Mengenai permohonan banding kepada Komisi Banding Merek diatur dalam Pasal 29 sampai dengan Pasal 32 UUM No. 15 Tahun 2001.
D. Penghapusan dan Pembatalan Merek
1. Penghapusan Merek
Penghapusan pendaftaran merek diatur dalam Pasal 61 sampai dengan Pasal 67 UUM No. 15 Tahun 2001. Pada Pasal 61 ayat 1 diatur bahwa terdapat
dua cara untuk penghapusan pendaftaran suatu merek, yaitu: a.
Atas prakarsa Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual b.
Atas prakarsa sendiri, yaitu berdasarkan permohonan pemilik merek yang bersangkutan.
Penghapusan pendaftaran merek atas prakarsa sendiri oleh pemilik merek atau kuasanya baik sebagian atau seluruh jenis barang danatau jasa, undang-
undang tidak menentukan persyaratannya. Nantinya permohonan pembatalan ini diajukan kepada Direktorat Jenderal dan penghapusan merek tersebut dicatat
dalam Daftar Umum Merek dan diumumkan dalam Berita Resmi Merek. Sedangkan penghapusan pendaftaran merek atas Prakarsa Direktorat
Jenderal dapat dilakukan jika memenuhi hal-hal sebagaimana yang diatur dalam Pasal 61 ayat 2 dan 3, yaitu:
a. Merek tidak digunakan nonuse selama tiga tahun berturut-turut dalam
perdagangan barang danatau jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian
terakhir,
71
kecuali apabila ada alasan yang dapat diterima oleh Direktorat Jenderal, yaitu:
1 Larangan impor;
2 Larangan
yang berkaitan dengan izin bagi peredaran barang yang menggunakan merek yang bersangkutan atau keputusan dari pihak yang
berwenang yang bersifat sementara; 3
Larangan serupa lainnya yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah b.
Merek digunakan untuk jenis barang danatau jasa yang tidak sesuai dengan jenis barang atau jasa yang dimohonkan pendaftaran, termasuk pemakaian
merek yang tidak sesuai dengan merek didaftar. Sebagaimana yang diatur dalam Pasal 61 UUM No. 15 Tahun 2001,
penghapusan pendaftaran merek berdasarkan prakarsa Direktorat Jenderal dapat pula diajukan oleh pihak ketiga. Pengajuan permintaan tersebut dilakukan dengan
gugatan melalui Pengadilan Jakarta Pusat atau Pengadilan Niaga.
72
Terhadap putusan Pengadilan Negeri tersebut tidak dapat diajukan permohonan banding.
Apabila gugatan penghapusan pendaftaran merek tersebut diterima dan telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap maka Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual akan melaksanakan penghapusan merek yang bersangkutan.
73
Penghapusan pendaftaran merek atas prakarsa Direktorat Jenderal tersebut dapat dilakukan seluruhnya atau sebagian jenis barang atau jasa yang termasuk
dalam satu kelas. Permintaan itu kemudian diajukan ke Direktorat Jenderal Hak
71
Pemakaian terakhir adalah penggunaan merek tersebut pada produksi barang atau jasa yang diperdagangkan. Saat pemakaian terakhir tersebut dihitung dari tanggal terakhir pemakaian
sekalipun setelah itu barang yang bersangkutan masih beredar di masyarakat.
72
OK. Saidin, Op. Cit., hlm. 393.
73
Ibid.
Kekayaan Intelektual untuk kemudian dicatat dalam Daftar Umum Merek dan diumumkan dalam Berita Resmi Merek.
74
Untuk semua penghapusan pendaftaran merek, dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dengan mencoret merek yang bersangkutan
dari Daftar Umum Merek, untuk itu harus pula diberikan catatan tentang alasan dan tanggal penghapusan tersebut. Untuk selanjutnya diberitahukan secara tertulis
kepada pemilik merek atau kuasanya, dengan menyebutkan alasannya dan disertai dengan penegasan bahwa sejak tanggal pencoretan dari Daftar Umum Merek
maka Sertifikat Merek yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku lagi.
75
Penghapusan merek sebagaimana disebutkan di atas kemungkinan akan merugikan pemilik merek. Oleh karena itu, masih disediakan kesempatan bagi
pemilik merek yang dihapus untuk mengajukan keberatan atas penghapusan merek tersebut. keberatan terhadap keputusan penghapusan pendaftaran merek
atas prakarsa Direktorat Jenderal tersebut dapat diajukan kepada Pengadilan Niaga.
2. Pembatalan Merek