Umur simpan Kerusakan Selama Penyimpanan 1. Kerusakan bahan pangan

21 Umur simpan produk olahan yang disimpan pada suhu dingin ditentukan oleh tipe makanan, tingkat kerusakan mikroba atau aktivitas enzim akibat proses pengolahan, kontrol sanitasi selama proses pengolahan dan pengemasan, barrier pada kemasan, dan suhu selama distribusi dan penyimpanan Fellows, 1990. Pendinginan dapat menghambat atau memperlambat pertumbuhan mikroba karena mikroorganisme mempunyai suhu maksimal dan minimal sebagai batas suhu untuk pertumbuhannya. Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroorganisme disebabkan suhu mempengaruhi aktivitas enzim yang mengkatalisasi reaksi-reaksi biokimia dalam sel mikroorganisme. Di bawah suhu optimum, keaktifan enzim dalam sel menurun dengan semakin rendahnya suhu, akibatnya pertumbuhan sel juga terhambat. Pada suhu pembekuan, semua keaktifan metabolisme juga akan terhenti. Enzim terhenti juga karena semua sel kekurangan cairan di sekelilingnya yang digunakan untuk menyerap zat makanan dan mengeluarkan sisa metabolisme yang mengakibatkan pertumbuhan sel terhenti sama sekali Fardiaz, 1982. Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan diantaranya adalah suhu, pH, aktivitas air, adanya oksigen dan tersedianya zat makanan. Oleh karena itu, kecepatan pertumbuhan mikroba dapat diubah dengan mengubah faktor lingkungan tersebut. Semakin rendah suhu yang digunakan dalam penyimpanan maka semakin lambat pula reaksi kimia, aktivitas enzim dan pertumbuhan mikroba Frazier dan Westhoff, 1979

2.5.2. Umur simpan

Umur simpan menurut Robertson 1991 dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu 1 karakterisasi produk sifat fisik, sifat kimia, sifat mikrobiologi, 2 lingkungan suhu, kelembaban, dan 3 bahan pengemas atau sistem pengemasan. Menurut Syarief et al., 1989, secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi umur simpan bahan pangan yang dikemas adalah sebagai berikut : a. Keadaan alamiah atau sifat bahan pangan dan mekanisme berlangsungnya perubahan, misalnya kepekaan terhadap air dan oksigen, dan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan kimia dan fisik b. Ukuran kemasan dalam hubungannya dengan volume 22 c. Kondisi atmosfer terutama suhu dan kelembaban dimana kemasan dapat bertahan selama distribusi dan sebelum digunakan d. Ketahanan keseluruhan kemasan terhadap keluar masuknya air, gas, dan bau termasuk dari perekatan, penutupan dan bagian-bagian yang terlipat Menurut Ellis 1994, penentuan umur simpan suatu produk dapat dilakukan dengan mengamati produk tersebut selama penyimpanan sampai terjadi perubahan yang tidak dapat diterima lagi oleh konsumen. Syarief dan Halid 1991 menyatakan bahwa penurunan mutu makanan sangat menentukan umur simpan suatu produk. Untuk menganalisis mutu makanan diperlukan beberapa pengamatan terhadap parameter-parameter yang dapat diukur secara kuantitatif dalam bentuk pengukuran kimiawi, uji organoleptik, uji kadar vitamin C, skor uji citarasa, tekstur, warna, total mikroba dan sebagainya. Menurut Desrosier 1988, untuk menetapkan daya simpan suatu bahan pangan diperlukan data yang berkenaan dengan perubahan warna, bau, cita rasa, tekstur, zat gizi, kadar air, keapekan, ketengikan, dan seluruh perubahan yang mempengaruhi tingkat penerimaan produk oleh konsumen. 23

III. METODOLOGI 3.1. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sop daun Torbangun diantaranya adalah daun torbangun, bumbu-bumbu berupa bawang merah, bawang putih, kemiri, sereh, garam, jahe, kunyit, lada, jeruk nipis dan santan. Bahan kimia yang digunakan untuk analisa mutu yaitu aquades, NaOH 0,1 M, indikator phenolphtalein, pereaksi TBA, NaCl, asam asetat glacial, kloroform, Kalium Iodida jenuh, natrium thiosulfat 0.01 N, HCl 4M, batu didih, pencegah buih, indikator kanji dan Plate Count Agar. Kemasan yang digunakan adalah kemasan plastik microwavable, kemasan plastik LDPE yang dibeli di toko Aneka Plastik di Pasar Anyar, cable tie, botol jar yang dibeli dari toko kimia Panca Pratama Darmaga. Plastik segel LDPE dan shrinkable heat juga digunakan pada penelitian ini. Alat-alat yang digunakan untuk produksi sop daun Torbangun dalam kemasan yaitu mesin sealer. Sedangkan untuk analisa mutu sop digunakan autoklaf, biuret, pipet, pH meter, gelas piala, blender, pemanas air, labu destilasi, cawan petri, labu erlenmeyer, tabung pengenceran, dan spektrofotometer. 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Penelitian Pendahuluan Pada penelitian pendahuluan dilakukan penentuan umur simpan sop daun Torbangun dalam kemasan. Sop daun Torbangun yang digunakan dalam penelitian ini adalah sop yang dibuat tanpa bahan pengawet ataupun antioksidan tambahan. Tahapan pertama dalam penelitian pendahuluan ini adalah pemilihan dan pemasakan daun Torbangun yang akan dimasak untuk kemudian dikemas. Daun Torbangun terlebih dahulu disortir, dipilih yang kondisinya tidak menunjukkan kerusakan fisik, selanjutnya daun diremas-remas hingga mengeluarkan cairan berwarna kehitaman. Cairan ini perlu dibuang karena diduga dapat menyebabkan rasa sop yang pahit Daun siap dimasak dengan penambahan berbagai bumbu yang telah dihaluskan. Diagram alir pembuatan sop daun Torbangun disajikan dalam Gambar 4.