Kesimpulan ASPEK HUKUM KESAMAAN MEREK TERDAFTAR DALAM KELAS

105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam Bab IV, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Terhadap dua merek terdaftar yang memiliki kesamaan pada pokoknya atau keseluruhannya, maka hanya dapat diajukan pembatalan merek yang dapat diajukan di Pengadilan Niaga. Adapun tata cara mengajukan gugatan pembatalan pendaftaran merek di Pengadilan Niaga adalah dimulai dengan pengajuan gugatan pembatalan merek kepada Ketua Pengadilan Niaga, lalu Panitera mendaftarkan gugatan yang bersangkutan, dan Panitera menyampaikan gugatan tersebut kepada Ketua Pengadilan Niaga, selanjutnya Pengadilan Niaga mempelajari gugatan dan menetapkan hari sidang, lalu pemanggilan para pihak oleh Juru Sita, proses sidang pemeriksaan, hingga akhirnya putusan. Sedangkan pada putusan terhadap sengketa merek ini hanya dapat dilakukan kasasi sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 64 ayat 1 UUM Tahun 2001. Adapun tata cara mengajukan permohonan pada tingkat kasasi di Mahkamah Agung adalah: dimulai dengan mengajukan permohonan kasasi yakni mendaftarkan kepada panitera yang telah memutus gugatan tersebut, lalu Panitera mendaftarkan permohonan kasasi, diikuti dengan Pemohon kasasi menyampaikan memori kasasi kepada Panitera, lalu Panitera mengirimkan permohonan kasasi dan memori kasasi kepada Termohon Kasasi, dan Termohon Kasasi dapat mengajukan kontra memori kasasi kepada Panitera, lalu Panitera menyampaikan kontra memori kasasi kepada Pemohon Pasasi dan Panitera menyampaikan berkas perkara kasasi kepada Mahkamah Agung, selanjutnya Mahkamah Agung mempelajari berkas perkara kasasi dan menetapkan hari sidang, lalu sidang pemeriksaan, dan sidang putusan. 1. Pokok-pokok dalam gugatan pembatalan merek terdaftar yang mempunyai persamaan dengan merek terdaftar lainnya adalah: a. Adanya unsur persamaan; Sebagaimana ditentukan secara limitatif dalam ketentuan Pasal 68 UUM No. 15 Tahun 2001 bahwa salah satu alasan mengajukan gugatan pembatalan pendaftaran merek adalah adanya unsur persamaan yaitu kemiripan yang disebabkan oleh adanya unsur-unsur yang menonjol antara merek yang satu dengan merek lain sehingga dapat membingungkan masyarakat, meliputi persamaan visual, persamaan konseptual, persamaan bunyi fonetik, tulisan, cara penempatan, atau susunan warna merek yang dipersengketakan. b. Pendaftar pertama; Sejak berlakunya UUM No. 19 Tahun 1992, sistem pendaftaran yang dianut di Indonesia adalah sistem konstitutif dimana pihak pertama adalah pihak yang paling berhak atas merek yang dapat dibuktikan melalui alat bukti Sertifikat Merek yang dimiliki oleh pemilik merek; c. Didaftar dengan itikad tidak baik; segala sesuatu pendaftaran merek harus dilandasi dengan itikad baik, sehingga merek tidak dapat didaftar atas dasar permohonan yang diajukan pemohon yang berniat untuk mendompleng ketenaran dan memperoleh keuntungan dari merek lain yang sudah dikenal oleh masyarakat, sebagaimana yang dimuat dalam Penjelasan Pasal 4 UUM No. 15 Tahun 2001. Hal ini juga menyerupai dengan apa yang ditentukan dalam Pasal 10 bis Konvensi Paris yang menjadi dasar pada perlindungan terhadap merek yaitu harus ada itikad baik dan itikad yang buruk tidak diberikan perlindungan. 2. Penyelesaian sengketa merek dengan kondisi terdaftarnya dua merek yang sama dari kelas dan pelaku usaha berbeda di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Studi Putusan Mahkamah Agung No. 699KPdt.Sus2009 yaitu: Mahkamah Agung menyatakan bahwa barang dapat dikatakan sejenis dengan barang lainnya meskipun berada pada kelas yang berbeda, karena keterkaitanketerikatan yang sangat erat antara kedua barang tersebut dalam hal tujuan pemakaiannya. Perbedaan kelas hanyalah untuk administrasi pembayaran di Kantor Merek, dan tidak dapat dikaitkan dengan barangjasa sejenis. Barang belum tentu dapat dikatakan sejenis meskipun berada dalam kelas yang sama.

A. Saran

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Efektivitas Penerapan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 179/K/SIP/1961 Di Dalam Persamaan Hak Mewaris Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Pada Masyarakat Suku Batak Toba Perkotaan (Studi Di Kecamatan Medan Baru)

2 68 122

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi No.92/Puu-X/2012 Ke Dalam Undang-Undang No.17 Tahun 2014 Tentang Mpr, Dpr, Dpd Dan Dprd

0 54 88

Akibat Hukum Pemakaian Merek Yang Memiliki Persamaan Pada Pokoknya Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

1 12 81

BAB II KETENTUAN UMUM MEREK A. Pengertian dan Dasar Hukum Merek - Aspek Hukum Kesamaan Merek Terdaftar Dalam Kelas Yang Berbeda Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 (Studi Putusan Mahkamah Agung No. 699k/Pdt. Sus/2009)

0 0 40

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Aspek Hukum Kesamaan Merek Terdaftar Dalam Kelas Yang Berbeda Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 (Studi Putusan Mahkamah Agung No. 699k/Pdt. Sus/2009)

0 0 17

Aspek Hukum Kesamaan Merek Terdaftar Dalam Kelas Yang Berbeda Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 (Studi Putusan Mahkamah Agung No. 699k/Pdt. Sus/2009)

1 2 13

TINJAUAN YURIDIS PELAKASAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG MEREK TERHADAP KESAMAAN ATAU KEMIRIPAN PADA MEREK PRODUK MAKANAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO : 402KPdt.Sus2001) SKRIPSI

0 0 13