27
Keunggulan kompetitif adalah suatu keunggulan yang dapat diciptakan dan dikembangkan. Hal ini merupakan ukuran daya saing suatu aktivitas atas
kemampuan suatu negara atau daearah untuk memasarkan produknya diluar daerah atau luar negeri. Maka dari itu, menurut Tarigan 2005:75 seorang
perencana wilayah harus memiliki kemampuan untuk menganalisa potensi ekonomi wilayahnya. Dalam hal ini kemampuan pemerintah daerah untuk melihat
sektor yang memiliki keunggulankelemahan di wilayahnya menajadi semakin penting. Sektor yang memiliki keunggulan, memiliki prospek yang lebih baik
untuk dikembangkan dan diharapkan dapat mendorong sektor-sektor lain untuk berkembang.
2.5.1 Konsep Daya Saing
Konsep keunggulan kompetitif pertama kali dikembangkan oleh Porter 1990 dengan empat faktor utama yang menentukan daya saing yaitu: 1 kondisi
faktor, 2 kondisi permintaan, 3 industri pendukung dan terkait, serta 4 kondisi strategi, struktur perusahaan dan persaingan. Selain keempat faktor tersebut, ada
dua faktor yang mempengaruhi interaksi antara keempat faktor tersebut yaitu peran pemerintah dan peran kesempatan. Secara bersama-sama, faktor-faktor
tersebut membentuk sistem dalam peningkatan keunggulan daya saing yang disebut Porter’s Diamond Model.
Daya saing digunakan sebagai suatu konsep umum dalam ekonomi, seperti daya saing perusahaan dalam persaingan pasar, daya saing daerah terhadap
daerah-daerah lain dan daya saing negara dalam persaingan internasional. Daya saing inilah nantinnya yang digunakan sebagai modal dalam pembangunan
Universitas Sumatera Utara
28
ekonomi dan sebagai suatu konsep kunci bagi perusahaan, daerahwilayah serta negara untuk bisa berhasil, berpartisipasi dan unggul di pasar.
Dasa saing suatu negara tergantung pada kapasitas industrinya untuk berinovasi dan melakukan pembaharuan. Perusahaan memperoleh keunggulan
terhahadap para pesaing dunia yang terbaik, karena tekanan dan tantangan. Mereka mendapatkan manfaat dari memiliki pesaing domestik yang kuat,
pemasok berbasis daerah asal yang agresif, dan para pelanggan lokal demanding. Konsep daya saing dapat ditinjau dari tingkat perusahaan, tingkat industri,
dan tingkat negara atau daerah. Masing-masing tingkat berhubungan erat yakni daya saing perusahaan-perusahaan merupakan elemen pembentukan daya saing
pada tingkat industri, daya saing daerah merupakan elemen pembentukan daya saing pada tingkat negara.
2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing
Daya saing merupakan kemampuan suatu komoditi untuk memasuki pasar luar negeri dan kemampuan untuk bertahan didalam pasar tersebut. Pengertian
daya saing juga mengacu pada kemampuan suatu negara untuk memasarkan produk yang dihasilkan negara realtif terhadap kemampuan negara lain Porter,
1990. Selanjutnya Porter menjelaskan pentingnya daya saing karena tiga hal
berikut 1 mendorong produktivitas dan mingkatkan kemampuan mandiri; 2 dapat meningkatkan kapasitas ekonomi, baik dalam konteks regional ekonomi
maupun entitas pelaku ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi meningkat; 3 kepercayaan bahwa mekanisme pasar lebih mencipatakan efisiensi.
Universitas Sumatera Utara
29
Sementara daya saing menurut Pusat Studi dan Pendidikan Kebanksentralan Bank Indonesia 2002 harus mempertimbangkan beberapa hal :
1. Daya saing mencakup aspek yang lebih luas dari sekedar produtivitas atau
efisiensi pada level mikro. Hal ini memungkinkan kita lebh memilih mendefinisikan daya saing sebagai “kemampuan suatu perkonomian” dari
pada “kemampuan sektor swasta atau perusahan”. 2.
Pelaku ekonomi atau economic agent bukan hanya perusahaan, akan tetapi juga rumah tangga, pemerintah, dan lain-lain. Semuanya berpadau dalam
suatu sistem ekonomi yang sinergis. Tanpa memungkiri peran besar sektor swasta, perusahaan dalam perekonomian.
3. Tujuan dan hasil akhir dari meningkatnya daya saing suatu perkeonomian
tak lain adalah meningkatnya tingkat kesejahteraan penduduk di dalam perekonomian tersebut. Kesejahteraan atau level of living adalah konsep
yang maha luas yang pasti tidak hanya tergambarkan dalam sebuah besaran variabel seperti pertumbuha ekonomi. Pertumbuhan eknomi hanya
satu aspek dari pembangunan ekonomi dalam rangka penigkatan standar kehidupan masyarakat.
