53
4.1.7 Potensi Pariwisata
Kota Medan memiliki 35 objek wisata yang dikelompokkan menjadi 5 lima kategori yaitu Wisata Alama, Budaya, Karajinan, Kuliner dan Rekreasi,
dimana diantaranya ada 4 objek wisata unggulan yang pengembangan dan pengelolaannya dibina dan didampingi Pemerintah Kota Medan melalui Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan. Keempat objek wisata unggulan tersebut
adalah Istana
Maimoon, Mesjid
Raya Al-Mahsun,
Taman BuayaPenangkaran Buaya, dan Rumah Tjong A Fie. Potensi Pariwisata di Kota
Medan dapat terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel: 4.2 Objek Wisata Kota Medan No
Nama Objek Wisata Jenis Objek
Wisata Lokasi Objek
Wisata
1 Istana Maimoon
BudayaSejarah Jl. Brigjend Katamso
2 Mesjid Raya Al-Mahsun
BudayaSejarah Jl. Mesjid Raya
3 Klenteng Hindu Sri Mariaman BudayaSejarah
Jl. H.Zainun Arifin 4
Gereja Katolik BudayaSejarah
Jl. Pemuda 5
Mesjid Labuhan BudayaSejarah
Labuhan Deli 6
Kebun Binatang RekreasiFauna
7 TPI
Rekreasi Medan Labuhan
8 Taman Sri Deli
Rekereasi Jl. SM. Raja
9 Taman Ahmad Yani
Rekreasi Jl. Jendral Sudirman
10 Taman Pengangkaran Buaya RekreasiFauna
Asam Kumbang 11 Danau Siombak Indah
AlamBahari Medan Marelan
12 Ocean Fasifik AlamBahari
Belawan 13 Perumahan Nelayan Indah
AlamBahari Medan Labuhan
14 Rahmat Galery RekreasiFauna
Jl. S. Parman 16 Pakantan
Kuliner Jl. Pandu
17 Merdeka Walk Kuliner
Jl. Balai Kota 18 Taman Lili Suhery
Kuliner Jl. Listrik
19 Pagaruyung Kuliner
Jl. Pagaruyung 20 Balai kota
BudayaSejarah Jl. Balai Kota
21 Menara PDAM Tirta Nadi BudayaSejarah
Jl. SM. Raja 22 Kantor Pos Induk
BudayaSejarah Jl. Balai Kota
23 Klenteng Budha BudayaSejarah
Jl. Jenderal Sudirman 24 Titi Gantung
BudayaSejarah Stasiun Kreta Api
Universitas Sumatera Utara
54
25 Pekan Raya Sumatera Utara BudayaSejarah
Jl.Jend.Gatot Subroto 26
Museum Negeri SU BudayaSejarah
Jl. A.M Joni 27
Museum Bukit Barisan BudayaSejarah
Jl. H.Zainun Arifin 28
Pusat Industri Kecil Menteng Kerajinan
Jl. Medan Tenggara 29
Pabarik Bakaran Batu 1 Kerajinan
Jl. Bromo 30 Perkebunan Tembakau
AlamAgrowisata Perkeb. Tembakau 31
Rumah Tjong A Fie BudayaSejarah
Jl. Ahmad Yani 32
Vihara Maria Anne BudayaSejarah
33 Kesawan Town
BudayaSejarah Jl. Ahmad Yani
34 London Sumatera Indonesia
BudayaSejarah Jl. Ahamad Yani
35 Geraja Immanuel
BudayaSejarah Jl. Diponegoro
Sumber: Dinas Pariwisata Kota Medan
Sektor pariwisata tidak dapat berkembang baik apabila tidak didukung oleh tersedianya fasilitas yang memadai, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Pengaruh yang kuat dari usaha nyata dan sistematis terhadap perkembangan sektor pariwisata dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan akan fasilitas
dan sarana dan prasaran sektor pariwisata tersebut. Berikut pluktuasi dan perkembangan jumlah hotel, dan jumlah tempat hiburan di kota Medan yang
merupakan potensi pengembangan sektor pariwisata Kota Medan.
Tabel 4.3 Jumlah Hotel di Kota Medan Menurut Kelas Hotel Tahun 2006-2010
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
55
Tabel 4.4 Tempat Hiburan Berijin di Kota Medan Dirinci Menurut Jenisnya Tahun 2006-2010
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan
4.2 Hasil Analisis dan Pembahasan 4.2.1 Analisis Daya Saing Sektor Pariwisata Kota Medan Berdasarkan
Metode
Location Quotient LQ
Untuk menganalisis potensi sektor pariwisata di Kota Medan digunakan metode analisis Location Quotient LQ. LQ merupakan suatu perbandingan
tentang besarnya peranan suatu sektor di Kota Medan terhadap besarnya peranan sektor tersebut di tingkat Provinsi Sumatera Utara. Maka dalam perhitungannya
dibutuhkan sumbangan PDRB tiap sektor dan PDRB baik di Kota Medan maupun Provinsi Sumatera Utara.
