Analisis Kualitatif Bioetanol Analisis Kuantitatif Bioetanol

57

4.2.3.1 Analisis Kualitatif Gula Reduksi

Pengujian kualitatif gula reduksi dilakukan dengan menggunakan pereaksi benedict, hasil yang terbentuk adalah endapan merah bata .Dalam penelitian ini semua sampel positif mengandung glukosa, hal ini ditunjukan oleh adanya endapan merah bata pada saat pengujian.

4.2.3.2 Analisis Kuantitatif Gula Reduksi

Pengukuran kadar glukosa dilakukan dengan menggunakan metode Luff Schoorl. Pada penelitian ini diperoleh kadar gula reduksi sebesar 2.48

4.2.4 Analisis Kadar Bioetanol

Bioetanol yang masih bercampur dengan media fermentasi ditambahkan dengan CaO dengan perbandingan 1:2, lalu dipisahkan dengan menggunakan destilasi.Fungsi CaO disini adalah untuk mengikat air sehingga yang didapatkan adalah bioetanol murni. Destilat selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui kadar bioetanol yang dihasilkan.

4.2.4.1 Analisis Kualitatif Bioetanol

Dari pengujian secara kualitatif yang menggunakan pereaksi H 2 SO 4 p + K 2 Cr 2 O 7 diperoleh keseluruhan destilat dari tiap fermentasi memberikan uji positif terhadap pereaksi ini, hal ini ditunjukkan oleh perubahan warna oleh adanya perubahan warna pereaksi dari kuning menjadi biru.

4.2.4.2 Analisis Kuantitatif Bioetanol

Dari destilasi yang dilakukan diperoleh bahwa destilat yang dihasilkan pada proses hidrolisis 120 menit jumlah destilat yang didapat paling baik, yang mana Universitas Sumatera Utara 58 glukosa berperan sebagai nutrisi untuk mikroba. Semakin banyak glukosa yang dihasilkan maka akan semakin banyak bioetanol yang diperoleh. Dari destilat yang diperoleh maka kadar bioetanol dapat dihitung dengan rumus yang tertera pada lampiran. Kadar bioetanol tertinggi pada proses hidrolisis 120 menit dengan penambahan ragi roti 8 gram dan lama fermentasi 5 hari yaitu 5.6. Sedangkan kadar bioetanol terendah terdapat pada penambahan ragi tape 4 gr dan lama fermentasi 5 hari yaitu 2.6. Grafik hasil analisis kuantitatif kadar bioetanol dengan kromatografi gas ditunjukkan pada gambar 4.2 dan 4.3: Gambar 4.2 Hasil Analisa Kadar Bioetanol dengan Variasi Ragi Tape Gambar 4.3 Hasil Analisa Kadar Bioetanol dengan Variasi Ragi Roti 2,6 3,2 3,6 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4 6 8 K a d a r B io e ta n o l Berat Ragi Tape g 3,5 4,2 5,6 1 2 3 4 5 6 4 6 8 K a d a r B io e ta n o l Berat Ragi Roti g Universitas Sumatera Utara 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Isolasi Selulosa dari Tongkol Jagung Masis diperoleh berat 13.81 . Ragi tape dan ragi roti dapat langsung digunakan dalam pembuatan bioetanol karena ragi mengandung sejumlah bakteridan mikrooranisme yang dapat menguraikan glukosa menjadi etanol. 2. Kadar bioetanol yang didapatkan dari ragi roti yang menghasilkan sebanyak 5.6 pada penambahan ragi roti 8 gram sedangkan pada ragi tape menghasilkan kadar bioetanol sebanyak 3.6 pada penambahan ragi tape 8 gram. 3. Bioetanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa hasil hidrolisis selulosa tongkol jagung manisbelum dapat digunakan sebagai bahan bakar karenahasil penelitian menunjukkan bahwa alkohol bioetanol yang diperoleh konsentrasinya masih dibawah standar yang diinginkan sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak fosil. Untuk itu masih perlu dilakukan proses pemurnian lebih lanjut.

5.2 Saran

Diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan menggunakan sampel yang banyak mengandung kadar glukosa untuk mendapatkan kadar bioetanol yang tinggi agar dapat dipergunakan dimasyarakat dan menjadi keuntungan buat peneliti. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pembuatan Selulosa Kristal Rendah (LCC) Dari Tongkol Jagung (ZEA MAYS L) Dengan Metode Hidrolisis Menggunakan Asam Fosfat 85%

3 61 56

Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea Mays Sacharata Sturt. L) Pada Berbagai Jarak Tanam Dan Waktu Olah Tanah

2 42 72

Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) Pada Berbagai Kombinasi Pupuk Organik Dan Pupuk Anorganik

3 29 62

Pembuatan Hidrogel Berbasis Selulosa Dari Tongkol Jagung (Zea Mays L) Dengan Metode Ikat Silang

44 179 67

Studi Perbandingan Penambahan Variasi Ragi Tape dan Ragi Roti Dalam Pembuatan Bioetanol Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Tongkol Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata)

0 0 12

Studi Perbandingan Penambahan Variasi Ragi Tape dan Ragi Roti Dalam Pembuatan Bioetanol Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Tongkol Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata)

0 0 2

Studi Perbandingan Penambahan Variasi Ragi Tape dan Ragi Roti Dalam Pembuatan Bioetanol Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Tongkol Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata)

0 0 5

Studi Perbandingan Penambahan Variasi Ragi Tape dan Ragi Roti Dalam Pembuatan Bioetanol Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Tongkol Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata)

0 1 23

Studi Perbandingan Penambahan Variasi Ragi Tape dan Ragi Roti Dalam Pembuatan Bioetanol Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Tongkol Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata)

0 0 3

Studi Perbandingan Penambahan Variasi Ragi Tape dan Ragi Roti Dalam Pembuatan Bioetanol Dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa Tongkol Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata)

0 0 9