22
2.1.3 Jagung manis
Jagung manis sweet corn merupakan komoditas palawija dan termasuk dalam keluarga family rumput-rumputan Gramineae genus Zea dan spesies Zea mays
saccharata. Jagung manis memiliki ciri-ciri endosperm berwarna bening, kulit biji tipis, kandungan pati sedikit, pada waktu masak biji berkerut. Produk utama
jagung manis adalah buah tongkolnya, biji jagung manis mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi tergantung pada jenisnya,
bijijagung manis terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji seed coat, endosperm dan embrio Koswara, 2009.
Jagung manis dikenal dengan nama sweetcorn banyak dikembangkan di Indonesia. Jagung manis banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih
manis, aroma lebih harum, dan mengandung gula sukrosa serta rendah lemak sehingga baik dikonsumsi bagi penderita diabetes. Jagung manis memberikan
keuntungan relatife tinggi bila dibudidayakan dengan baik. Selain bagian biji, bagian lain dari tanaman jagung manis memiliki nilai ekonomis diantaranya
batang dan daun muda untuk pakan ternak, batang dan daun tua setelah panen untuk pupuk hijaukompos, batang dan daun kering sebagai bahan bakar sebagai
pengganti kayu bakar, buah jagung muda untuk sayuran,perkedel, bakwan dan berbagai macam olahan makanan lainnya. Umur produksi jagung manis lebih
singkat genjah sehingga dapat menguntungkan dari sisi waktu Ayunda, 2014
2.1.4 Tongkol Jagung
Tongkol jagung merupakan limbah tanaman yang setelah diambil bijinya tongkol jagung tersebut umumnya dibuang begitu saja, sehingga hanya akan
meningkatkan jumlah sampah Hidajati,2006. Tongkol jagung muda dan biji jagung merupakan sumber karbohidrat potensial untuk dijadikan bahan pangan,
sayuran, dan bahan baku sebagai industri makanan. Kandungan kimia jagung terdiri atas air 13,5, protein 10, lemak 4, karbohidrat 61, gula 1,4,
pentosan 6, serat kasar 2,3, abu 1,45, dan zat-zat lain 0,4 Rukmana,1997.
Universitas Sumatera Utara
23
Tongkol jagung adalah tempat pembentukan lembaga dan gudang penyimpanan makanan untuk pertumbuhan biji.Jagung mengandung kurang lebih
30 tongkol jagung sedangkan sisanya adalah kulit dan biji. Tongkol jagung mengandung xylan 31,1, selulosa 34,3, lignin 17,7, dan abu 16,9
Horiuchi, 2013. Komposisi kimia tersebut membuat tongkol jagung dapat digunakan sebagai sumber energy, bahan pakan ternak, dan sebagai sumber
karbon bagi pertumbuhan mikroorganisme Shofiyanto, 2008.
Karakteristik kimia dan fisika dari tongkol jagung sangat cocok untuk pembuatan tenaga alternatif bioetanol, kadar senyawa kompleks lignin dalam
tongkol jagung adalah 6,7-13,9, untuk hemiselulosa 39,8 , dan selulosa 32,3- 45,6. Selulosa hampir tidak pernah ditemui dalam keadaan murni , melainkan
selalu berikatan dengan bahan lain yaitu lignin dan hemiselulose. Garrote et al.,2002 dalam Shofiyanto, 2008, menyatakan bahwa limbah buah jagung yaitu
tongkol jagung, dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri dengan proses biomass refening berdasarkan sparasi fraksifraksi kimianya. Menurut Koswara
1991, tongkol jagung adalah tempat pembentukan lembaga dan gudang penyimpanan makanan untuk pertumbuhan biji. Jagung mengandung kurang lebih
30 tongkol jagung sedangkan sisanya adalah kulit dan biji. Menurut Irawadi, 1990 pada Shofiyanto, 2008 limbah pertanian termasuk tongkol jagung,
mengandung selulosa 40-60, hemiselulosa 20-30 dan lignin 15-30. Komposisi kimia tersebut membuat tongkol jagung dapat digunakan sebagai
sumber energi, bahan pakan ternak dan sebagai sumber karbon bagi pertumbuhan mikroorganisme. Sumber : Huda, 2007 dalam Shofiyanto, 2008
2.2 Karbohidrat