38
3.4 Metode Analisis
Pada peneltian ini, metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan-permasalahan digunakan alat analisis yaitu:
Location Quotient LQ digunakan untuk menganalisis potensi ekonomi
dalam dalam hal ini menentukan potensi sektor pariwisata kota Medan. Shift Share Analisys
SSA digunakan untuk menegtahui daya saing sektor pariwisata kota Medan.
3.4.1 Location Quotient LQ
Analisis sektor basis dengan pendekatan LQ untuk mengetahui potensi spesialisasi suatu daerah terhadap aktivitas ekonomi utama atau untuk mengetahui
sektor unggulanya. Dengan rumus:
LQ
i
=
totSUMUT SUMUTi
totKM KMi
PDRB PDRB
PDRB PDRB
Keterangan: LQi
= Nilai LQ pada sektor i PDRB
KMi
= PDRB sektor i Kota Medan PDRB
SUMUTi
= PDRB sektor i Sumatera Utara PDRB
tot KM
= Total PDRB dari seluruh kegiatan sektor Kota Medan PDRB
tot SUMUT
= Besaran total dari seluruh kegiatan sektor Sumatera Utara
Apabila nilai LQ 1 artinya peranan sektor tersebut di daerah itu lebih
menonjol dibanding peranan sektor secara nasional atau lebih luas. Sebaliknya, apabila LQ 1 maka peranan sektor tersebut lebih kecil dari pada peranan sektor
tersebut secara nasional. Dalam analisis ini menggunakan data PDRB Kota
Universitas Sumatera Utara
39
Medan Atas Dasar Harga Konstan mulai tahun 2006 sampai tahun 2010 dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Sumatera Utara Tahun 2006-2010.
3.4.2 Shift Share Analisys SSA
Analisis ini juga digunakan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor pada perekonomian wilayah Koa Medan. Hasil analisis shift share ini juga
mampu menunjukkan keunggulan kompetitif wilayah Kota Medan melalui kinerja sektor dalam PDRB dibandingkan Sumatera Utara. Kemudian dilakukan analisis
terhadap penyimpangan berdasarkan perbandingan tersebut. Jika penyimpangan positif maka wilayah tersebut mempunyai keunggulan kompetitif dan berdaya
saing. Data yang digunakan untuk analisi shift-share ini adalah PDRB Kota Medan dan Sumatera Utara berdasarkan lapangan usaha atas dasar harga konstan
tahun 2000. Secara matematis, Provincial Share PS, Proportional Shift P, dan
Differential Shift D dapat diformulasikan sebagai berikut Tarigan, 2007:88;
Sjafrizal, 2008:91:
1. Provincial Share PS
1
1 1
SUMUTt SUMUTt
KMt KM
PDRB PDRB
PDRBi PSit
2. Proportional Shift P
1 _
1 1
SUMUTt TOT
t TOTSUMUT
SUMUTt SUMUTt
KMt KM
PDRB PDRB
PDRBi PDRBi
PDRBi Pit
3. Differential Shift D
Universitas Sumatera Utara
40
1 _
1 1
SUMUTt t
SUMUT KMt
KMt KMt
KM
PDRBi PDRBi
PDRBi PDRBi
PDRBi Dit
Di mana: SUMUT
= Provinsi Sumatera Utara sebagai wilayah referensi yang lebih tinggi jenjangnya.
KM = Kota Medan sebagai wilayah analisis.
PDRB = Nilai PDRB
I = Sektor dalam PDRB
T = Tahun 2010
t-1 = Tahun awal 2006
1. Komponen Pertumbuhan Nasional Provincial share
Komponen pertumbuhan nasional digunakan untuk mengetahui pergeseran dan perubahan struktur perekonomiian Kota Medan dengan melihat nilai PDRB
Kota Medan sebagai daerah pengamatan dipengaruhi oleh perubahan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.
2. Komponen Pertumbuhan Proporsional Proportional shift component
Komponen Pertumbuhan Proporsional adalah pertumbuhan nilai tambah bruto suatu sektor i pada Kota Medan dibandingkan total sektor di tingkat
Provinsi Sumatera Utara. 3.
Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah Differential shift component Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah adalah perbedaan antara
pertumbuhan ekonomi Kota Medan dan nilai tambah bruto sektor yang sama di tingkat Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
41
Cepat lambatnya pertumbuhan suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar, dukungan
kelembagaan, prasarana sosial ekonomi serta kebijakan ekonomi pada wilayah tersebut.
Kedua komponen shift, yaitu Proportional Shift P dan Differential Shift D memisahkan unsur-unsur pertumbuhan regional yang bersifat eksternal dan
internal . Proportional Shift P merupakan akibat pengaruh unsur-unsur eksternal
yang bekerja secara nasional Provinsi, sedangkan Differential Shift D adalahakibat dari pengaruh faktor-faktor yang bekerja di dalam daerah yang
bersangkutan Glasson, 1977. Sektor-sektor di Kota Medan yang memiliki Differential Shift D positif
memiliki keunggulan komparatif terhadap sektor yang sama pada KabupatenKota lain dalam Provinsi Sumatera Utara. Selain itu, sektor-sektor yang memiliki nilai
D positif berarti bahwa sektor tersebut terkonsentrasi di Kota Medan dan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah lainnya.
Apabila nilai D negatif, maka tingkat pertumbuhan sektor tersebut relatif lamban.
3.5 Defenisi Operasional Variabel Penelitian