krisis. Upaya peningkatan perekonomian daerah ini dapat dilakukan dengan menggali potensi-potensi daerah.
Tabel 1.2. PDRB Provinsi Atas Dasar Harga Konstan 1993, Berdasarkan Peringkat Tiga Besar Provinsi, Tahun 1993-2005 trilyun rupiah
PDRB Provinsi No Tahun
Jawa Barat DKI Jakarta
Jawa Timur
1. 1993
53,93 51,10
49,17 2.
1994 57,82
55,50 52,72
3. 1995 62,49
60,64 57,04
4. 1996
68,24 66,20
61,79 5. 1997
71,56 69,54
64,85 6. 1998
58,84 57,38
54,40 7. 1999
60,20 57,22
55,06 8. 2000
55,66 59,69
56,85 9. 2001
58,31 61,86
58,75 10. 2002
60,59 64,33
60,75 11. 2003
63,17 67,16
63,25 12. 2004
66,57 70,95
66,93 13. 2005
70,10 75,22
70,84
Sumber : BPS Jakarta, 1993-2005
Salah satu provinsi di Indonesia yang cukup berperan dalam pertumbuhan ekonomi nasional adalah Provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat merupakan
wilayah yang memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan PDB Nasional Tabel 1.2. Selain itu, Jawa Barat merupakan daerah hinterland DKI
Jakarta dan sebagai wilayah pemasok berbagai kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia. Berdasarkan semua hal tersebut, maka terjadinya krisis ekonomi telah
mengakibatkan terjadi perubahan dalam pembentukan PDRB Jawa Barat.
1.2. Perumusan Masalah
Tumbuhnya perekonomian nasional tidak terlepas dari peranan dan kontribusi dari setiap wilayah didalamnya. Jika pertumbuhan nasional mengalami
penurunan, hal tersebut juga berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian daerahnya. Adanya krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 yang melanda
Indonesia telah mengakibatkan terganggunya pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Barat. Hal ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonominya Tabel 1.3.
Sebelum terjadi krisis rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonomi RLPE Jawa Barat hingga tahun 1996 sebesar 8,18, sedangkan tahun 1998 yang merupakan puncak
terjadinya krisis ekonomi, pertumbuhan mencapai nilai negatif hingga -17,17 persen. Demikiannya dengan Jawa Barat, perekonomian nasional pun mengalami
penurunan pertumbuhan pada tahun 1998 sebesar -13,13 persen Tabel 1.1. Namun demikian penurunan pertumbuhan nasional jauh lebih kecil bila dibanding
dengan penurunan pertumbuhan pada Jawa Barat. Penurunan ini merupakan dampak dari terjadinya krisis ekonomi tahun 1997.
Tabel 1.3. Rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonomi RLPE Jawa Barat Menurut Sektor Perekonomian Atas Dasar Harga Konstan 1993,
Tahun 1991-2005 Persen
RLPE LPE RLPE Sektor Perekonomian
1991-1996 1997
1998 1999- 2005
1. Sektor Pertanian 3,02
-7,13 -7,63
1,48 2. Pertambangan dan
Penggalian 0,24 0,98
-19,64 -0,08
3. Industri Pengolahan 14,52
9,11 -20,51
4,93 4. Listrik, Gas dan Air
Bersih 14,2 13,84
-2,32 1,71
5. Bangunan Konstruksi 8,98
-2,23 -46,17
7,96 6. Perdagangan, Hotel dan
Restoran 7,86 7,64
-14,4 4,39
7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,69
1,67 -10,5
3,97 8. Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan 7,14
13,85 -40,29
4,69 9. Jasa-jasa
3,49 2,66
-2,16 4,12
Total 8,18 4,86
-17,76 4,00
Sumber : BPS Jawa Barat, tahun 1991-2005
Memasuki tahun 1999 mulai terjadi proses recovery ekonomi cukup signifikan yang ditandai oleh pertumbuhan yang positif dan hingga tahun 2005
laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sebesar 4,00 persen. Meskipun setelah krisis pertumbuhan Jawa Barat sudah menunjukkan angka yang positif, akan
tetapi pertumbuhannya masih jauh lebih kecil bila dibandingkan sebelum krisis. Setelah krisis hampir seluruh sektor perekonomian bernilai positif, namun ada
satu sektor yang bernilai negatif yaitu sektor pertambangan dan penggalian sebesar -0,08 persen.
