Analisis PDRB dan PDB

2. Komponen pertumbuhan nasional secara implisit mengemukakan bahwa laju pertumbuhan suatu wilayah hendaknya tumbuh pada laju nasional tanpa memperhatikan sebab-sebab laju pertumbuhan wilayah. 3. Kedua komponen pertumbuhan wilayah PP dan PPW berkaitan dengan hal- hal yang sama seperti perubahan penawaran dan permintaan, perubahan teknologi dan perubahan lokasi, sehingga tidak dapat berkembang dengan baik. 4. Teknik analisis shift share secara implisit mengambil asumsi bahwa semua barang dijual secara nasional, padahal tidak semua demikian. Bila pasar suatu wilayah bersifat lokal, maka barang itu tidak dapat bersaing dengan wilayah lain yang menghasilkan barang yang sama sehingga tidak mempengaruhi permintaan agregat.

2.4.3. Analisis PDRB dan PDB

Konsep analisis PDRB digunakan untuk mengetahui pertumbuhan PDRB suatu sektor pada suatu wilayah tertentu. Adapun konsep analisis PDRB terbagi atas perubahan PDRB dan persentase perubahan PDRB. Perubahan PDRB didasarkan kepada selisih antara PDRB suatu sektor pada tahun akhir analisis dengan PDRB suatu sektor tahun dasar analisis. PDRB di bagi dua yaitu: PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menggambarkan nilai tambah barang dan jasa tersebut berdasarkan harga pada suatu tahun tertentu tahun dasar, dalam perhitungan ini digunakan tahun 1993 sebagai tahun dasar. Metode penghitungan PDRB dibagi menjadi dua cara, yaitu : 1. Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Metode Langsung Pada penghitungan metode langsung ini dilakukan pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Dari ketiga pendekatan tersebut akan memberikan hasil yang sama. 2. Metode Tidak Langsung Dalam metode ini, nilai tambah disuatu wilayah region diperoleh dengan mengalokasikan nilai tambah suatu kegiatan ekonomi nasional ke dalam masing-masing kegiatan ekonomi pada tingkat regional dengan menggunakan indikator yang mempunyai pengaruh paling erat dengan kegiatan ekonomi tersebut. 2. Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Ada empat cara yang untuk menghitung nilai tambah bruto NTB atas dasar harga konstan : 1. Revaluasi Metode ini dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar. Hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar harga konstan. Selanjutnya NTB atas dasar harga konstan, diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara. 2. Ekstrapolasi Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari maisng-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi misalnya tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya, yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang dihitung. Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap penghitungan output atas dasar harga konstan. Kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan. 3. Deflasi Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga yang berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan Indeks Harga Konsumen IHK, Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB dan sebagainya. Indeks harga diatas dapat pula dipakai sebagai inflator dalam keadaan dimana nilai tambah atas dasar harga yang berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut. 4. Deflasi Berganda Dalam deflasi berganda ini, yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk penghitungan output atas dasar harga konstan biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya. Sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar. Konsep analisis PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB dibagi dua, yaitu : PDB atas dasar harga berlaku dan PDB atas dasar harga konstan. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. Untuk menghitung angka-angka PDB ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu : 1. Pendekatan Produski PDB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun. Unit-unit produksi tersebut dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha sektor. Setiap sektor tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub sektor. 2. Pendekatan Pendapatan PDB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto pajak tak langsung dikurangi subsidi. 3. Pendekatan Pengeluaran PDB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari : 1 pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, 2 pengeluaran konsumsi pemerintah, 3 pembentukan modal tetap domestik bruto, 4 perubahan inventori, dan 5 ekspor neto ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor. Secara konsep ketiga pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang sama. Jadi, jumlah pengeluaran akan sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor- faktor produksi. PDB yang dihasilkan dengan cara ini disebut sebagai PDB atas dasar harga pasar, karena di dalamnya sudah dicakup pajak tak langsung neto.

2.4.4. Rasio PDRB dan PDB nilai ri, Ra dan Ri