xciv perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan kreativitas belajar
tinggi dan siswa dengan kreativitas belajar rendah. c.
Pada komparasi µ
2
vs µ
3
antara kreativitas sedang dengan kreativitas rendah diperoleh F
obs
F
tabel
sehingga H ditolak. Ini berarti bahwa terdapat
perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan kreativitas belajar sedang dan siswa dengan kreativitas belajar rendah.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berikut ini adalah pembahasan hasil analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama sehubungan dengan pengajuan
hipotesis yang telah dikemukakan pada BAB II.
1. Hipotesis Pertama
Dari perhitungan anava dua jalan dengan sel tak sama pada Tabel 4.8 diperoleh F
a
= 9,088 3,952 = F
0,05;1,72
sehingga H
0A
ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan langkah Polya dalam metode diskusi kelompok dan siswa dengan pembelajaran menggunakan metode konvensional yaitu metode
ceramah pada pengerjaan soal cerita dalam materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel SPLDV. Hal ini dikarenakan pemilihan metode secara tepat
dapat menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa untuk berperan aktif dan kreatif dalam pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa dapat
meningkat. Dan dengan pengalaman yang mendorong sifat aktif dan kreatif, diharapkan siswa mampu memperoleh pemahaman konsep yang melekat,
sehingga perubahan pada diri siswa sebagai hasil proses belajar dapat melekat lebih lama dalam memori siswa.
Untuk mengetahui pembelajaran manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik dapat dilihat langsung pada rataan marginal untuk masing-
masing kelompok. Rataan marginal kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan langkah Polya dalam metode
xcv diskusi kelompok adalah 78,46 dan rataan marginal kelompok siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan metode konvensional adalah 70,64. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan
langkah Polya dalam metode diskusi kelompok menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari pada pembelajaran menggunakan metode
konvensional.
2. Hipotesis Kedua
Dari perhitungan anava dua jalan dengan sel tak sama pada Tabel 4.8 diperoleh F
b
= 81,365 3,102 = F
0,05;2;72
, sehingga H
0B
ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai
kreativitas belajar matematika tinggi, sedang, dan rendah dalam mengerjakan soal cerita pada materi SPLDV. Dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar
matematika berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa. Hal ini terjadi karena kreativitas dalam berpikir sangat mempengaruhi proses belajar.
Semakin kreatif seseorang dalam mempelajari atau melakukan proses belajar, tentu ia akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih banyak sehingga
apa yang dipelajari atau dilakukan akan bertahan lebih lama dan menghasilkan prestasi yang lebih baik.
Untuk mengetahui kategori manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik dilakukan uji komparasi ganda. Berdasarkan uji komparasi
rataan antar kategori dalam kreativitas belajar matematika tinggi dan sedang, diperoleh F
1-2
= 6,21941 6,204 = 2 F
0,05; 2, 72
yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang memiliki kreativitas belajar
tinggi dengan siswa yang memiliki kreativitas belajar sedang. Karena rataan marginal kelompok siswa dengan kreativitas belajar tinggi adalah 90,2941
dan rataan marginal kelompok siswa dengan kreativitas belajar sedang adalah 72,2917 maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang memiliki
kreativitas belajar tinggi lebih baik daripada siswa dengan kreativitas belajar sedang.
xcvi Sedangkan uji komparasi antara kelompok siswa dengan kreativitas
belajar tinggi dan rendah menghasilkan F
1-3
= 115,389 6,204 = 2 F
0,05; 2, 72
yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang memiliki kreativitas belajar tinggi dengan siswa yang memiliki kreativitas
belajar rendah. Apabila dilihat pada rataan marginalnya, rataan marginal untuk kelompok siswa dengan kreativitas belajar tinggi yaitu 90,2941 lebih
tinggi rataan marginal kelompok siswa dengan kreativitas belajar rendah, yaitu 62,3077. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang
memiliki kreativitas belajar tinggi lebih baik daripada siswa dengan kreativitas belajar rendah.
Demikian pula untuk untuk kategori kreativitas belajar sedang dan rendah. Uji komparasi antara kelompok siswa dengan kreativitas belajar
sedang dan rendah menghasilkan F
2-3
= 20,392 6,204 = 2 F
0,05; 2, 72
yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang memiliki
kreativitas belajar sedang dengan siswa yang memiliki kreativitas belajar rendah. Apabila dilihat pada rataan marginalnya, rataan marginal untuk
kelompok siswa dengan kreativitas belajar sedang yaitu 72,2917 lebih tinggi rataan marginal kelompok siswa dengan kreativitas belajar rendah, yaitu
62,3077. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang memiliki kreativitas belajar sedang lebih baik daripada siswa dengan
kreativitas belajar rendah.
3. Hipotesis Ketiga