Dalam penelitian ini, sektor-sektor yang dimaksud dibagi ke dalam sembilan sektor yakni : 1 Pertanian, 2 Pertambangan dan penggalian, 3
Industri Pengolahan, 4 Listrik, Gas dan Air Minum, 5 Bangunan dan Konstruksi, 6 Perdagangan, Hotel, Restoran, 7 Pengangkutan dan Komunikasi,
8 Keuangan, Asuransi, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9 dan Jasa-jasa lainnya.
Universitas Sumatera Utara
56
Dari hasil perhitungan nilai koefisien LQ, maka sektor-sektor akan dikategorikan ke dalam sektor basis unggul atau sektor non basis tidak unggul.
Suatu sektor dikatakan basisunggul apabila sektor tersebut memiliki nilai koefisien LQ 1, yang sekaligus mengindikasikan bahwa sektor tersebut
merupakan sektor yang potensial unggul untuk dikembangkan dalam upaya peningkatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Kota Medan.Sedangkan
suatu sektor dikatakan non-basis tidak unggul apabila sektor tersebut memiliki nilai koefisien LQ 1, yang mengindikasikan bahwa sektor tersebut kurang
potensial unggul untuk dikembangkan dalam upaya peningkatan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Kota Medan.
Berdasarkan formulasirumus LQ, maka ada tiga kemungkinan nilai LQ yang dapat diperoleh, yaitu :
1. Nilai LQ = 1, ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor I di Kota Medan
adalah sama dengan sektor yang sama dalam perekonomian Provinsi Sumatera Utara.
2. Nilai LQ 1, ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor I di Kota Medan
lebih kecil dibandingkan dengan sektor yang sama dalam perekonomian Provinsi Sumatera Utara.
3. Nilai LQ 1, ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor I di Kota Medan
lebih kecil dibandingkan dengan sektor yang sama dalam perekonomian Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
57
Dalam perhitungan nilai koefisien LQ ini, penulis menggunakan data PDRB menurut lapangan usaha. Hasil perhitungan Location Quotient LQ Kota
Medan dalam kurun waktu 2006-2010 pada lampiran disertakan dalam tabel 4.3
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Indeks Location Quotient LQ
Kota Medan Tahun 2006-2010
Sumber: Hasil Olahan Data
Berdasarkan tabel 4.5 hasil perhitungan nilai Location Quotiens LQ Kota Medan dalam kurun waktu 2006-2010 maka dapat teridentifikasi sektor-sektor
basis dan non basis. Yang termasuk dalam sektor basis di Kota Medan dengan nilai perhitungan LQ1 yaitu sektor pengangkutan dan Komunikasi 2,15,
Keuangan, Persewaan dan Jasa 2,04, Listrik, Gas dan Air Bersih 1,93, sektor Bangunan 1,44, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,43, sektor Jasa-jasa
1,04. Sedangkan sektor nonbasis yang terdapat di Kota Medan adalah dengan nilai perhitungan LQ1 adalah sektor Industri Pengolahan, sektor Pertanian dan
sektor Pertambangan dan Penggalian. Berdasarkan hasil perhitungan nilai LQ sektor ekonomi yang memiliki
nilai LQ tertinggi adalah sektor Pengangkutan dan Komunikasi diikuti sektor
Universitas Sumatera Utara
58
Keuangan, Persewaan dan jasa, sektor Banungan, sektor Perdangan, Hotel dan Restoran, sektor Listrik, Gas dan Air Berish serta sektor Jasa-jasa. Terdapat enam
sektor ekonomi yang merupakan sektor basis di Kota Medan. Sektor basis merupakan sektor yang memiliki peranan yang sangat besar terhadap peningkatan
pertumbuhan perekonomian Kota Medan serta memiliki kekuatan dan potensi untuk dikembangkan. Meskipun sektor basis merupakan sektor yang potensial
untuk dikembangkan dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Medan tetapi tidak mengabaikan sektor nonbasis lainya.Karena sektor non basis tersebut
dapat dikembangkan menjadi sektor basis yang baru.
4.2.2 Analisis Daya Saing Sektor Pariwisata Kota Medan Berdasarkan Metode