk DaunGerigi Pada work centre Punch Lekuk DaunGerigi, satu siklus merupakan satu kali proses pencetakan lengkungan pada kepala satu unit sendokgarpu, dimulai dari operator menyentuh sendokgarpu, memberikan lengkungan pada kepala sendokgarpu, meletakkan pada tempat peletakan sementara sampai operator menyentuh sendokgarpu yang akan dicetak berikutnya. Waktu siklus proses punch lekuk daungerigi satu sendokgarpu adalah sama dengan waktu siklus total yang diukur karena satu kali proses punch lekuk daungerigi tetap menghasilkan satu sendokgarpu yang telah diberi lengkungan. Stopwatch mulai ditekan ketika operator menyentuh sendokgarpu dan menekan kembali ketika operator menyentuh sendokgarpu yang akan dicetak berikutnya. h. Work Centre Punch Tangkai Pada work centre Punch Tangkai, satu siklus merupakan satu kali proses pemberian corak dan bunga pada tangkai satu unit sendokgarpu, dimulai dari operator menyentuh sendokgarpu, memberikan corak dan bunga pada tangkai melalui penekanan, meletakkan pada tempat peletakan sementara sampai operator menyentuh sendokgarpu yang akan diberikan corak dan bunga berikutnya. Waktu siklus proses punch tangkai satu sendokgarpu adalah sama dengan waktu siklus total yang diukur karena satu kali proses punch tangkai tetap menghasilkan satu sendokgarpu yang Universitas Sumatera Utara tangkainya telah diberi corak dan bunga. Stopwatch mulai ditekan ketika operator menyentuh sendokgarpu dan menekan kembali ketika operator menyentuh sendokgarpu yang akan diberi corak berikutnya. i. Work Centre Gerinda Pada work centre Gerinda, satu siklus merupakan satu kali proses penggerindaan satu unit sendokgarpu, dimulai dari operator menyentuh sendokgarpu, melakukan proses penggerindaan, meletakkan pada tempat peletakan sementara sampai operator menyentuh sendokgarpu yang akan digerinda berikutnya. Waktu siklus proses penggerindaan satu sendokgarpu adalah sama dengan waktu siklus total yang diukur karena satu kali proses penggerindaan tetap menghasilkan satu sendokgarpu yang telah digerinda. Stopwatch mulai ditekan ketika operator mulai menyentuh sendokgarpu dan ditekan kembali ketika operator menyentuh sendokgarpu yang akan digerinda berikutnya. j. Work Centre Polish Pada work centre Polish, satu siklus merupakan satu kali proses pengkilatan satu unit sendokgarpu, dimulai dari operator menyentuh sendokgarpu, melakukan proses pengkilatan, meletakkan pada tempat peletakan sementara sampai operator menyentuh sendokgarpu yang akan dikilatkan berikutnya. Waktu siklus proses pengkilatan satu sendokgarpu adalah sama dengan waktu siklus total yang diukur karena satu kali proses pengkilatan tetap menghasilkan satu Universitas Sumatera Utara sendokgarpu yang telah dikilatkan. Stopwatch mulai ditekan ketika operator mulai menyentuh sendokgarpu dan ditekan kembali ketika operator menyentuh sendokgarpu yang akan dikilatkan berikutnya. k. Work Centre Mimis Pada work centre Mimis, satu siklus merupakan satu kali proses pencucian satu unit sendokgarpu, dimulai dari operator menyentuh sendokgarpu, melakukan proses pencucian, meletakkan pada tempat peletakan sementara sampai operator menyentuh sendokgarpu yang akan dicuci berikutnya.Waktu siklus proses pencucian satu sendokgarpu adalah sama dengan waktu siklus total yang diukur karena satu kali proses pencucian tetap menghasilkan satu sendokgarpu yang telah dicuci. Stopwatch mulai ditekan ketika operator mulai menyentuh sendokgarpu dan ditekan kembali ketika operator menyentuh sendokgarpu yang akan dicuci berikutnya. Setelah melakukan pengamatan pendahuluan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran waktu. Pengukuran waktu kerja pendahuluan yang dilakukan adalah sebanyak 10 kali pengukuran. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.10. sebagai data pengukuran setiap workcenter pada sendok dan Tabel 5.11. sebagai data pengukuran setiap workcenter pada garpu. