Analisa Mutu Pengolahan dan Analisis Data

26 Gambar 6. Diagram alir penelitian utama Bahan kemasan yang ketiga yaitu kemasan gelas yang bertutup ulir plastik HDPE High Density Polyethylene. Kemasan gelas tersebut disegel menggunakan plastik shrink yang menutupi seluruh bagian kemasan. Sop daun Torbangun yang telah dikemas tersebut kemudian disimpan pada suhu ruang 27- 30 o C dan suhu dingin 10-12 o C dan 3-5 o C. Penentuan kemasan terbaik dilakukan melalui analisa mutu dan uji visual selama umur simpannya berdasarkan hasil penelitian pendahuluan.

3.3. Analisa Mutu

Analisa mutu yang dilakukan pada penelitian utama meliputi Total Asam Tertitrasi TAT, Uji mikrobiologis Total Plate Count, Uji derajat keasaman pH, dan Uji ketengikan Thiobarbituric Acid. Prosedur analisa mutu tersebut disajikan pada Lampiran 2. Daun Torbangun Pemasakan Pengemasan Plastik microwavable Gelas + plastik shrink LDPE seal+ LDPE tight Penyimpanan Penentuan kemasan terbaik 3-5 o C 27-30 o C 10-12 o C 3-5 o C 10-12 o C 27-30 o C 3-5 o C 10-12 o C 27-30 o C 27

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah menggunakan Microsoft Excell serta dianalisis menggunakan SPSS 11.0 for Windows. Penelitian ini dirancang dengan pendekatan rancangan acak lengkap RAL 2 faktorial. Model Umum Rancangan Percobaan Rancangan Acak Lengkap 2 faktor: Yijk = µ + Ai + Bj + ABij + ε ijk Dimana : Yijk = Nilai hasil pengukuran akibat perlakuan jenis kemasan ke-i, dan perlakuan suhu penyimpanan ke-j, dengan ulangan sebanyak- k µ = Nilai tengah umum Ai = Pengaruh faktor jenis kemasan dengan taraf i i=1 untuk gelas, 2 untuk plastik LDPE dan 3 untuk CPET Bj = Pengaruh faktor suhu penyimpanan dengan taraf j j=1 untuk suhu 3-5 o C, 2 untuk suhu 10-12 o C, dan 3 untuk suhu 27-30 o C ABij = Interaksi kemasan ke-i dan suhu penyimpanan ke-j ε ijkl = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan jensi kemasan ke-i, dan suhu penyimpanan ke-j pada ulangan ke–k k=1,2 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dengan semakin meningkatnya aktivitas dan kesibukan khususnya bagi masyarakat perkotaan menyebabkan kebutuhan akan produk-produk pangan yang praktis dan siap dikonsumsi semakin meningkat pula. Beraneka ragam produk pangan praktis dan instan tersedia di pasaran. Sop daun Torbangun selama ini dikenal masyarakat Batak sebagai makanan fungsional pelancar produksi Air Susu Ibu ASI. Sop ini bergizi tinggi dan sangat berpotensi untuk dikomersialkan. Kajian mendalam mengenai metode pengemasan optimal merupakan hal yang mendasar apabila produk ini akan dikomersialkan. Kajian ini meliputi jenis kemasan dengan perlindungan terbaik dan kondisi penyimpanan yang sesuai. Kemasan juga akan memperpanjang umur simpan dan mempermudah pendistribusian produk di pasar. Penelitian utama bertujuan untuk mendapatkan kombinasi perlakuan terbaik antara jenis pengemasan dan suhu penyimpanan sop daun Torbangun. Penelitian ini terdiri dari perlakuan jenis pengemasan dan suhu penyimpanan. Kemasan yang digunakan terdiri dari gelas, plastik LDPE dan plastik microwavable CPET dengan suhu penyimpanan dingin 3-5 o C dan 10-12 o C dan suhu ruang 27-30 o C. Sop daun Torbangun yang dibuat dengan formulasi yang sudah distandarisasi ini kemudian disimpan selama 8 hari untuk penyimpanan suhu dingin dan 3 hari untuk penyimpanan suhu ruang berdasarkan hasil dari penelitian pendahuluan Lampiran 46-48. Penelitian utama ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan. Sebelum penyimpanan, dilakukan analisa untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama penyimpanan. Hasil analisa awal tersebut terlihat pada tabel 4 berikut. Sampel Analisis Proksimat Kadar Air Kadar Abu Protein Kadar Lemak Karbohidrat Sop daun Torbangun 84,43235 0,90055 3,83975 3,1591 7,6683 Tabel 4. Hasil analisa proksimat produk sop daun Torbangun.