Ruang Lingkup Penelitian Lokasi Penelitan Jenis dan Sumber Data Defenisi Operasional Variabel Penelitian

37

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah merupakan analisis untuk melihat variabel dari objek penelitian atau apa yang menjadi titik suatu penelitian. Adapun variabel atau tolak ukur dalam analisis daya saing sektor pariwisata kota Medan ini yakni, data sekunder berupa PDRB kota Medan menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan dan PDRB Sumatera Utara menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan.

3.2 Lokasi Penelitan

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis daya saing sektor pariwisata kota Medan dan kawasan wilayah kota Medan yang berhubungan dan berkaitan dengan objek penelitian akan menjadi lokasi penelitain.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan mencataat teori-teori dari buku-buku literature, bacaan-bacaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sumber data-data yang digunakan berasal dari Badan Pusat Statistik Kota Medan dan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Dinas Pariwisata Kota Medan serta Dinas Pariwisata Propinsi Sumatera Utara. Dalam penelitian ini periode waktu yang digunakan berkisar pada tahun 2006-2010. 37 Universitas Sumatera Utara 38

3.4 Metode Analisis

Pada peneltian ini, metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan-permasalahan digunakan alat analisis yaitu: Location Quotient LQ digunakan untuk menganalisis potensi ekonomi dalam dalam hal ini menentukan potensi sektor pariwisata kota Medan. Shift Share Analisys SSA digunakan untuk menegtahui daya saing sektor pariwisata kota Medan.

3.4.1 Location Quotient LQ

Analisis sektor basis dengan pendekatan LQ untuk mengetahui potensi spesialisasi suatu daerah terhadap aktivitas ekonomi utama atau untuk mengetahui sektor unggulanya. Dengan rumus: LQ i = totSUMUT SUMUTi totKM KMi PDRB PDRB PDRB PDRB Keterangan: LQi = Nilai LQ pada sektor i PDRB KMi = PDRB sektor i Kota Medan PDRB SUMUTi = PDRB sektor i Sumatera Utara PDRB tot KM = Total PDRB dari seluruh kegiatan sektor Kota Medan PDRB tot SUMUT = Besaran total dari seluruh kegiatan sektor Sumatera Utara Apabila nilai LQ 1 artinya peranan sektor tersebut di daerah itu lebih menonjol dibanding peranan sektor secara nasional atau lebih luas. Sebaliknya, apabila LQ 1 maka peranan sektor tersebut lebih kecil dari pada peranan sektor tersebut secara nasional. Dalam analisis ini menggunakan data PDRB Kota Universitas Sumatera Utara 39 Medan Atas Dasar Harga Konstan mulai tahun 2006 sampai tahun 2010 dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Sumatera Utara Tahun 2006-2010.