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10. Waktu Siklus Produksi Sendok No. Aktivitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Pemotongan Coil 3.80 3.85 3.94 4.03 3.85 3.94 3.99 4.01 3.84 4.01 2 Pemotongan Plat 1.47 1.51 1.68 1.44 1.60 1.59 1.70 1.41 1.48 1.46 3 Penggilingan I 2.25 2.19 2.17 2.14 2.02 2.22 2.17 2.02 2.10 2.24 4 Penggilingan II 2.09 2.04 2.11 2.13 2.06 2.03 2.09 2.15 2.18 2.03 5 Penggilingan III 2.10 2.14 2.05 2.10 2.18 2.04 2.07 2.16 2.14 2.11 6 Mesin Punch Daun 1.74 1.93 1.87 1.74 1.77 1.77 1.97 1.73 1.78 1.77 7 Mesin Punch Lekuk 1.87 1.68 1.68 1.88 1.87 1.69 1.68 1.73 1.85 1.84 8 Mesin Punch Tangkai 1.85 1.77 1.71 1.80 1.76 1.71 1.81 1.85 1.83 1.84 9 Mesin Gerinda 30.46 31.40 31.70 30.32 30.75 31.33 30.43 30.57 30.83 30.42 10 Polish 23.53 22.16 22.90 22.99 22.94 22.46 22.17 22.56 23.76 23.68 11 Mesin Mimis 0.79 0.98 0.93 0.91 0.96 0.96 0.94 0.81 0.97 0.88 12 Packing 0.95 0.85 0.85 0.91 0.94 0.83 1.00 0.86 0.96 0.91 Tabel 5.11. Waktu Siklus Produksi Garpu No. Aktivitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Pemotongan Coil 3.96 3.97 3.88 3.84 3.88 3.91 3.81 3.88 3.81 3.96 2 Pemotongan Plat 1.53 1.61 1.50 1.56 1.62 1.52 1.58 1.50 1.50 1.52 3 Penggilingan I 2.09 2.12 2.17 2.11 2.12 2.06 2.03 2.14 2.06 2.12 4 Penggilingan II 2.05 2.18 2.04 2.12 2.09 2.09 2.09 2.04 2.10 2.12 5 Penggilingan III 2.16 2.06 2.15 2.08 2.08 2.17 2.14 2.08 2.09 2.15 6 Mesin Punch Daun 1.84 1.83 1.77 1.85 1.77 1.81 1.74 1.87 1.71 1.70 7 Mesin Punch Lekuk 1.60 1.80 1.75 1.77 1.64 1.74 1.67 1.66 1.65 1.61 8 Mesin Punch Tangkai 1.83 1.83 1.82 1.84 1.82 1.85 1.77 1.83 1.80 1.81 9 Mesin Gerinda 31.92 32.74 33.79 34.74 34.39 33.70 34.03 32.62 31.77 35.18 10 Polish 23.50 22.04 22.80 23.41 22.20 22.80 23.50 22.33 22.20 22.94 11 Mesin Mimis 0.94 0.88 0.90 0.95 0.82 0.81 0.87 0.77 0.93 0.91 12 Packing 0.88 0.83 0.90 0.91 0.93 0.95 0.92 0.85 0.90 0.81 Universitas Sumatera Utara 5. Uji Keseragaman Dan Kecukupan Data Waktu Siklus Uji keseragaman data dilakukan untuk mendeteksi apakah data yang diambil sudah seragam atau tidak. Data dikatakan seragam apabila data berada pada batas control atas BKA dan batas control bawah BKB. Apabila data berada di luar batas maka data dinyatakan tidak seragam. Perhitungan uji kesragaman data untuk sendok adalah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai rata-rata dan standar deviasi 2. Menentukan nilai batas control atas BKA dan batas control bawah BKB. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95, maka nilai k=2. Setelah dihitung BKA dan BKB kemudian hasil perhitungan tersebut dipetakan dalam peta control. Pemetaan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini dengan objek stasiun kerja pemotongan coil produksi sendok. Gambar 5.2. Control Chart Uji Keseragaman Data untuk Proses Pemotongan Coil Universitas Sumatera Utara Dari hasil pemetaan terlihat bahwa data pengukuran berada di batas control sehingga seluruh data dinyatakan seragam. Rekapitulasi hasil pengujian keseragaman untuk sendok dan garpu dapat dilihat pada Tabel 5.11. dan Tabel 5.12. Universitas Sumatera Utara Tabel. 5.12. Uji Keseragaman Data untuk Sendok Aktivitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Xbar σ BKB BKA Ket Pemotongan Coil 3,80 3,85 3,94 4,03 3,85 3,94 3,99 4,01 3,84 4,01 3,93 0,08 3,77 4,09 Seragam Pemotongan Plat 1,47 1,51 1,68 1,44 1,60 1,59 1,70 1,41 1,48 1,46 1,53 0,10 1,33 1,73 Seragam Penggilingan I 2,25 2,19 2,17 2,14 2,02 2,22 2,17 2,02 2,10 2,24 2,15 0,08 1,99 2,31 Seragam Penggilingan II 2,09 2,04 2,11 2,13 2,06 2,03 2,09 2,15 2,18 2,03 2,09 0,05 1,99 2,19 Seragam Penggilingan III 2,10 2,14 2,05 2,10 2,18 2,04 2,07 2,16 2,14 2,11 2,11 0,05 2,01 2,21 Seragam Mesin Punch Daun 