Namun demikian pertumbuhan positif mulai lamban karena seiring terjadinya pergolakan kondisi sosial politik dan keamanan dalam negeri bahkan
berdampak terhadap melemahnya nilai tukar rupiah. Kondisi tersebut tentu saja berdampak buruk bagi roda perekonomian Provinsi Jawa Barat, baik secara global
maupun per sektor perekonomian, meskipun setelah masa krisis berlalu PDRB mengalami pertumbuhan positif tetapi masih relatif kecil dibanding tahun-tahun
sebelumnya. Terjadinya perubahan laju pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di
Jawa Barat, telah menyebabkan terjadinya perubahan pada kontribusi dari masing- masing sektornya. Besarnya nilai PDRB Jawa Barat berasal dari kontribusi yang
diberikan oleh sektor-sektor ekonomi yang ada didalamnya. Adapun sektor perekonomian tersebut yaitu: 1 sektor pertanian, 2 sektor pertambangan dan
penggalian, 3 sektor industri pengolahan, 4 sektor listrik, gas dan air bersih, 5 sektor bangunan, 6 sektor perdagangan, hotel dan restoran, 7 sektor
pengangkutan dan komunikasi, 8 sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, 9 sektor jasa-jasa.
Tabel 1.4. Distribusi Persentase PDRB Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Sektor Perekonomian, Tahun 1993-2005
Distribusi Persentase PDRB Jawa Barat Menurut Sektor Tahun
1 2 3
4 5
6 7
8 9 1993 17,29 7,14
27,88 2,22
6,11 18,83
5,85 4,83 9,84
1994 15,94 6,27 29,63
2,31 6,31
19,15 5,88
5,03 9,47 1995 15,37 5,69
31,49 2,28
6,32 19,03
5,87 4,96 8,89
1996 13,69 5,26 35,33
2,39 6,3
18,39 5,63
4,72 8,28 1997 12,12 5,06
36,76 2,60
5,87 18,88
5,46 5,12 8,12
1998 13,62 4,95 35,54
3,09 3,84
19,65 5,94
3,72 9,65 1999 15,11 3,56
34,93 3,40
3,67 19,88
5,91 3,94 9,60
2000 14,11 6,28 39,29
3,24 3,43
16,45 4,87
3,84 8,49 2001 13,99 5,66
39,62 3,32
3,24 16,43
5,00 4,06 8,69
2002 11,18 7,87 21,75
24,42 9,03
12,88 8,98
8,81 13,78 2003 10,54 7,41
21,84 23,83
9,22 12,74
9,18 9,19 13,78
2004 10,64 6,61 21,25
24,59 9,60
12,91 9,60
9,10 15,30 2005 10,28 5,85
21,82 24,70
10,82 12,60
9,13 9,01 15,30
Sumber : BPS Jakarta, Tahun 1993-2005 Keterangan : 1. Pertanian,
2. Pertambangan dan Penggalian, 3. Industri Pengolahan,
4. Listrik, Gas dan Air Bersih, 5. Bangunan,
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran, 7. Pengangkutan dan Komunikasi,
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, 9. Jasa-jasa.
Berdasarkan Tabel 1.4, memperlihatkan bahwa sebelum terjadi krisis sektor yang mendominasi perekonomian Jawa Barat adalah sektor industri
pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertanian. Sedangkan setelah krisis dan adanya pemekaran wilayah, tiga sektor yang
mendominasi perekonomian Jawa Barat adalah sektor listrik, gas dan air bersih, sektor industri pengolahan serta sektor jasa-jasa. Dengan demikian terjadinya
krisis dan pemekaran wilayah telah menyebabkan terjadinya pergeseran kontribusi dari masing-masing sektor perekonomian Jawa Barat
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional sebelum krisis, pada masa krisis,
dan setelah krisis ekonomi ? 2. Bagaimanakah pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di Provinsi Jawa
Barat sebelum krisis, pada masa krisis, dan setelah krisis ekonomi ? 3. Bagaimana daya saing sektor-sektor perekonomian di Provinsi Jawa Barat
sebelum krisis, pada masa krisis, dan setelah krisis ekonomi ? 4. Bagaimana profil pertumbuhan dan pergeseran bersih sektor-sektor
perekonomian sebelum krisis, pada masa krisis, dan setelah krisis ekonomi di Provinsi Jawa Barat ?
1.3. Tujuan Penelitian