tidak dapat didaftarkan yaitu merek yang tidak layak dijadikan merek, sedangkan merek yang ditolak, yaitu merek yang akan merugikan pihak lain.
69
C. Pendaftaran Merek di Indonesia
UUM No. 15 Tahun 2001 menganut sistem pendaftaran konstitutif sehingga menimbulkan hak apabila sudah didaftarkan oleh si pemilik. Pendaftaran
atas merek merupakan suatu keharusan. Berikut ini adalah prosedur pendaftaran merek yang diatur dalam UUM No. 15 Tahun 2001.
1. Permohonan Pendaftaran Merek
Permohonan pendaftaran merek diatur dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 12 UUM No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Syarat dan tata cara permohonan
pendaftaran merek kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual adalah sebagai berikut:
a. Diajukan secara tertulis;
Diketik dalam bahasa Indonesia pada blangko formulir permohonan yang telah disediakan dan ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya dan
dibuat dalam rangkap empat dengan mencantumkan: 1
Tanggal, bulan, tahun; 2
nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat pemohon; 3
nama lengkap dan alamat kuasa apabila permohonan diajukan melalui kuasa;
4 warna-warna
apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya
69
Ibid.
menggunakan unsur-unsur warna; 5
nama negara dan tanggal permintaan merek yang pertama kali dalam hal permohonan diajukan dengan hak prioritas.
Permohonana ini ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya, baik pemohon yang terdiri atas satu orang atau beberapa orang secara
bersama, maupun badan hukum. Dalam hal pemohon lebih dari satu orang maka semua nama Pemohon dicantumkan dengan memilih salah
satu alamat sebagai alamat mereka. b.
Permohonan untuk dua kelas barang atau lebih danatau jasa dapat diajukan dalam satu permohonan, tetapi harus menyebutkan jenis barang
danatau jasa yang termasuk dalam kelas
yang dimohonkan pendaftarannya. Kelas barang atau jasa ini diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 1993, sebagaimana dimuat pada slide Sri Hernowo Sulistiyo, Direktorat Merek pada Kementerian Hukum dan
HAM RI sebagai berikut:
70
1 Daftar kelas barang
No Kelas
Barang Jenis-Jenis Barang
1 Kelas 1
Bahan kimia yang dipakai dalam industri, ilmu pengetahuan dan fotografi, maupun dalam pertanian, perkebunan, dan
kehutanan; damar tiruan yang tidak diolah, plastik yang tidak diolah; pupuk; komposisi bahan pemadam api, sediaan
70
http:www.dreamid.comdocDaftar20Klasifikasi20Kelas20Merek20Barang 20dan20Jasa.pdf. Diakses pada tanggal 20 Maret 2015.
pelunak dan pematri; zat-zat kimia untuk mengawetkan makanan; zat-zat penyamaki perekat yang dipakai dalam
industry
2. Kelas 2
Cat-cat, pernis-pernis; lak-lak; bahan pencegah karat dan kelapukan kayu; bahan pewarna; pembetsapengering; bahan
mentah, damar alam; logam dalam bentuk lembaran dan bubuk untuk para pelukis, penata dekor, pencetak dan
seniman
3. Kelas 3
Sediaan pemutih dan zat-zat lainnya untuk mencuci; sediaan untuk membersihkan, mengkilatkan, membuang lemak dan
menggosok; sabun-sabun; wangi-wangi, minyak-minyak sari; kosmetik, losion rambut; bahan-bahan pemelihara gigi
4. Kelas 4