1,74 1,93 1,87 1,74 1,77 1,77 1,97 1,73 1,78 1,77 1,81 0,09 1,63 1,99 Seragam Mesin Punch Lekuk 1,87 1,68 1,68 1,88 1,87 1,69 1,68 1,73 1,85 1,84 1,78 0,09 1,60 1,96 Seragam Mesin Punch Tangkai 1,85 1,77 1,71 1,80 1,76 1,71 1,81 1,85 1,83 1,84 1,79 0,05 1,69 1,89 Seragam Mesin Gerinda 30,46 31,40 31,70 30,32 30,75 31,33 30,43 30,57 30,83 30,42 30,82 0,49 29,84 31,80 Seragam Polish 23,53 22,16 22,90 22,99 22,94 22,46 22,17 22,56 23,76 23,68 22,92 0,59 21,74 24,10 Seragam Mesin Mimis 0,79 0,98 0,93 0,91 0,96 0,96 0,94 0,81 0,97 0,88 0,91 0,07 0,77 1,05 Seragam Packing 0,95 0,85 0,85 0,91 0,94 0,83 1,00 0,86 0,96 0,91 0,91 0,06 0,79 1,03 Seragam Sumber: Data diolah Universitas Sumatera Utara Tabel. 5.13. Uji Keseragaman Data untuk Garpu Aktivitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Xbar σ BKB BKA Ket Pemotongan Coil 3,96 3,97 3,88 3,84 3,88 3,91 3,81 3,88 3,81 3,96 3,89 0,06 3,77 4,01 Seragam Pemotongan Plat 1,53 1,61 1,50 1,56 1,62 1,52 1,58 1,50 1,50 1,52 1,54 0,05 1,44 1,64 Seragam Penggilingan I 2,09 2,12 2,17 2,11 2,12 2,06 2,03 2,14 2,06 2,12 2,10 0,04 2,02 2,18 Seragam Penggilingan II 2,05 2,18 2,04 2,12 2,09 2,09 2,09 2,04 2,10 2,12 2,09 0,04 2,01 2,17 Seragam Penggilingan III 2,16 2,06 2,15 2,08 2,08 2,17 2,14 2,08 2,09 2,15 2,12 0,04 2,04 2,2 Seragam Mesin Punch Daun 1,84 1,83 1,77 1,85 1,77 1,81 1,74 1,87 1,71 1,70 1,79 0,06 1,67 1,91 Seragam Mesin Punch Lekuk 1,60 1,80 1,75 1,77 1,64 1,74 1,67 1,66 1,65 1,61 1,69 0,07 1,55 1,83 Seragam Mesin Punch Tangkai 1,83 1,83 1,82 1,84 1,82 1,85 1,77 1,83 1,80 1,81 1,82 0,02 1,78 1,86 Seragam Mesin Gerinda 31,92 32,74 33,79 34,74 34,39 33,70 34,03 32,62 31,77 35,18 33,49 1,17 31,15 35,83 Seragam Polish 23,50 22,04 22,80 23,41 22,20 22,80 23,50 22,33 22,20 22,94 22,77 0,57 21,63 23,91 Seragam Mesin Mimis 0,94 0,88 0,90 0,95 0,82 0,81 0,87 0,77 0,93 0,91 0,88 0,06 0,76 1,00 Seragam Packing 0,88 0,83 0,90 0,91 0,93 0,95 0,92 0,85 0,90 0,81 0,89 0,05 0,79 0,99 Seragam Sumber: Data diolah Universitas Sumatera Utara Setelah dilakukan pengujian keseragaman data, kemudian dilakukan pengujian kecukupan data. Uji kecukupan data ini dilakukan untuk melihat apakah jumlah data yang diambil pada satu pengamatan mencukupi untuk dilakukan perhitungan. Pada penelitian ini digunakan tingkat ketelitian 5 dan tingkat kepercayaan 95. Untuk menghitung kecukupan data dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 2 2 2             − = ∑ ∑ ∑ X X X N s k N Dimana: N = jumlah pengamatan pendahuluan yang dilakukan = 10 kali N’ = jumlah pengamatan yang diperlukan k = angka standar deviasi yang nilainya bergantung pada tingkat kepercayaan= 2 s = derajat ketelitian yang diambil = 0,05 Xj = data pengamatan ke-j j=1,2,3,…,10 ks = 20,05 = 40 Perhitungan uji kecukupan data untuk produk sendok pada stasiun pemotongan coil yaitu: 2 2 2             − = ∑ ∑ ∑ X X X N x z N 2 2 2 2 2 26 , 39 01 , 4 .... 85 , 3 80 , 3 01 , 4 .... 85 , 3 80 , 3 10 05 , 2             + + + − + + +       = N = 0,67 Universitas Sumatera Utara Karena N’N, maka data yang dikumpulkan dinyatakan cukup. Rekapitulasi hasil pengujian kecukupan data untuk sendok dan garpu dapat dilihat pada Tabel 5.14. dan Tabel 5.15. Tabel 5.14. Uji Kecukupan Data untuk Sendok Aktivitas N N Keterangan Pemotongan Coil 10 0,67 Cukup Pemotongan Plat 10 6,37 Cukup Penggilingan I 10 2,13 Cukup Penggilingan II 10 0,89 Cukup Penggilingan III 10 0,70 Cukup Mesin Punch Daun 10 3,21 Cukup Mesin Punch Lekuk 10 3,81 Cukup Mesin Punch Tangkai 10 1,28 Cukup Mesin Gerinda 10 0,36 Cukup Polish 10 0,96 Cukup Mesin Mimis 10 7,68 Cukup Packing 10 5,66 Cukup Sumber: Data diolah Tabel 5.15. Uji Kecukupan Data untuk Garpu Aktivitas N N Keterangan Pemotongan Coil 10 0,67 Cukup Pemotongan Plat 10 6,37 Cukup Penggilingan I 10 2,13 Cukup Penggilingan II 10 0,61 Cukup