4. Kata kunci dari konsep daya saing adalah kompetisi. Disinilah perean
keterbukaan terhadap kompetisi dengan para competitor menjadi relevan. Kata daya saing menjadi kehilangan maknanya pada suatu perekonomian
yang tertutup. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tentang
standart proses, dinyatakan bahwa daya saing adalah kemampuan untuk
Universitas Sumatera Utara
30
menunjukkan hasil yang lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna. Kemampuan yang dimaksud adalah 1 kemampuan memperkokoh pagsa pasarnya, 2
kemampuan menghunbungkan dengan lingkungannya, 3 kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, 4 kemampuan menegakkan posisi yang
menguntungkan. Dengan menggunakan kinerja atau melihat indicator tersebut sebagai acuan, maka dapat diukur tingkat keuat lemahnya daya saing.
Tingi rendahnya daya saing suatu industriinstansi tergantung kepada faktor-faktor yang memengaruhinya. Ruang lingkung daya saing pada skala
makro menurut Sumihrdjo 2008 meliputi : 1
Perekonomian daerah; 2
Keterbukaan; 3
Sistem keuangan; 4
Infrastruktur 5
Ilmu pengetahuan dan teknologi; 6
Sumber daya; 7
Kelembagaan; 8
Govermence dan kebijakan pemerintah dan 9
Menajemen dan ekonomi makro” Muhtaron 2012 mangatakan untuk melihat kemapuan suatu negara dalam
memenangkan persaingan pada kehidupan pasar global dapat diperhatikan dari indikator makro dan indikator mikro. Secara makro daya saing suatu negara dapat
digambarkan oleh tiga macam indek, yaitu : 1 Indek Kemampuan teknologi, 2 Indek Kelembangaan Publik, dan 3 Indek Lingkungan Makro Ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
31
Sementara itu pada indikator mikronya dapat dilihat dari: 1 Urutan Strategi dan Operasional Perusahaan, dan 2 Urutan Kualitas Lingkungan Bisnis Nasional.
Muhtaron 2012 juga menjelaskan bahwa ada tiga faktor penting untuk memperbaiki daya saing yang kesemuanya berada kekuatan internal perusahaan
dan berhubungan dengan produktifitas karena pada dasarnya perbaikan daya saing salah satu kuncinya adalah penurunan ongkos. Ketiga faktor dimaksud adalah :
1. Adanya inonvasi dan perbaikan teknologi yang terus menerus menuju
penurunan biaya; 2.
Pegembangan pemanfaatan teknologi komunikasi dan infornmasi untuk meningkatkan produktivitas dan penghematan waktu; dan
3. Pemanfaatan jaringan kerjasama untuk pengembangan pasar secara
meluas. Selain faktor-faktor di atas, beberapa faktor-faktor penentu yang
membedakan tingkat daya saing suatu negara, baik secara langsung maupun tidak langsung Tambunan, 2011, adapun faktor-faktor tersebut adalah:
1. Infrastr uktur
Infrastruktur merupakan faktor penentu dari kelancaran proses pembangunan dan laju pertumbuhan ekonomi. Terbatasnya jumlah dan
kualitas infrastruktur dapat menghambat kelancaran dan mengurangi tingkat efiseinsi dalam ditribusi faktor produksi maupun output. Akibatnya
biaya produksi meningkat yang selanjutnya mengurangi tingkat daya saing, terutama daya saing terhadap harga.
Universitas Sumatera Utara
32
2. Iklim Berusaha
Iklim berusaha suatu negara mempengaruhi daya saing negara, terutama adanya kehadiran penanam modal asing PMA. Iklim usaha yang tidak
kondusif berarti iklim berinvestasi yang tidak baik, artinya kemungkinan mendapatkan keuntungan dalam melakukan bisnis akan berkurang, dan
dapat mengurangi niat PMA untuk masuk kengera tersebut. 3.
Teknologi dan Inovasi Dengan adanya teknologi dan inovasi, ada yang perlu untuk diamati yaitu
submer teknologi baru dan kemampuan perusahaan atau negara dalam menyerap dan memanfaatkan teknologi yang baru secara optimal dalam
menciptakan produk-produk dan proses-proses produksi yang efisien, lebih ramah lingkungan, lebih aman, dan menghasilkan output lebih
banyak dengan kualitas lebih baik. 4.
Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas merupakan salah satu
dalam menentukan daya saing negara. SDM meruakan hal penting karena teknologi baru dan inovasi serta penemuan-penemuan baru tidak akan
terjadi jika tidak ada SDM berkualitas tinggi. SDM didalam ini tidak hanya pekerja, tetapi ada pengusaha dan peneliti atau masyarakat umum.
2.6 Penelitian Terdahulu