3.4.2 Shift Share Analisys SSA

Analisis ini juga digunakan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor pada perekonomian wilayah Koa Medan. Hasil analisis shift share ini juga mampu menunjukkan keunggulan kompetitif wilayah Kota Medan melalui kinerja sektor dalam PDRB dibandingkan Sumatera Utara. Kemudian dilakukan analisis terhadap penyimpangan berdasarkan perbandingan tersebut. Jika penyimpangan positif maka wilayah tersebut mempunyai keunggulan kompetitif dan berdaya saing. Data yang digunakan untuk analisi shift-share ini adalah PDRB Kota Medan dan Sumatera Utara berdasarkan lapangan usaha atas dasar harga konstan tahun 2000. Secara matematis, Provincial Share PS, Proportional Shift P, dan Differential Shift D dapat diformulasikan sebagai berikut Tarigan, 2007:88; Sjafrizal, 2008:91: 1. Provincial Share PS           1 1 1 SUMUTt SUMUTt KMt KM PDRB PDRB PDRBi PSit 2. Proportional Shift P             1 _ 1 1 SUMUTt TOT t TOTSUMUT SUMUTt SUMUTt KMt KM PDRB PDRB PDRBi PDRBi PDRBi Pit 3. Differential Shift D Universitas Sumatera Utara 40             1 _ 1 1 SUMUTt t SUMUT KMt KMt KMt KM PDRBi PDRBi PDRBi PDRBi PDRBi Dit Di mana: SUMUT = Provinsi Sumatera Utara sebagai wilayah referensi yang lebih tinggi jenjangnya. KM = Kota Medan sebagai wilayah analisis. PDRB = Nilai PDRB I = Sektor dalam PDRB T = Tahun 2010 t-1 = Tahun awal 2006 1. Komponen Pertumbuhan Nasional Provincial share Komponen pertumbuhan nasional digunakan untuk mengetahui pergeseran dan perubahan struktur perekonomiian Kota Medan dengan melihat nilai PDRB Kota Medan sebagai daerah pengamatan dipengaruhi oleh perubahan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. 2. Komponen Pertumbuhan Proporsional Proportional shift component Komponen Pertumbuhan Proporsional adalah pertumbuhan nilai tambah bruto suatu sektor i pada Kota Medan dibandingkan total sektor di tingkat Provinsi Sumatera Utara. 3. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah Differential shift component Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah adalah perbedaan antara pertumbuhan ekonomi Kota Medan dan nilai tambah bruto sektor yang sama di tingkat Provinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 41 Cepat lambatnya pertumbuhan suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta kebijakan ekonomi pada wilayah tersebut. Kedua komponen shift, yaitu Proportional Shift P dan Differential Shift D memisahkan unsur-unsur pertumbuhan regional yang bersifat eksternal dan internal . Proportional Shift P merupakan akibat pengaruh unsur-unsur eksternal yang bekerja secara nasional Provinsi, sedangkan Differential Shift D adalahakibat dari pengaruh faktor-faktor yang bekerja di dalam daerah yang bersangkutan Glasson, 1977. Sektor-sektor di Kota Medan yang memiliki Differential Shift D positif memiliki keunggulan komparatif terhadap sektor yang sama pada KabupatenKota lain dalam Provinsi Sumatera Utara. Selain itu, sektor-sektor yang memiliki nilai D positif berarti bahwa sektor tersebut terkonsentrasi di Kota Medan dan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah lainnya. Apabila nilai D negatif, maka tingkat pertumbuhan sektor tersebut relatif lamban.

3.5 Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk menyamakan persepsi tentang variabel-variabel yang digunakan dan menghindari terjadinya perbedaan penafsiran, maka penulis memberi batasan definisi operasional sebagai berikut: 1. Sektor Potensial adalah sektor yang memiliki peranan share relatif besar dibanding sektor-sektor lainnya terhadap ekonomi wilayah PDRB. Universitas Sumatera Utara 42 2. Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah nilai tambah bruto gross value added yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu berdasarkan harga konstan. 3. Sektor Ekonomi adalah lapangan usaha yang terdapat pada PDRB, yang mencakup 9 sembilan sektor utama. 4. Sektor Pariwisata yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lapangan Usaha dalanm Sembilan sektor yaitu: Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Universitas Sumatera Utara 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kota Medan

Sebagai salah satu derah otonom berstatus kota di Propinsi Sumatera Utara, kedudukan, fungsi dan peran Kota Medan cukup penting dan strategis secara regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah. Secara umum ada 3 tiga faktor utama yang mempengaruhi kinerja pembangunan kota, 1 faktor geografis, 2 faktor demografis dan 3 faktor sosial ekonomi. Ketiga faktor tersebut biasanya terkait satu dengan lainnya, yang secara simultan mempengaruhi daya guna dan hasil guna pembangunan kota termasuk pilihan-pilihan penanaman modal investasi.

4.1.1 Kota Medan Secara Geografis

Secara geografis Kota Medan terletak pada 3 30’-3 43’ Lintang Utara dan 98 35’-98 44’ Bujur Timur dengan luas wilayah 265,10 km 2 . Kota medan berapda pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Wilayah Kota Medan sebagian besar secara topografi cenderung miring ke utara dan menjadi tempat pertemuan 2 sungai penting, yaitu sungai Babura dan sungai Deli. Secara administratif Kota Medan terbagi menajdi 21 Kecamatan dan batas wilayah Kota Medan adalah sebagai berikut : - Utara : Selat Malaka 43 Universitas Sumatera Utara