Penggilingan III 10 0,55 Cukup Mesin Punch Daun 10 3,21 Cukup Mesin Punch Lekuk 10 3,81 Cukup Mesin Punch Tangkai 10 1,28 Cukup Mesin Gerinda 10 0,36 Cukup Polish 10 0,96 Cukup Mesin Mimis 10 7,68 Cukup Packing 10 3,73 Cukup Sumber: Data diolah Universitas Sumatera Utara Hasil rekapitulasi waktu siklus untuk produk sendok dan garpu dapat dilihat pada Tabel 5.16. Tabel 5.16. Rekapitulasi Waktu Siklus Aktivitas Sendok Waktu Aktivitas Garpu Waktu Pemotongan Coil 3,93 Pemotongan Coil 3,89 Pemotongan Plat 1,53 Pemotongan Plat 1,54 Penggilingan I 2,15 Penggilingan I 2,10 Penggilingan II 2,09 Penggilingan II 2,09 Penggilingan III 2,11 Penggilingan III 2,12 Mesin Punch Daun 1,81 Mesin Punch Daun 1,79 Mesin Punch Lekuk 1,78 Mesin Punch Lekuk 1,69 Mesin Punch Tangkai 1,79 Mesin Punch Tangkai 1,82 Mesin Gerinda 30,82 Mesin Gerinda 33,49 Polish 22,92 Polish 22,77 Mesin Mimis 0,91 Mesin Mimis 0,88 Packing 0,91 Packing 0,89 Sumber: Data diolah 6. Penentuan Rating Factor dan Allowance Rating factor digunakan untuk memperoleh nilai waktu normal. Sedangkan allowance untuk memproleh nilai waktu standar. Penentuan nilai rating factor dan allowance dilakukan secara subjektif dengan menggunakan metode Westinghouse. Besarnya nilai rating factor dan allowance untuk tiap stasiun kerja dapat dilihat pada Lampiran 1. 7. Perhitungan waktu normal Sebagai contoh perhitungan waktu normal untuk stasiun kerja pemotongan coil pada pembuatan sendok adalah: Wn = Ws x p Dimana: Wn = waktu normal Ws = waktu siklus p = faktor penyesuaian = 1 + rating factor Universitas Sumatera Utara sehingga, Wn = 3,93 x 1+0 = 3,93 Hasil perhitungan waktu normal untuk produk sendok dan garpu dapat dilihat pada Tabel 5.17. Tabel. 5.17. Waktu Normal pada Stasiun Kerja Sendok Garpu Aktivitas WN Aktivitas WN Pemotongan Coil 3.93 Pemotongan Coil 3.89 Pemotongan Plat 1.53 Pemotongan Plat 1.54 Penggilingan I 2.15 Penggilingan I 2.1 Penggilingan II 2.09 Penggilingan II 2.09 Penggilingan III 2.11 Penggilingan III 2.12 Mesin Punch Daun 1.81 Mesin Punch Daun 1.79 Mesin Punch Lekuk 1.78 Mesin Punch Lekuk 1.69 Mesin Punch Tangkai 1.79 Mesin Punch Tangkai 1.82 Mesin Gerinda 30.82 Mesin Gerinda 33.49 Polish 22.92 Polish 22.77 Mesin Mimis 0.91 Mesin Mimis 0.88 Sumber: Data diolah 8. Waktu baku Waktu baku atau waktu standar merupakan waktu yang dibutuhkan operator untuk bekerja secara normal dengan memperhitungkan besarnya kelonggaran yang diberikan kepada operator tersebut. Sebagai contoh perhitungan waktu baku untuk stasiun kerja pemotongan coil pada sendok adalah: Wb = Wn x 1 + Allowance Dimana: Wn = Waktu Normal Wb = Waktu baku Sehingga, Wb = 3,93 x 1 + 0,19 = 4,6767 ≈ 4,68 Universitas Sumatera Utara Hasil perhitungan waktu baku untuk produk sendok dan garpu dapat dilihat pada Tabel 5.18. Tabel 5.18. Waktu Baku pada Stasiun Kerja Sendok Garpu Aktivitas WB Aktivitas WB Pemotongan Coil 4.68 Pemotongan Coil 4.63 Pemotongan Plat 1.77 Pemotongan Plat 1.79 Penggilingan I 2.47 Penggilingan I 2.42 Penggilingan II 2.42 Penggilingan II 2.42 Penggilingan III 2.43 Penggilingan III 2.44 Mesin Punch Daun 2.10 Mesin Punch Daun 2.08 Mesin Punch Lekuk 2.06 Mesin Punch Lekuk 1.96 Mesin Punch Tangkai 2.08 Mesin Punch Tangkai 2.11 Mesin Gerinda 35.13 Mesin Gerinda 38.18 Polish 26.36 Polish 26.19 Mesin Mimis 1.04 Mesin Mimis 1.00 Sumber: Data diolah 2. Hitung Upah Per menit ProdukPart Untuk melakukan perhitungan upah per menit diperlukan data standar untuk setiap workcenter, dalam penelitian ini peneliti menggunakan standar upah pemotongan untuk 1 unit sendok, standar ini diperoleh dari penjumlahan biaya pekerjaan per unit sendok, kemudian dengan menjumlahkan waktu produksi yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 unit sendok diperoleh dari langkah pertama.         = ∑ ∑ = = n j n i WBj Ui UM 1 Universitas Sumatera Utara Keterangan: UM = Upah per menit ∑ = n i Ui = Jumlah Upah untuk seluruh workcenter ∑ = n j WBj 1 = Jumlah Waktu Baku untuk seluruh workcenter Upah untuk 1 unit sendok berdasarkan ketetapan dari PT. Bandar Bunder adalah sebagai berikut: Tabel 5.19. Upah Per Unit SendokGarpu untuk Seluruh Workcenter UpahUnit Sendok Garpu Rp. 700 Rp. 780 a. Untuk Sendok         = ∑ ∑ = = n j n i WBj Ui UM 1       = 83,45 700 . Rp UM UM = Rp. 8,39 b. Untuk Garpu         = ∑ ∑ = = n j n i WBj Ui UM 1       = 11 , 86 780 . Rp UM UM = Rp. 9,06 Universitas Sumatera Utara 3. Alokasikan Upah Per Satuan Waktu Dasar alokasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh pekerja pada workcenter dikali dengan berapa biaya per menit. Adapun rumus perhitungannya adalah: UC 1 ,….j = WBj x UM Keterangan: UC 1 ,….j = Upah Per Workcenter WBj = Waktu Baku Untuk Masing-Masing Workcenter UM = Upah Per Menit per workcenter Maka untuk setiap workcenter pembuatan sendok dan garpu adalah sebagai berikut: UC1 = WBj x UM UC1 = WBj x UM UC1 = 4,68 x 8,39 UC1 = 4,63 x 9,06 UC1 = Rp. 39 UC1 = Rp. 42 Rekapitulasi perhitungan jumlah upah per workcenter sendok dan garpu dapat dilihat pada Tabel 5.20. dan Tabel 5.21. Tabel 5.20. Upah Standar pada Stasiun Kerja Sendok Produksi Sendok No. Aktivitas Waktu Baku detik UC Rp 1 Pemotongan Coil 4.68 39 2 Pemotongan Plat 1.77 15 3 Penggilingan I 2.47 21 4 Penggilingan II 2.42 20 5 Penggilingan III 2.43 20 6 Mesin Punch Daun 2.10 18 7 Mesin Punch Lekuk 2.06 17 8 Mesin Punch Tangkai 2.08 17 9 Mesin Gerinda 35.13 295 10 Polish 26.36 221 11 Mesin Mimis 1.04 9 12 Packing 0.91 8 Jumlah 83,45 700 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.21. Upah Standar pada Stasiun Kerja Garpu Produk Garpu No. Aktivitas Waktu Baku detik UC Rp 1 Pemotongan Coil 4.63 42 2 Pemotongan Plat 1.79 16 3 Penggilingan I 2.42 22 4 Penggilingan II 2.42 22 5 Penggilingan III 2.44 22 6 Mesin Punch Daun 2.08 19 7 Mesin Punch Lekuk 1.96 18 8 Mesin Punch Tangkai 2.11 19 9 Mesin Gerinda 38.18 346 10 Polish 26.19 237 11 Mesin Mimis 1.00 9 12 Packing 0.89 8 Jumlah 86,11 780 5.2.3.2.Transportasi Raw Material Alasan mengapa dilakukan analisa terhadap perpindahan bahan adalah aktivitas pemindahan bahan yang dilakukan oleh PT. Bandar Bunder tidak memberikan nilai tambah pada produk, akan tetapi biaya produksi dibutuhkan untuk pemindahan bahan. Tujuan yang akan dicapai dari analisa pemindahan bahan ini adalah mengurangi ongkos, dengan memperbaiki sistem perpindahan bahan secara langsung akan mengurangi biaya produksi yaitu penggunaan tenaga kerja untuk pemindahan bahan. Adapun jarak antar mesin pada kondisi aktual pada PT. Bandar Bunder dapat dilihat pada Tabel 5.22. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.22. Jarak Perpindahan Antar Mesin Pada Kondisi Aktual Sumber: PT. Bandar Bunder Dari data jarak kondisi aktual pada PT. Bandar Bunder, diperoleh bahwa pola aliran pemindahan bahan yang dilakukan adalah tidak beraturan, dikarenakan mesin gerinda M-9 terletak jauh dari mesin punch tangkai M-8, sementara mesin polish M-10 berdekatan dengan M-8. Selain itu, jarak antar mesin juga berjauhan. Pola aliran bahan kondisi aktual tersebut dapat dilihat pada lampiran 2. Dari kondisi aktual tersebut, maka perbaikan yang dilakukan adalah memperpendek jarak perpindahan antara workcenter punch tangkai ke workcenter gerinda dengan memindahkan mesin-mesin gerinda M-9 sehingga berdekatan dengan mesin punch tangkai M-8. Begitu juga dengan mesin-mesin lainnya, sehingga jarak perpindahan yang dibutuhkan lebih pendek dan beraturan. Untuk memperpendek jarak perpindahan tersebut, maka harus dirancang ulang tataletak lantai produksinya. No. Departemen Jarak m Dari- Kode Mesin Ke- Kode Mesin 1 Gudang Bahan Baku - Pemotongan Coil M-1 37,94 2 Pemotongan Coil M-1 Pemotongan Plat