Minyak-minyak dan lemak-lemak untuk industri; bahan pelumas; komposisi zat untuk menyerap, membasahi dan
mengikat debu; bahan bakar termasuk larutan hasil penyulingan untuk motor dan bahan-bahan penerangan;
lilin-lilin, sumbu-sumbu
5. Kelas 5
Sediaan hasil farmasi, ilmu kehewanan dan saniter; bahan- bahan untuk berpantang makandiet yang disesuaikan untuk
pemakaian medis, makanan bayi; plester-plester, bahan- bahan pembalut; bahan-bahan untuk menambal gigi, bahan
pembuat gigi palsu; pembasmi kuman; sediaan untuk membasmi binatang perusak, jamur, tumbuh-tumbuhan
6. Kelas 6
Logam-logam biasa dan campurannya; bahan bangunan dari logam; bangunan-bangunan dari logam yang dapat diangkut;
bahan-bahan dari logam untuk jalan kereta api; kabel dan kawat-kawat dari logam biasa bukan untuk listrik; barang-
barang besi, benda-benda kecil dari logam besi; pipa-pipa dan tabung-tabung dari logam; lemari-lemari besii barang-
barang dari besi biasa yang tidak termasuk dalarn kelas-kelas lain; bijih-bijih
7. Kelas 7
Mesin-mesin dan mesin-mesin perkakas; motor-motor dan mesin-mesin kecuali untuk kendaraan darat; kopeling
mesin dan komponen transmisi kecuali untuk kendaraan darat; perkakas pertanian; mesin menetas untuk telur
8. Kelas 8
Alat-alat dan perkakas tangan dijalankan dengan tangan; alat-alat pemotong; pedan-pedang; pisau silet
9. Kelas 9
Aparat dan instrumen ilmu pengetahuan, pelayaran, geodesi, listrik, fotografi, sinematografi, optik, timbang, ukur, sinyal,
pemeriksaan pengawasan, penyelamatan dan pendidikan; aparat untuk merekam, mengirim atau mereproduksi suara
atau gambar; pembawa data magnetik, disk perekam; mesin- mesin otomat dan mekanisme untuk aparat yang bekerja
dengan memasukkan kepingan logam ke dalamnya; mesin kas, mesin hitung, peralatan pengolah data dan komputer;
aparat pemadam kebakaran
10. Kelas 10 Aparat dan instrumen pembedahan, pengobatan, kedokteran,
kedokteran gigi dan kedokteran hewan, anggota badan, mata dan gigi palsu; benda-benda ortopedik; bahan-bahan untuk
penjahitan luka bedah
11. Kelas 11 Aparat untuk keperluan penerangan, pemanasan, penghasilan
uap, pemasakan, pendinginan,pengeringan, penyegaran udara, penyediaan air dan kebersihan
12. Kelas 12 Kendaraan-kendaraan; udara atau air, aparat untuk bergerak
di darat
13. Kelas 13 Senjata-senjata api; amunisi-amunisi dan proyektil-proyektil;
bahan peledak; kembang api; petasan
14. Kelas 14 Logam-logam mulia serta campuran-campurannya dan
benda-benda yang dibuat dari logam mulia atau yang disalut dengan bahan itu, yang tidak termasuk dalam kelas-kelas
lainnya; perhiasan, batu-batu mulia; jam-jam dan instrumen pengukur waktu
15. Kelas 15 Alat-alat musik
16. Kelas 16 Kertas, karton dan barang-barang yang terbuat dari bahan-
bahan ini, yang tidak termasuk kelas-kelas lain; barang- barang cetakan; bahan-bahan untuk menjilid buku; potret-
potret; alat tulis-menulis perekat untuk keperluan alat tulis- menulis atau rumah tangga alat-alat kesenian, kuas untuk cat,
mesin tik, dan keperluan kantor kecuali perabot kantor;
bahan pendidikan dan pengajaran kecuali aparat-aparat; bahan-bahan plastik untuk pembungkus yang tidak
termasuk kelas-kelas lain, kartu-kartu main; huruf-huruf cetak; klise-klise
