xcii
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan 2 × 3 dengan sel tak sama disajikan pada tapel berikut:
Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama
Sumber JK
dk RK
F
obs
F
tabel
Keputusan Metode A
454,42 1
454,4196 9,088 3,952 H
0A
ditolak
Kreativitas B 6178,20
2 3089,102 61,778 3,102 H
0B
ditolak
Interaksi AB 17,57
2 8,785817 0,176
3,102 H
0AB
tidak ditolak
Galat G
3600,27 72 50,00375
- -
-
Total
10250,47 77 -
- -
-
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 32. Berdasarkan data rangkuman analisis variansi dua jalan dengan sel
tak sama yang disajikan dalam tabel di atas, menunjukkan bahwa: a.
Pada efek utama baris A H
0A
ditolak. Sebab F
a
= 9,088 3,952 = F
0,05;1,72
. Hal ini berarti bahwa metode pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika.
b. Pada efek utama kolom B H
0b
ditolak. Sebab F
b
= 61,778 3,102 = F
0,05;2,72
. Hal ini berarti bahwa kreativitas belajar matematika berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika.
c. Pada efek utama interaksi AB H
0ab
tidak ditolak. Sebab F
ab
= 0,176 3,102 = F
0,05;2,72
. Hal ini berarti bahwa tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dan kreativitas belajar matematika siswa terhadap
prestasi belajar matematika untuk soal cerita pada materi SPLDV.
2. Uji Komparasi Ganda
Hasil pengujian hipotesis analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama di atas menunjukkan bahwa pada efek utama baris A H
0A
ditolak, efek utama kolom B H
0B
ditolak sedangkan efek utama interaksi AB H
0AB
tidak ditolak. Untuk mengetahui kelompok manakah yang memiliki prestasi
belajar lebih baik antara siswa dengan pembelajaran menggunakan
xciii pendekatan langkah Polya dalam metode diskusi kelompok dan siswa dengan
metode pembelajaran konvensional dapat dilihat langsung pada rataan marginal untuk masing-masing kelompok. Sedangkan untuk mengetahui
kelompok manakah yang memiliki prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan kreativitas belajar matematika yang tinggi, sedang atau rendah perlu
dilakukan uji lanjut pasca anava. Hasil perhitungan uji lanjut pasca anava atau uji komparasi ganda
untuk rataan antar kolom disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Rangkuman Uji Komparasi Ganda Antar Kolom
No. Komparasi
F
obs
F
tabel
= F
0,05;2,72
Keputusan
1. µ
1
vs µ
2
81,365 6,204
H ditolak
2. µ
1
vs µ
3
115,389 6,204
H ditolak
3. µ
2
vs µ
3
20,392 6,204
H ditolak
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33. Keterangan:
µ
1
: rataan nilai siswa dengan kreativitas belajar tinggi µ
2
: rataan nilai siswa dengan kreativitas belajar sedang µ
3
: rataan nilai siswa dengan kreativitas belajar rendah Berdasarkan data rangkuman uji komparasi ganda antar kolom yang
disajikan dalam tabel di atas menunjukkan bahwa: a.
Pada komparasi µ
1
vs µ
2
antara kreativitas tinggi dengan kreativitas sedang diperoleh F
obs
F
tabel
sehingga H ditolak. Ini berarti bahwa terdapat
perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan kreativitas belajar tinggi dan siswa dengan kreativitas belajar sedang.
b. Pada komparasi µ
1
vs µ
3
antara kreativitas tinggi dengan kreativitas rendah diperoleh F
obs
F
tabel
sehingga H ditolak. Ini berarti bahwa terdapat
xciv perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan kreativitas belajar
tinggi dan siswa dengan kreativitas belajar rendah. c.
Pada komparasi µ
2
vs µ
3
antara kreativitas sedang dengan kreativitas rendah diperoleh F
obs
F
tabel
sehingga H ditolak. Ini berarti bahwa terdapat
perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan kreativitas belajar sedang dan siswa dengan kreativitas belajar rendah.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data