M-2 16,24 3 Pemotongan Plat M-2 Penggilingan I M-3 15,97 4 Penggilingan I M-3 Penggilingan II M-4 6,60 5 Penggilingan II M-4 Penggilingan III M-5 6,60 6 Penggilingan III M-5 Mesin Punch Daun M-6 6,60 7 Mesin Punch Daun M-6 Mesin Punch Lekuk M-7 6,60 8 Mesin Punch Lekuk M-7 Mesin Punch Tangkai M-8 30,76 9 Mesin Punch Tangkai M-8 Mesin Gerinda M-9 35,65 10 Mesin Gerinda M-9 Polish M-10 69,40 11 Polish M-10 Mesin Mimis M-11 8,50 12 Mesin Mimis M-11 Gudang Produk - 11,05 Jumlah 251,91 Universitas Sumatera Utara Adapun langkah – langkah dalam merancang ulang tataletak lantai produksi adalah sebagai berikut: 1. Activity Relationship Chart Aktivitas dikelompokkan berdasarkan hubungan kedekatakannya keterkaitan dengan aktivitas lain. Cara mengelompokkannya adalah dengan menggunakan sandi keterkaitan yang menunjukkan keterkaitan satu aktivitas dengan yang lainnya. Adapun Activity Relation Chart pada aktivitas produksi PT Bandar Bunder dapat dilihat pada Gambar 5.3. Universitas Sumatera Utara 1 2 3 BAGIAN NO AKTIVITAS DERAJAT KEDEKATAN PRODUCTION Gudang Bahan Baku Pemotongan Plat 4 Penggilingan II 5 Penggilingan III 6 Penggilingan I 8 9 7 10 11 Punch Daun Polish 12 13 Gerinda Pemotongan Coil Punch Tangkai Mimis Packing Punch Lekuk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 E I O O O O O I I I O O E I I O O O E I O O O O E I O O O O E I O O O O E I O O O O E I O O O E I O O E I O E I E E O O O O U O O O O O O O O O O O O O O O - - 1,2,3 1,3 - 1,3 1,2,3 - - - - 1,2,3 - - - - 1,2,3 - 1,3 - - - - 1,3 - - - - - - - - - - - - 1,3 1,3 - - - - 1,2,3 1,3 - - 1,3 1,2,3 1,3 - 1,3 1,3 1,2,3 1,2,3 - - - 1,2,3 1,3 - 1 2 3 4 5 6 7 10 9 8 11 12 13 - - - - - - - - - - - 1,3 - 1,2,3 - 1,2,3 1,3 1,2,3 Gambar 5.3. Activity Relation Chart Bagian Produksi PT. Bandar Bunder Universitas Sumatera Utara Sandi-sandi alasan pada Activity Relationship Chart di atas antara lain: E: Sangat Penting I: Penting O: kedekatan Biasa 2. Worksheet Setelah membuat Activity Relation Chart, maka langkah berikutnya adalah mengelompokkan hubungan ke dalam worksheet. Adapun worksheet yang diperoleh dari ARC di atas dapat dilihat pada Tabel 5.23. Tabel 5.23. Worksheet Bagian Produksi PT. Bandar Bunder NO A X AKTIVITAS BAGIAN 1 2 3 PRODUCTION 4 5 6 8 9 7 10 11 12 13 E I O U DERAJAT KEDEKATAN Penggilingan II Penggilingan III Penggilingan I Punch Daun Polish Gerinda Pemotongan Coil Punch Tangkai Mimis Packing Punch Lekuk Gudang Bahan Baku Pemotongan Plat 2 3 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 - 1, 3 4, 5, 6 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 - - 2, 4 1, 5, 6 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 - - 3, 5 2, 6 1, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 - - 4, 6 2, 3, 7 1, 8, 9, 10, 11, 12, 13 - - 5, 7 2, 3, 4, 8 1, 9, 10, 11, 12, 13 - - 6, 8 5, 9 1, 2, 3, 4, 10, 11, 12, 13 - - 6, 10 1, 2, 3, 4, 5, 11, 12, 13 - - 8, 10 7, 11 1, 2, 3, 4, 5, 6, 12, 13 - 9, 11 8, 12 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 13 - 10, 12 9, 13 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 - 10 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 - - 11 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 1 - 13 - - - - - - - - - - - - - - - - 7, 9 11, 13 12 Setelah kedekatan aktivitas tersebut di kumpulkan di dalam worksheet, maka langkah selanjutnya adalah membuat Block Template. Universitas Sumatera Utara 3. Block Template Block Template adalah diagram blok yang belum disusun yang diperoleh dari worksheet. Adapun Block Template yang diperoleh dari worksheet di atas dapat dilihat pada Gambar 5.4. 