17. Kelas 17 Karet, getah-perca, getah, asbes, mika dan barang- barang
terbuat dari bahan-bahan ini dan tidak termasuk kelas- kelas lain; plastik-plastik yang sudah berbentuk untuk digunakan
dalam pembuatan barang; bahan-bahan untuk membungkus, merapatkan dan menyekat; pipa-pipa lentur, bukan dari
logam
18. Kelas 18 Kulit dan kulit imitasi, dan barang-barang terbuat dari bahan-
bahan ini dan tidak termasuk dalam kelas-kelas lain; kulit- kulit halus binatang, kulit mentah; koper-koper dan tas-tas
untuk tamasya; payung-payung hujan, payung-payung matahari dan tongkat-tongkat; cambuk-cambuk, pelana dan
peralatan kuda dari kulit
19. Kelas 19 Bahan-bahan bangunan bukan logam ; pipa-pipa kaku
bukan dari logam untuk bangunan; aspal, pek, bitumen; bangunan-bangunan yang dapat dipindah-pindah bukan dari
logam; monumen- monumen, bukan dari logam
20. Kelas 20 Perabot-perabot rumah, cermin-cermin, bingkat gambar;
benda-benda yang tidak termasuk dalam kelas-kelas lain dari kayu, gabus, rumput, buluh, rotan, tanduk, tulang,
gading, balein, kulit kerang, amber, kulit mutiara, tanah liat magnesium dan bahan-bahan penggantinya, atau dari plastik
21. Kelas 21 Perkakas dan wadah-wadah untuk rumah tangga atau dapur
bukan dari logam mulia atau yang dilapisi logam mulia sisir-sisir dan bunga-bunga karang; sikat-sikat kecuali kwas-
kwas;
bahan pembuat
sikat; benda-benda
untuk membersihkan; wol; baja; kaca yang belum atau setengah
dikerjakan kecuali kaca yang dipakai dalam bangunan ; gelas-gelas, porselin dan pecah belah dari tembikar yang
tidak termasuk dalam kelas-kelas lain
22. Kelas 22 Tambang, tali, jala-jala, tenda-tenda, tirai, kain terpal, layar-
layar, sak-sak dan kantong-kantong yang tidak termasuk dalam kelas-kelas lain; bahan-bahan pelapis dan pengisi
bantal kecuali dari karet atau plastik ; serat-serat kasar untuk pertenunan
23. Kelas 23 Benang-benang untuk tekstil
24. Kelas 24 Tekstil dan barang-barang tekstil, yang tidak termasuk dalam
kelas-kelas lain; tilam-tilam tempat tidur dan meja
25. Kelas 25 Pakaian, alas kaki, tutup kepala
26. Kelas 26 Renda-renda dan sulaman-sulaman, pita-pita dan jalinan-
jalinan dari pita; kancing-kancing kail dan mata kait, jarum- jarum pentul dan jarum-jarum; bunga-bunga buatan
27. Kelas 27 Karpet-karpet, permadani, keset, bahan anyaman untuk
pembuat keset, linoleum dan bahan-bahan lain untuk penutup ubin; hiasan-hiasan gantung dinding bukan dari
tekstil
28. Kelas 28 Mainan-mainan; alat-alat senam dan olah-raqa yang tidak
termasuk kelas-kelas lain; hiasan pohon natal
29. Kelas 29 Daging, ikan, unggas dan binatang buruan, saripati dagingi
buah-buahan dan sayuran yang diawetkan, dikeringkan dan dimasaki agar-agar; selai-selai; saus dari buah-buahan; telur,
susu dan hasil-hasil produksi susu; minyak-minyak dan lemak-lemak yang dapat dimakan
30. Kelas 30 Kopi, teh, kakao, gula, beras, topioka, sagu, kopi buatan;
tepung dan sediaan-sediaan terbuat dari gandum; roti, kue- kue dan kembang-kembang gula, es konsumsi; madu, air
gula; ragibubuk pengembang rotikue; garam, moster; cukasaus-saus bumbu-bumburempah-rempah, es, kecap,
tauco, trasi, petis, krupuk, emping.
31. Kelas 31 Hasil-hasil produksi pertanian, perkebunan, kehutanan dan
jenis-jenis gandum yang tidak termasuk dalam kelas-kelas lain; binatang-binatang hidup; buah-buahan dan sayuran
segar; benih-benih; tanaman dan bunga-bunga alami; makanan hewan; mout
32. Kelas 32 Bir dan jenis-jenis bir; air mineral dan air soda dan minuman
bukan alkohol lainnya; minuman-minuman dari buah dan perasan buah; sirop-sirop dan sediaan-sediaan lain untuk
membuat minuman.
33. Kelas 33 Minum-minuman keras kecuali bir
34. Kelas 34 Tembakau, barang-barang keperluan perokok; korek api
2 Daftar kelas jasa
No. Kelas
Jasa Jenis-jenis Jasa
1. Kelas 35
Periklanan; manajemen usaha; administrasi usaha; fungsi- fungsi kantor
2. Kelas 36
Asuransi; urusan keuangan; urusan moneter; urusan tanah dan bangunan
3. Kelas 37
Pembangunan gedung; perbaikan; jasa-jasa pemasangan 4.
Kelas 38 Telekomunikasi
5. Kelas 39
Angkutan; pengemasan dan penyimpanan barang-barang; pengaturan perjalanan
6. Kelas 40
Perawatan bahan-bahan 7.
Kelas 41 Pendidikan; pemberian pelatihan; hiburan; kegiatan olahraga
dan kebudayaan
8. Kelas 42
Jasa-jasa yang bersifat ilmu pengetahuan dan teknologi dan berkaitan dengan penelitian dan perancangan; Jasa-jasa analisis
dan penelitian di bidang industri; Jasa-jasa perancangan dan pengembangan perangkat keras dan lunak computer; Jasa-jasa
pelayanan umum
9 Kelas 43
Penyediaan makanan dan minuman; Akomodasi sementara 10
Kelas 44 Jasa-jasa perawatan medis; Jasa kedokteran hewan; Perawatan
kesehatan dan kecantikan bagi manusia atau hewan; Jasa-jasa pertanian, holtikultura; dan kehutanan
11 Kelas 45
Jasa-jasa yang bersifat pribadi dan sosial yang diberikan oleh orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan perorangan;
Jasa-jasa keamanan untuk melindungi barang milik dan perorangan
c. Surat permohonan pendaftaran merek dilampiri dengan:
1 fotokopi Kartu Tanda Penduduk KTP yang dilegalisir. Bagi pemohon
yang berasal dari luar negeri sesuai dengan ketentuan undang-undang harus memilih tempat kedudukan di Indonesia, biasanya dipilih pada
alamat kuasa hukumnya; 2
fotokopi akta pendirian badan hukum yang telah disahkan oleh notaris apabila permohonan diajukan atas nama badan hukum;
3 fotokopi peraturan pemilikan bersama apabila permohonan diajukan
atas nama lebih dari satu orang merek kolektif; 4
surat kuasa khusus apabila permohonan pendaftaran dikuasakan; 5
tanda pembayaran biaya permohonan; 6
20 duapuluh helai etiket merek dengan ukuran maksimal 9X9 cm, minimal 2X2 cm;
7 surat pernyataan bahwa merek yang dimintakan pendaftaran adalah
miliknya. 2.
Pemeriksaan Kelengkapan Persyaratan Pendaftaran Merek Administrasi Hal ini diatur dalam Pasal 13 dan Pasal 14 UUM No. 15 Tahun 2001. Setelah
memenuhi persyaratan permohonan pendaftaran merek, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual akan melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan
persyaratan yang meliputi:
a. pemeriksaan kelengkapan pengisian formulir pendaftaran merek.
b. pemeriksaan lampiran-lampiran.
Apabila dalam pemeriksaan kelengkapan administrasi terjadi kekurangan persyaratan, maka diberi waktu paling lama 2 dua bulan terhitung sejak
tanggal pengiriman surat permintaan untuk memenuhi kelengkapan persyaratan tersebut. Dalam hal kelengkapan persyaratan tersebut tidak
dipenuhi dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual akan memberitahukan secara tertulis kepada pemohon
atau kuasanya bahwa permohonannya dianggap ditarik kembali dan segala biaya yang telah dibayarkan kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual tidak dapat ditarik kembali. Apabila seluruh persyaratan administrasi telah dipenuhi, maka terhadap permohonan diberikan tanggal
penerimaan atau filling date yang dicatat oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.
3. Pemeriksaan Substantif
Pemeriksaan substansif ini dilakukan berdasarkan Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6 UUM No. 15 Tahun 2001. Pemeriksaan substantif diatur dalam Pasal 18
sampai dengan Pasal 20 UUM No. 15 Tahun 2001. Pemeriksaaan substantif dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual terhadap
permohonan dalam waktu 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal penerimaan. Pemeriksaan ini dilaksanakan oleh Pemeriksa pada Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang akan diselesaikan dalam waktu paling lama 9 sembilan bulan. Dalam hal pemeriksa melaporkan hasil
pemeriksaan substantif bahwa permohonan dapat disetujui untuk didaftar, maka atas persetujuan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dan
permohonan tersebut diumumkan dalam Berita Resmi Merek. Namun apabila Pemeriksa melaporkan hasil pemeriksaan substantif bahwa permohonan tidak
dapat disetujui didaftar atau ditolak, maka atas persetujuan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, hal tersebut akan diberitahukan kepada pemohon
atau kuasanya dengan menyebutkan alasannya dan dalam waktu paling lama 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal penerimaan surat pemberitahuan
pemohon atau kuasanya dapat menyampaikan keberatan atau tanggapannya dengan menyebutkan alasannya. Dalam hal pemohon atau kuasanya tidak
menyampaikan keberatan atau tanggapannya, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual menetapkan keputusan tentang penolakan permohonan
tersebut. Jika pemohon atau kuasanya dalam menyampaikan keberatan atau
tanggapannya dan Pemeriksa melaporkan tanggapan tersebut dapat diterima, atas persetujuan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, permohonan
itu diumumkan dalam Berita Resmi Merek. Tetapi dalam hal pemohon atau kuasanya menyampaikan keberatan atau tanggapannya dan pemeriksa
melaporkan tanggapan tersebut tidak dapat diterima, maka atas persetujuan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, ditetapkan keputusan tentang
penolakan permohonan tersebut yang diberitahukan secara tertulis kepada pemohon atau kuasanya dengan menyebutkan alasannya.
4. Pengumuman Permohonan
Pengumuman permohonan diatur dalam Pasal 2l sampai dengan Pasal 23 UUM No.15 Tahun 2001. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
mengumumkan permohonan tersebut dalam Berita Resmi Merek dalam jangka waktu paling lama 10 sepuluh hari terhitung sejak disetujuinya permohonan
untuk didaftar. Selanjutnya sesuai dengan ketentuan Pasal 22 ayat 1 UUM No. 15 Tahun
2001 maka pengumuman permohonan berlangsung selama 3 tiga bulan dan dilakukan dengan:
a. menempatkan dalam Berita Resmi Merek yang diterbitkan berkala oleh
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, danatau; b.
menempatkan pada sarana khusus yang mudah serta jelas dapat dilihat oleh masyarakat yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual. Pengumuman dilakukan dengan mencantumkan:
a. nama dan alamat lengkap pemohon, termasuk kuasa apabila permohonan
diajukan melalui kuasa; b.
kelas dan jenis barang danatau jasa bagi merek yang dimohonkan pendaftarannya;
c. tanggal penerimaan;
d. contoh merek; nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang
pertama kali; e.
dalam hal permohonan diajukan dengan menggunakan hak prioritas. 5.
Keberatan dan Sanggahan
Hal ini diatur dalam Pasal 24 sampai dengan Pasal 25 UUM No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Selama periode pengumuman yaitu dalam jangka waktu
3 tiga bulan, setiap pihak dapat mengajukan keberatan atas pendaftaran merek tersebut dan mengajukan alasan-alasan tertulis disertai bukti bahwa
merek yang dimohonkan pendaftrarannya seharusnya tidak dapat didaftar atau ditolak.
Hal-hal yang menyebabkan suatu merek tidak dapat didaftarkan diatur dalam Pasal 4 dan Pasal 5 UUM No. 15 Tahun 2001. Merek tidak dapat didaftarkan
karena merek tersebut: a.
didaftarkan oleh pemohon yang beritikad tidak baik; b.
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas keagamaan, kesusilaan, atau ketertiban umum;
c. tidak memiliki daya pembeda;
d. telah menjadi milik umum; atau
e. merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya. Hal-hal yang menyebabkan suatu permohonan merek harus ditolak oleh
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang diatur dalam Pasal 6 UUM No. 15 Tahun 2001. Permohonan suatu merek ditolak apabila merek tersebut:
a. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek
milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih dulu untuk barang danatau jasa yang sejenis;
b. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek
yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang danatau jasa sejenis; c.
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang danatau jasa yang tidak
sejenis sepanjang memenuhi persyaratan tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah;
d. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan
indikasi geografis yang sudah dikenal; e.
merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang
berhak; f.
merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau simbol atau lembaga negara atau lembaga nasional maupun
internasional, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang; g.
merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan oleh negara atau lembaga pemerintah, kecuali atas persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang. Pemohon akan diberitahukan mengenai penolakan tersebut oleh Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dalam waktu paling lama 14 empat belas hari terhitung sejak tanggal penerimaan keberatan. Dalam hal ini
pemohon mempunyai kesempatan untuk mengajukan sanggahan atas keberatan tersebut pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
secara tertulis dalam jangka waktu paling lama dua 2 dua bulan sejak tanggal penerimaan salinan keberatan.
6. Pemeriksaan Kembali
Jika keberatan diajukan, pemeriksaan kembali atas merek tersebut akan dilaksanakan dalam waktu paling lama 2 dua bulan terhitung sejak
berakhirnya jangka waktu pengumuman. Jika menurut Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, merek tersebut dapat didaftarkan, maka sebuah
Sertifikat Merek akan diterbitkan dalam waktu paling lama 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal pemohon disetujui untuk didaftar dalam Daftar
Umum Merek. Jika tidak ada keberatan, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual menerbitkan dan memberikan Sertifikat Merek dalam waktu paling
lama 30 tiga puluh hari terhitung sejak berakhimya jangka waktu pengumuman.
Mengenai pemeriksaan kembali diatur dalam Pasal 26 sampai dengan Pasal 27 UUM No. 15 Tahun 2001.
7. Permohonan Banding kepada Komisi Banding Merek
Jika pemohon merek tidak puas dengan keputusan penolakan permohonan, pemohon dapat mengajukan banding ke Komisi Banding Merek dalam tempo
paling lama 3 tiga bulan sejak pemberitahuan putusan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual untuk menerima atau menolak permohonan
pendaftaran tersebut. Komisi Banding Merek harus membuat putusan dalam tempo paling lama 3 tiga bulan. Akan tetapi, jika pemohon berpendapat
bahwa Komisi Banding Merek telah membuat suatu kekeliruan, pemohon atau kuasanya boleh mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga dan kemudian
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung.
Mengenai permohonan banding kepada Komisi Banding Merek diatur dalam Pasal 29 sampai dengan Pasal 32 UUM No. 15 Tahun 2001.
D. Penghapusan dan Pembatalan Merek