8 11 7 12 4 1 3 10 6 9 5 PUNCH LEKUK POLISH PUNCH DAUN MIMIS PENGGILINGAN 1 Punch Tangkai PEMOTONGAN PLAT GERINDA PENGGILINGGAN III PUNCH TANGKAI PENGGILINGAN II A : X : E : I : U : O : A: X: E : I : U: O: A: X: E : I : U: O: X: E : U: O: A: X: E : I : U: O: A: X: E : I : U: O: A: X: E : I : U: O: A: X: E : I : U: O: A: X: E : I : U: O: A: X: E : I : U: O: A: X: E : I : U: O: - 7,9 6,10 1,2,3,4,5, 11,12,13 - - 10,12 9,13 - 1,2,3,4,5, 6,7,8 - - - 6,8 5,9 1,2,3,4,10, 11,12,13 - - 11,13 10 - 1,2,3,4,5,6, 7,8,9 - - 3,5 2,6 - 1,7,8,9,10, 11,12,13 - - 2 3 - 4,5,6,7,8,9, 10,11,12,13 - - 2,4 1,5,6 - 7,8,9,10,11, 12,13 - - 9,11 8,12 - 1,2,3,4,5, 6,7,13 - - 5,7 2,3,4,8 - 1,9,10,11, 12,13 - - 8,10 7,11 - - - 4,6 2,3,7 - 1,8,9,10,11, 12,13 A: I : 2 PEMOTONGAN COIL A: X: E : I : U: O: - - 1,3 4,5,6 - 7,8,9,10,11, 12,13 - - 1,2,3,4,5,6, 12,13 13 X: I : O: - - 12 11 - 1,2,3,4,5,6, 7,8,9,10 A: U: E : PACKING Gambar 5.4. Block Template Bagian Produksi PT. Bandar Bunder Universitas Sumatera Utara 4. Activity Relationship Diagram Activity Relationship Diagram adalah diagram blok kedekatan aktivitas yang disususun dari Block Template. Adapun Activity Relationship Diagram yang diperoleh dari Block Template di atas dapat dilihat pada Gambar 5.5 11 12 4 1 3 10 6 5 POLISH MIMIS PENGGILINGAN 1 GUDANG BAHAN BAKU PEMOTONGAN PLAT GERINDA PENGGILINGGAN III PENGGILINGAN II A: X: E: I : U: O: X: E : U: O: A: X: E : I : U: O: A: X: E : I : U: O: A: X: E : I : U: O: A: X: E : I : U: O: A: X: E : I : U: O: A: X: E : I : U: O: - - 10,12 9,13 - 1,2,3,4,5, 6,7,8 - - 11,13 10 - 1,2,3,4,5,6, 7,8,9 - - 3,5 2,6 - 1,7,8,9,10, 11,12,13 - - 2 3 - 4,5,6,7,8,9, 10,11,12,13 - - 2,4 1,5,6 - 7,8,9,10,11, 12,13 - - 9,11 8,12 - 1,2,3,4,5, 6,7,13 - - 5,7 2,3,4,8 - 1,9,10,11, 12,13 - - 4,6 2,3,7 - 1,8,9,10,11, 12,13 A: I : 2 PEMOTONGAN COIL A : X: E : I : U : O: - - 1,3 4,5,6 - 7,8,9,10,1 1,12,13 9 X: I : O: - - 8,10 7,11 - 1,2,3,4,5,6, 12,13 A: U: E : Punch Tangkai 8 PUNCH LEKUK A: X: E : I : U: O: - 7,9 6,10 1,2,3,4,5, 11,12,13 - - 7 PUNCH DAUN A: X: E : I : U: O: - - - 6,8 5,9 1,2,3,4,10, 11,12,13 13 X: I : O: - - 12 11 - 1,2,3,4,5,6,7, 8,9,10 A: U: E : PACKING Gambar 5.5. Activity Relationship Diagram Bagian Produksi PT. Bandar Bunder Setelah Activity Relationship Diagram didapat, maka langkah selanjutnya adalah menghitung error. Perhitungan errornya adalah sebagai berikut: A = 0 x 3 = 0 E = 0 x 2 = 0 I = 14 x 1 = 14 U = 0 x 1 = 0 Error = 14 X = 0 x 2 = 0 + Universitas Sumatera Utara Setelah error dihitung, maka langkah selanjutnya adalah menghitung kebutuhan luas daerah untuk tiap-tiap bagian aktivitas. Adapun perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5.24. Tabel 5.24. Kebutuhan Luas Daerah Bagian Produksi PT. Bandar Bunder No. Aktivitas Luas m 2 Area Template m 1. Gudang bahan baku 375 15 x 25 2. Pemotongan coil 225 9 x 25 3. Pemotongan plat 225 9 x 25 4. Penggilingan I 87,5 7 x 12,5 5. Penggilingan II 87,5 7 x 12,5 6. Penggilingan III 87,5 7 x 12,5 7. Punch Daun 87,5 7 x 12,5 8. Punch Lekuk 87,5 7 x 12,5 9. Punch Tangkai 87,5 7 x 12,5 10. Gerinda 235 9,4 x 25 11. Polish 175 14 x 12,5 12. Mimis 125 10 x 12,5 13 Packing 225 18 x 12,5 Setelah didapat kebutuhan aerah dari masing-masing aktivitas diatas, maka disusun Activity Allocating Diagram. 5. Activity Allocating Diagram. Activity Allocating Diagram diperoleh dari perhitungan luas kebutuhan daerah pada masing-masing aktivitas. Adapun Activity Allocating Diagram yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 5.6. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Setelah Activity Allocating Diagram diperoleh, maka lamgkah selanjutnya adalah membuat Final Layout gambar dapat dilihat pada lampiran 3. Berdasarkan Final Layout yang telah dibuat, maka diperoleh jarak usulan. Adapun jarak antar mesin pada kondisi usulan pada PT. Bandar Bunder dapat dilihat pada Tabel 5.23. Tabel 5.25. Jarak Perpindahan Antar Mesin Pada Kondisi Usulan No. Departemen Jarak m Dari- Kode Mesin Ke- Kode Mesin 1 Gudang Bahan Baku - Pemotongan Coil M-1 33,70 2 Pemotongan Coil M-1 Pemotongan Plat M-2 13,85 3 Pemotongan Plat M-2 Penggilingan I M-3 17,21 4 Penggilingan I M-3 Penggilingan II M-4 6,60 5 Penggilingan II M-4 Penggilingan III M-5 6,60 6 Penggilingan III M-5 Mesin Punch Daun M-6 6,60 7 Mesin Punch Daun M-6 Mesin Punch Lekuk M-7 6,60 8 Mesin Punch Lekuk M-7 Mesin Punch Tangkai M-8 6,60 9 Mesin Punch Tangkai M-8 Mesin Gerinda M-9 15,84 10 Mesin Gerinda M-9 Polish M-10 19,12 11 Polish M-10 Mesin Mimis M-11 10,72 12 Mesin Mimis M-11 Gudang Produk - 12,43 Jumlah 155,87 Sumber: PT. Bandar Bunder Dari hasil perbaikan yang telah dilakukan, maka diperoleh jarak pemindahan yang lebih pendek dari kondisi aktual. Jarak pemindahan pada kondisi aktual adalah sebesar 251,91 meter. Setelah dilakukan perbaikan, jarak pemindahan menjadi lebih pendek menjadi 155,87 meter. Adapun perbandingan antara jarak kondisi aktual dengan jarak kondisi usulan dapat dilihat pada Tabel 5.24. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.26. Penurunan Jarak Keadaan Jarak m Penurunan Jarak m Aktual 251,91 96,04 Usulan 155,87 Dengan kata lain, terjadi penghematan jarak yang telah dilakukan yaitu sebesar 96,04 meter, sehingga tercapai persentase penurunan jarak transportasi sebesar 38,12 . Penghematan yang terjadi pada jarak pemindahan berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk aktivitas pemindahan. Jarak yang diperlukan oleh pekerja menjadi lebih pendek, maka biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam hal tenaga kerja langsung untuk aktivitas pemindahan juga mengalami penghematan. Biaya keseluruhan transportasi pada produksi sendok dan garpu pada kondisi aktual dan pada kondisi usulan dapat dilihat pada Tabel 5.25. Tabel. 5.27. Biaya Transportasi Produksi Kondisi Aktual Rp Kondisi Usulan Rp Sendok 178.162.830 110.238.737 Garpu 101.969.925 63.094.169 Total 280.132.755 173.332.907 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa total biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas pemindahan pada kondisi aktual adalah Rp 280.132.755. Setelah dilakukan perbaikan, maka biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk aktivitas pemindahan mengalami penghematan sebesar Rp. 106.799.848. Maka biaya yang Universitas Sumatera Utara harus dikeluarkan perusahaan setelah dilakukan perbaikan adalah sebesar Rp. 173.332.907 Terjadinya penghematan pada biaya tenaga kerja langsung untuk aktivitas pemindahan, mengakibatkan biaya produksi menjadi turun. Perbedaan antara biaya produksi pada kondisi aktual dengan biaya produksi setelah melakukan perbaikan dapat dilihat pada Tabel 5.26. Tabel 5.28. Penurunan Biaya Produksi Pembebanan Biaya Kondisi Aktual Rp Penurunan Biaya Rp Kondisi Usulan Rp Biaya Bahan Produksi Sendok 23.644.531.404 Biaya Bahan Produksi Garpu 13.763.279.790 Biaya Tenaga Kerja Langsung Produksi Sendok 5.840.642.340 67.924.093 5.772.718.247 Biaya Tenaga Kerja Langsung Produksi Garpu 3.387.174.900 38.875.756 3.348.299.144 Total Biaya Produksi 46.635.628.434 106.799.849 46.528.828.585 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja langsung mengalami penurunan. Hal itu berarti juga menyebabkan terjadinya penurunan pada biaya produksi. Biaya produksi sendokgarpu pada kondisi aktual yaitu Rp 46.635.628.434, dengan adanya penurunan sebesar Rp 106.799.849 maka biaya produksi sendokgarpu ang dikeluarkan menjadi lebih kecil yaitu sebesar Rp 46.528.828.585. Universitas Sumatera Utara Perhitungan efisiensi biaya dari perbaikan aktivitas tersebut dapat dilihat dalam perhitungan di bawah ini: - Biaya produksi aktual : Rp 46.635.628.434 - Biaya produksi usulan ABM : Rp 46.528.828.585 - Pengurangan biaya produksi : Rp 106.799.849 Efisiensi penurunan biaya produksi = .434 46.635.628 Rp 9 106.799.84 Rp x 100 = 0,23 Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis